Arti sebuah kesabaran

3K 64 3
                                    

Masih subuh saat Farah membuka pintu rumahnya dan menemukan Ayahnya yang berdiri didepan rumah dengan penampilan yang kacau.

Bau alkohol mulai tercium. Sepertinya ayahnya baru minum lagi dan ia baru pulang ketika subuh seperti ini.

Farah merasa ketakutan.

"Kenapa kau lama sekali membuka pintu hah? Dasar bodoh" maki ayahnya dengan cegukan di akhir kalimatnya.

"Aku baru selesai sholat subuh, Ayah" kata Farah takut takut den memberi jalan agar ayahnya bisa masuk dengan sempoyongan.

"Untuk apa ikh kau sholat terus begitu ikh tak akan membuatmu kaya raya ikh tuhan itu tak kasian padamu tau ikh" kata ayahnya disertai cegukan dan mendudukkan dirinya dikursi.

"Ayah.. aku akan siapkan air hangat untuk ayah mandi yah, aku juga mau siap siap ke sekolah" kata Farah.

"Untuk apa kau sekolah? Menghabiskan uang!" Bentak ayahnya langsung dengan berdiri menatap bringas pada Farah.

"Aku juga mau sekolah dan kerja yang bagus nantinya Ayah" Farah gemetaran.

"Kamu sudah berani ngejawab yah dasar anak kurang ajar!"

Farah tersentak ia sangat ketakutan. Tanpa sadar air matanya telah mengalir membasahi pipinya.

"Farah masuk sana!" Farah berbalik dan melihat Farid yang telah berdiri di belakangnya. Farah mengangguk pelan.

"Ayah pulang pulang udah buat masalah dan buat Farah menangis" kata Farid menatap tajam ayahnya. Ia tak suka jika adiknya dibentak bentak dan membuat adiknya sedih.

"Mau jadi sok pahlawan kamu hah?"

"Ayah, sadar! Ayah jangan mabuk mabukkan terus kasian Farah yang terus kena getahnya"

"Ahhh terserah kamu" lalu setelahnya  pria gempal itu melangkah ke masuk kekamarnya meninggalkan Farid yang berusaha meredakan amarah yang sempat bergejolak.

.......

"Kak Farahh"

Farah yang berjalan sendirian untuk ketempat sekolahnya berbalik dan tersenyum menatap Ira yang datang dan menghampirinya dengan setengah berlari, kudung putih seragam SMAnya sedikut berterbangan.

"Assalamualaikum Ira."

Ira ngos ngosan "Walaikumsalam hehe"

"Baru lari segitu ajah udah capek"

Ira nyengir "aku kan gak se strong kak Farah"

"Kamu bisa ajah ih" Farah tertawa pelan.

"Ikut sama aku ajah gimana? Kebetulan kak Hendra juga bawa mobil kog"

Spontan Farah menggeleng cepat. "Hendra? Kurasa itu adalah ide yang buruk"

"Tapi..."

"Iraaa...." panggilan itu menyela perkataan Ira.

Ira dan Farah berbalik ke sumber suara yang rupanya Hendra yang berjalan dengan terburu buru kearah mereka tepatnya Ira.

"Kakak, kak Farah boleh yah ikut kita. Kan kita mau sama sama pengen kesekolah" pinta Ira dengan senyuman di wajahnya.

"Nggak! Kamu mau ngajakin gembel ke mobil kita hah? Kamu pasti udah gak punya otak" Kata Hendra ketus melirik tajam kearah Farah yang justru tertunduk.

Kumpulan Cerpen SpritualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang