Part 3 : "Gue ga ngidam!"

309 30 4
                                    


Pagi itu Mingyu panik bukan main. Sejak dini hari Wonwoo mengeluh sakit perut dan berkali-kali keluar-masuk kamar mandi, ditambah lagi sejak dua jam yang lalu suhu tubuh Wonwoo meningkat drastis, ia demam dan sekarang hanya tergolek lemas di atas tempat tidurnya. Mingyu yang belum pernah melihat Wonwoo dalam keadaan seperti itu panik bukan main, ia hampir saja menelfon 119 jika tidak dicegah oleh Wonwoo-dan malah dimarahi oleh Wonwoo karena ia menganggap Mingyu berlebihan.

“Hyung, ini makan dulu buburnya” Mingyu menyodorkan semangkuk bubur yang masih hangat beserta segelas air. Wonwoo bangkit dari tidurnya lalu menyandarkan punggungnya di bantal yang ditata oleh Mingyu untuk menjadi tumpuan Wonwoo.

“Huwek..” hanya satu suapan dan Wonwoo malah memuntahkannya .

“Hyung, jangan-jangan lu ngidam deh hyung” ujar Mingyu yang seketika mendapat hadiah jitakan dari Wonwoo. Mingyu mendengus kesal sambari mengusap kepalanya, kuat juga jitakan Wonwoo walau dalam keadaan sakit.

“Gue gabisa ngidam plis” ujar Won woo sebal dengan suara lemahnya lalu menyingkirkan bubur yang diberikan Mingyu dan kembali merebahkan diri. Mingyu segera menelfon dokter pribadi keluarga Kim, tak berapa lama kemudian dokter Choi datang dan memeriksa keadaan Wonwoo.

“Hyung” panggil Mingyu pada dokter Choi, bagi keluarga Kim, dokter Choi memang sudah seperti keluarga sendiri dan Mingyu pun menganggapnya sebagai kakak tertuanya.

“Hmm...” dokter Choi menanggapinya singkat tanpa mengalihkan perhatiannya dari kegiatan memeriksa Wonwoo.

“Wonwoo hyung kenapa?” tanya Mingyu was-was.

“Gyu, kamu ga apa-apain wonwoo kan?” tanya dokter Choi dengan tampang seriusnya-yang sebenarnya dibuat-buat.

“Eh? Gue ga apa-apain kok hyung, sumpah” ujar Mingyu dengan wajah berusaha meyakinkan dokter Choi.

“Kok Wonwoo bisa ngidam gini?” tanya dokter Choi-masih dengan wajah serius.

“Hah? Ga mungkin hyung.. gue kan ga ngapa-ngapain Wonwoo hyung, grepe aja enggak” ujar Mingyu tak percaya. “Gue belom siap jadi bapak, hyung” ujar Mingyu dengan wajah sedihnya.

“Seungcheol hyung, plis. Gue laki, gue ga diapa-apain sama si item itu, pun kalo diapa-apain gue gabakal ngidam” cerocos Wonwoo dengan suara seraknya. Seungcheol hanya tertawa setelah mendengar penuturan Wonwoo, memang benar apa yang dikatakan Wonwoo. Mingyu saja yang terlalu bodoh untuk bisa dibohongi.

“Lah hyung, kadung panik gue” ujar Mingyu sebal.

“Lu aja ogeb, masa iya cowok bisa ngidam. Plis deh” sahut Seungcheol dalam keadaan menahan tawanya supaya ga kebablasan. Wonwoo yang melihat itu hanya memijiat keningnya, terlalu pening dengan tingkah dua orang yang masih membicarakan ‘ngidam’.

“Lah makannya kan gue kaget hyung. Orang gue ga apa-apain Wonwoo hyung” Mingyu masih menegaskan dengan kata ‘ga apa-apain’ untuk meyakinkan bahwa dia memang tidak bersalah.

“Ga apa-apain ndasmu! Itu kemaren sikat gigi gue lu cemplungin di WC gak lu buang malah dibalikin dan kepake, itu bukan ‘apa-apain’ gue hah?” cerocos Wonwoo sebal. Mingyu mengekeret.

“Lah Gyu, itu to penyebabnya? Wonwoo diare loh ini. Jadi kamu yang bikin Wonwoo kayak gini? Duh, hati-hati dong. Itu bakteri banyak di WC, kalo udah nyemplung ya dibuang aja” ujar dokter Choi menceramahi Mingyu yang hanya tertunduk dengan wajah menyesalnya.

“Gue cuma pengen ngerjain Wonwoo hyung sebenernya” Mingyu mengakui kejahatannya. Ia menatap Wonwoo dengan wajah bersalahnya, sedangkan Wonwoo hanya mendengus kesal dengan tingkah kekanakan Mingyu.

“Tanggung jawab lo, urus sampe sembuh, ato gue laporin” ancam dokter Choi pada Mingyu yang langsung ditanggapi dengan anggukan cepat oleh Mingyu menandakan ia setuju untuk merawat Wonwoo hingga sembuh.

“Iya ah hyung, bawel” Mingyu merengut sebal. Mingyu kemudian mengantarkan dokter Choi hingga pintu gerbang rumahnya.

“Makan dulu obatnya hyung” Mingyu menyodorkan obat dan segelas air sekembalinya ia mengantarkan dokter Choi. Wonwoo menelan pil putih yang disodorkan Mingyu lalu meneguk air di gelas itu hingga tandas.

“Setengah jam lagi baru makan, gue tinggal dulu, mau ngerjain PR” ujar Mingyu sembari merapikan buku-bukunya yang berserakan di meja belajar Wonwoo.

“Tem, beliin bubur ayam ya, pengen bubur ayam” pinta Wonwoo pada Mingyu.

“Yah hyung, udah jam segini juga, mau nyari dimana? Bubur ayam mah tadi pagi hyung adanya” protes Mingyu. Wonwoo merengut mendengar jawaban Mingyu.

“Pokoknya gamau tau, harus beli, kalo ga gue gamau makan. Titik” ujar Wonwoo sebal lalu bergelung dengan selimutnya. Hampir tengah hari dan memang jarang ada tukang bubur yang buka jika sudah melewati jam 10. Mingyu menghembuskan nafas berat, ia harus menurui keinginan Wonwoo agar selamat dari ayah dan ibunya.

“Iya deh iya, gue beliin. Gue kan baek. Apalagi sama yang lagi ngidam kayak hyung.. biasa lah kan ya mood naik tu---”

Buk!

Belum selesai Mingyu mengucapkan kalimatnya, hadiah lemparan bantal dari Wonwoo lebih dulu ia terima.

“Sekali lagi lu bahas ngidam lagi gue lempar lu ke jalan” ancam Wonwoo, kesal dengan ucapan Mingyu. Sedangkan Mingyu hanya nyengir tanpa dosa. Mingyu kembali meletakkan buku-buku yang tadinya ia pegang. Perlahan ia mendekati Wonwoo yang masih menatapnya dengan tatapan membunuh. Wonwoo yang duduk di kasur perlahan memundurkan badannya tetapi terhalang oleh tumpukan bantal.

“Yang numpang siapa yang mau ngusir siapa, hm?” ujar Mingyu sembari memegang dagu Wonwoo. Perlahan ia mendekat lalu berbisik di telinga Wonwoo.

“Kalo gue bikin ngidam beneran gimana hyung?”

“Bego ah!” ujar Wonwoo sembari mendorong tubuh Mingyu menjauh lalu buru-buru menyembunyikan diri di bawah selimut. Sedangkan Mingyu hanya menertawakan kelakuan Wonwoo yang kelihatan salah tingkah.

“Kalo gamau siang-siang yaa tar malem aja deh ya” goda Mingyu lalu kembali mendapat hadiah lemparan bantal dari Wonwoo. Wonwoo kembali bersembunyi di balik selimutnya. Menyembunyikan rona merah yang menjalar di pipinya sembari merutuki tingkah gila Mingyu juga merapal ‘Wonwoo, dia musuh lo! Kim Mingyu item! Kim Mingyu gila!’ berulang-ulang. Yaaah, tanpa Mingyu tahu tentunya.
.
.
.
GARING... hahaha..
Maksa banget gini uhuhuhu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ROOMMATE (Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang