part 3

79 1 0
                                    

Akhirnya alan maju untuk memberi kultum di jum'at pagi

" assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah di pagi hari yang cerah ini kita masih bisa menghirup sejuknya udara, dan menatap indahnya ciptaan Allah. Kita masih dalam keadaan sehat wal afiiat alhamdulillah
Baiklah santri-santri yang di rahmati oleh Allah swt
Marilah kita panjatkan puja dan rass syukur kita kepada Allah dan sholawat beserta salam mari kita haturkan kepada nabi Muhammad Saw.

Betewe eniwe baswey ini hari jumat yah temen-temen, kalo hari jumat suka ingat surah al-kahfi tidak?
Kalian pasti tahukan faedah surah al-kahfi.. Kalau pada lupa, tenang saya putri alantas syarif akan mengingatkan

"Rasullah Saw bersabda : barang siapa yang membaca surah al-kahfi pada hari jumat yang pertama akan mendapatkan cahaya dari atas kepala sampai bawah kaki, yang ke dua akan mendapatkan cahaya pada hari kiamat kelak, dan yang ke tiga diampuni dosanya diantara dua jum'at".

Sekarang santri-santri sudah pada ingat?. Subhanallah banget bukan. Jadi ana ingatkan lagi mumpung kita masih diberi kesempatan untuk menyantri jangan lewatkan amalan kebaikan yang satu ini.

" jadi kalo hari jumat inget surah al-kahfi"

Akhirul kalam wassalamualaikum wr.wb".

Tugas kultum paginya pun selesai, Alan tahu betul sebagai senior agar bisa menyampaikan pelajaran dari ustajahnya dan sambil mengingatkan pada dirinya sendiri saat berkultum tadi. Karena memang kegiatan seperti itu selain belajar berbicara di depan, juga saling mengingatkan khususnya diri sendiri dan santri-santri yang mendengarkan dalam hal kebaikan.

'Karena sahabat terbaik adalah sahabat yang saling mengingatkan dan mengajak dalam hal kebaikan'

Ketika anak-anak santri yang lainnya mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah. Sedangkan alan yang memang sudah bebas karena sudah mengikuti ujian akhir memilih untuk masuk kedalam asramanya.
"Teh Alan, kita berangkat sekolah dulu yah.. Assalamualaikum"
"Iya, semangat yah ade-ade ku.. Waalaikumsalam"

Di asrama yang tadinya ramai dan rusuh kini hening dan sepi setelah semua penghuninya berangkat sekolah. Alan yang masih ada di asrama duduk di teras depan merenung. "Ya Tuhan, mengapa nasib ana seperti ini.. Kehilangan sosok dua perempuan yang aku sayangi dan cintai" sambil meneteskan air mata tanpa ia sadari membasahi khimarnya.

Ustajah yang berhati-hati menuju asrama untuk mengecek semua penghuni sudah berangkat sekolah semua atau masih ada yang nyangkut di kasur. Tiba-tiba melihat Alan di teras ia pun mengangetkan Alan.

"Assalamualaikum Alan, kok anti sendirian"

"Waalaikumsalam ustjh".

Alanpun tersadar dari lamunannya setelah ustjh memberi salam dan mencoba menyerka air mata yang sedari tadi membasahi pipinya, meski tahu semua itu sia-sia karena ustjh melihatnya dari tadi.

"Ada apa sholehah,kelihatannya sedang bersedih."

"Gak ada apa-apa kok ustjh, ana cuma kelilipan debu ajah nih matanya"

"Alan, anak ibu yang sholehah gak baik memendam perasaan sendiri, berbagilah kesedian itu pada ibu nak" lirih ustjh Ina agar alan bisa bercerita padanya sambil memegang tangan alan yang terasa dingin sekali.

Alan menatap ustjh ina begitu tajam, ustajah pun seperti mengerti apa yang alan rasakan ketika melihat tatapan itu. Tangan ustjh menyentuh alan memberi kan pelukan hangat dan membiarkan alan bersedih puas di pelukannya.

Di situlah alan merasakan hangatnya pelukan seperti 2 perempuan yang telah pergi dari hidupnya. Dan sampai tangisan itu mereda. Kemudian perlahan Alan melepaskan pelukan itu.

"Nak, ibu mengerti apa yang Alan rasakan. Tapi ingat sayang, menangisi orang-orang yg sudah pergi itu tidak baik. Kasihan ibu dan nenek alan kalo melihat alan menangis seperti ini, cobalah sayang ikhlaskan mereka agar mereka tenang di sana.. Hanya doa lah yang mereka harapkan dari mu nak" ujar ustjh menasehati alan

Alan hanya terdiam bisu setelah mendengarkan nasihat dari ustjh Ina. Dan kini dia memulai untuk mengikhlaskan kepergiannya.

"Nak, anggaplah saja ibu ini ibu mu, ceritalah jika memang perlu di ceritakan, gak baik jika memendam sendiri nanti alan bisa sakit" ucap ustjh ina lagi
"Alan pun tersenyum padanya, terimakasih ibu" alan memeluk ustjh Ina kembali, sama-sama sudah jangan menangis lagi. Yuk kita jalan saja keluar temenin ustjh mengajar anak-anak tpa

"Ustjh ina, bolehkah ana memanggilmu dengan sebutan ibu" alanpun mulai membuka mulut
"Boleh sayang"

***
Seorang anak perempuan memang sangat perlu sosok seorang ibu untuk menjelaskan bagaimana cara menjadi permpuan baik dan mengajari banyak hal dari mulai terbit matahari dan terbenam.
Peran seorang ibu memanglah sangat penting sekali sebagai madrasah pertama. Jadi siapkanlah wahai kaum hawa sebagai guru yang dapat membimbing anak-anak mu kelak nanti, karena peran ibu sangatlah penting.

'Wahai ukhti pendidikan tinggi mu
Bukanlah untuk menjadi karyawati
Lebih tepat untuk menjadi madrasah dini.. Bagi si buah hati'

***
Cukup heula yah reader..
Maafkeun ceritanya kalo banyak typonya.
Semoga kalian bisa menikmati cerita aku yang ini yah
Love you love you all
Tararengkyuu semuaanya

La taghdlob!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang