STS 2

8 2 0
                                    

"Kemarin mau ngomong apa yan"Anna bertanya kepada sahabat didepannya ini,mereka sekarang berada disalah satu meja kantin dan suasana kantin yang masih sepi.Dian yang masih celingukan nggak jelas dengan seburat senyuman yang terukir dibibir menampilkan lesung pipinya yang manis. Kemarin sebelum mereka berpisah,Dian membuat janji pada Anna untuk bertemu disekolah pagi-pagi,ingin membicarakan hal yang penting diantaranya dan Alfi yang tengah dihujam permasalahan diantaranya.

"Kenapa sih yan??"ulang Anna,Dian yang melihat sahabatnya yang tak sabaran,mulai mencibir malas,"Tunggu sebentar na.."Tegur Dian masih dengan kepala yang diedarkan keseluruh penjuru kantin yang panjang dan besar,menanti seseorang yang ditunggu.tanpa basa-basi,ia mengeluarkan handphone dari ranselnya dan mengetik pesan pada orang yang tak diketahui olehnya..

"Ihh aku males yan,,kenapa sih??"tanya Anna diselingi dengan kepala yang ia jatuhkan diatas meja,menengelamkan wajah cantik dikedua tangannya.

"Sabar dong na,,yaudah Anna,Alfi mau dateng,,dia ngajak ketemuan pagi ini,aku gugup sama dia sekarang setelah sekian lama nggak ketemu dia lagi na,makannya aku ajak kamu pagi ini,,jangan marah ya.."jawab Dian jujur,Anna mulai menegakkan wajahnya,melihat sahabatnya didepannya itu,rasa menyesal mengelubungi dirinya,bagaimana bisa dia menemani sahabatnya yang ingin bertemu hanya untuk berpacaran,secara dirinya sampai sekarang belum punya tambatan hati sama sekali..

"Kok gitu sih yan,,itu kan urusan kamu sama Alfi,aku nggak ada sangkut pautnya.."ucapku,menolak keinginan sahabatnya yang memintanya untuk menemaninya bertemu dengan sang pacar,dari pada nanti timbul rasa iri,meningan ia pergi ke kelasnya

Dian menghela nafasnya perlahan "Dia cuman mau ngasih tau hal penting na,cuman sebentar.."jawab Dian memohon..

"Itu masalah kamu,aku males ngeliatin orang berduaan umbar-umbar kemesraan,abis itu aku jadi obat nyamuk deh.."ujar Anna malas,Dian hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya satu ini,"Bahkan kamu obat panu na..hahaha"ejek Dian,Anna yang mendengar hanya mencibir malas sang sahabat yang masih tertawa setelah mengejeknya mati-matian

Setelah beberapa detik kemudian,dari gerbang kantin terlihat laki-laki tegap,bertubuh tinggi dan berkulit sawo matang datang bersama perempuan disampingnya yang sangat tak asing dengan dimatanya,,itu saudara tirinya,,Sehan..

Kenapa Sehan harus ikut andil dalam masalah ini,sudah cukup ia membuat onar hubungan Dian dan Alfi.Anna yang sibuk melihat kedua insan yang sedang berjalan menuju kesini,menengok kearah Dian yang tampak bingung dengan situasi seperti ini.'bukannya Alfi yang ngajak Dian ketemuan berdua dikantin,kenapa Sehan ikut??'pikir Anna dalam hati..

Mereka pun berhenti disisi samping meja yang ditempati Anna dan Dian,masih dalam keheningan,

"Morning.."sapa Alfi memecahkan situasi sekarang yang begitu canggung.

Dian hanya mengangguk masih sabar dengan situasi sekarang  "Ayo duduk dulu," Alfi dan Sehan pun duduk "Mau minum apa??"lanjut Dian bertanya pada Alfi dan Sehan.

"Nggak usah!!"tegas Sehan ,Dian masih terus tersenyum walau hatinya mungkin menjerit kesakitan dengan apa yang ia lihat sekarang,melihat accident yang tak seharusnya ia lihat,Dian begitu sabar,tak mau muncul salahpaham yang akan memperbuntu hubungannya dengan Alfi.

Tak lama Alfi pun membuka suara "Yan,kuharap kau ngerti keadaanku sekarang ya"Alfi menarik nafasnya sambil memejamkan matanya sebentar lalu menatap Dian kembali "Sehan hamil.."

"APAAA??"pekikku bersamaan dengan Dian,kaget bukan main,bagaimana bisa adik kesayangannya yang sudah dianggap adik sendiri,berlaga seperti dirinya adalah wanita penghibur para lelaki,'apa Sehan tidak berfikir apa yang dia lakukan dengan pacar orang lain,dan akhirannya??'batinku. Anna yang masih melongo,meresapi apa yang barusan Alfi,pacar Dian ucapkan,still can't believe..

Terlihat Dian yang matanya sudah berkaca-kaca,tak dapat dipungkiri dia sangat sakit hati,dikhianati oleh seseorang yang sangat ia sayang,bahkan mencintainya sepenuhnya.

Dian pun berdiri,pergi dari kantin yang kini terlihat sudah sedikit ramai tanpa tujuan yang pasti,,"Dian,,Dian please dengerin aku dulu"teriak Alfi seraya berlari menyusul sang kekasih yang sakit hati dengan ulahnya..

Kini hanya ada aku dan Sehan dimeja bundar kantin bernomor 7,masih hening diantara kita berdua.."Sehan,apa yang terjadi Sehan??"tanyaku,mulai terbenangnya air mata dipelupuk mata,tak percaya,apa yang dilakukan dengan adik perempuannya ini."Apa Sehan!!"bentakku sedikit kencang sambil menguncang kedua lengannya.

"Aku tau aku salah kak,tapi kakak nggak usah ikut campur urusan aku.."ujarnya,dengan kepala yang ditundukan, Tak habis fikir,beberapa bulan lagi perutnya akan membesar,hasrat hanya akan memuaskan diri sesaat,apa Sehan sanggup mengurus janinnya itu,dan dia akan dikeluarkan disekolah,dia masih terlalu belia untuk ini semua,,

"Ini urusan kakak juga Sehan,kamu tau kan Alfi itu siapa Dian??apa kamu nggak pernah berfikir disitu Sehan,ayah ibu kamu ngurus kamu selayaknya anak,mereka menikah saat sudah mapan,dan sekarang apa,Alfi masih sekolah sehan,,kamu bakal dikeluarin disekolah,,"tegasku..

Sehan tersenyum licik kepadanya "Aku bisa aborsi kak.."ucapnya enteng. Anna yang mendengar ucapan dari mulut sang adiknya itu,menggeleng keras kepalanya "Apa-apaan kamu huh,kamu yang salah,bukan anak kamu!!"ujar Anna dengan nada tinggi dan sedikit membentak.

"Dia hidup,ngehancurin hidup aku kak,lebih baik dia nggak ada"

"Kamu boleh lakukan apapun untuk masa depan kamu sendiri,kakak masih setuju,tapi kakak nggak setuju kalo kamu sampe ngebunuh calon benih yang kamu sama Alfi buat didalam rahimmu itu.."perintahku..

"Lagian bukan aku yang salah kak,Alfi yang dateng kerumah,ayah ibu kan ke Singapore,jadi cuman aku berdua sama dia,dia ngehujang aku gitu aja kak"

"Nggak mungkin,pasti kamu ngegoda dia kan dengan cara berpakaianmu,dan gerakan-gerakan yang menaikkan hasratnya..Kakak tau Alfi,Sehan,,dia udah pacaran sama Dian pas kayak kamu,dan selama ini Dian nggak pernah diapa-apain sama Alfi,Alfi yang ngelindungin Dian,dia nggak akan berbuat sefatal itu,kecuali kalo kamunya---"

"Kakak nuduh aku??"

"Maksud kakak nggak gitu Sehan,kamu itu perempuan,kamu memang anak dari saudagar kaya raya,tapi hidup bukan hanya mementingkan harta,tapi harus memikirkan masa depan,kamu masih kecil Sehan,kamu udah memberikan harta paling berharga milikmu untuk laki-laki yang yaa itu bukan seharusnya kau beri,dia bukan untukmu Sehan.."tegurku,Sehan yang menunduk mulai bisa merasakan apa kesalahan yang ia buat,tak habis fikir,malam yang ia kira akan membawanya ke surga kenikmatan,hilang sesaat,tapi masih ada yang membekas dari itu semua,itu adalah janin yang ia kandung selama beberapa minggu lalu,yang ia buat bersama kekasih orang lain,ia merasa dirinya adalah wanita murahan,yang tak pantas dihargai sedikitpun,seorang calon ibu yang brengsek untuk si calon anak.

"Maaf.."lirih Sehan dengan pelan,tak mampu berbicara karna ia mengaku bersalah,apa yang harus dia bilang orang tuanya?,apa dia akan diusir?,apa Alfi mampu bertanggung jawab?,apa semua orang akan membencinya selamanya?. Pertanyaan itu terus berputar dalam benaknya..

"Kamu harus menerima akibat yang kamu telah lakukan"ucap Anna,lalu meninggalkan Sehan yang menangis sekencangnya dimeja itu,tak ada orang yang peduli,dia memang brengsek sangat brengsek.

#bersambung..

1121 words..

semoga suka..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

side to sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang