24 September 2016
Pergantian judul akan dilakukan nanti malam:)
Gail ada di atas.
***
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 02:00 dini hari. Biasanya, di waktu-waktu seperti ini, Naya masih menggeliat dengan malas di ranjang king size miliknya, bukan malah bercapek-capek duduk di kursi rumah sakit seperti ini.
Pun Naya meregangkan otot-otot pegalnya yang serasa habis mengangkut 2 kuintal beras pada punggungnya. Ia mengerjapkan mata berkali-kali, tak sadar bahwa separuh dirinya telah pergi ke alam mimpi.
Naya melirik ke arah kanan dan kiri, kosong. Ia tak menemukan sesosok Gail di dekatnya.
"Gail mana?" begitu nada panggilnya yang lebih terdengar seperti pertanyaan kepada diri sendiri.
Segera Naya beranjak dari tempat duduk nan menyiksa itu. Ia melangkahkan kaki untuk melihat sekeliling rumah sakit, dan untuk mencari Gail juga tentunya.
Beberapa lorong telah Naya lewati, namun tak kunjung ia menemukan keberadaan kakaknya itu. Naya menghela napas panjang begitu didapatinya pintu keluar rumah sakit yang mulai ramai karena banyak penjenguk yang ingin pulang ke rumah mereka masing-masing.
Pasti Gail pergi keluar, kurang lebih seperti itulah pemikirannya.
Lantas Naya berjalan beriringan menuju lobby rumah sakit bersamaan dengan penjenguk yang lain. Ia memasukkan telapak tangan ke dalam saku jaketnya ketika udara dingin menyeruak masuk ke dalam rongga kulitnya.
Setelah sampai di halaman depan, Naya melempar pandangan ke segala penjuru, berharap bahwa Gail berada dekat dari sini sehingga ia tak perlu repot-repot berjalan yang tentu saja akan menambah lagi pegal di seluruh inci kakinya.
Ditelitinya semua objek dari ujung kiri sampai ujung kanan. Ia hanya melihat kendaraan-kendaraan yang melintas laju di seberang jalan raya, dan ... Oh, tunggu. Naya seperti melihat sebuah kolam mancur sederhana yang dikelilingi pohon sakura di pinggir jembatan sana.
Jangan tanyakan mengapa Naya hanya melihat tempat tak seberapa mewahnya itu dibandingkan objek-objek yang lain. Karena, Naya sangat menyukai kolam mancur. Kolam mancur adalah sebuah tempat yang sangat romantis, melebihi romantis malah, katanya.
Tak usah muluk-muluk, mendapatkan pria yang menyatakan cinta padanya di bawah sinar sang rembulan, dengan sebucket bunga mawar merah, dan disaksikan oleh benda berair itu, merupakan salah satu dari berjuta-juta impian kecil Naya saat ia melihat kolam mancur untuk yang pertama kalinya.
Ah, bibir Naya kini berkedut, tak kuasa menahan senyuman geli manakala ia membayangkan impiannya yang terdahulu. Ia jadi sampai lupa untuk mencari Gail.
Naya menggelengkan kepala untuk sepersekian detik, langkah kakinya bersiap-siap untuk membawa gadis itu menyusuri daerah sekitar rumah sakit.
Namun, baru saja kaki kanannya menapak, retina Naya tak sengaja menangkap siluet pria berbadan tegap yang sedang duduk membelakanginya di depan kolam mancur itu. Kepala pria tersebut pun tertunduk, menggambarkan bahwa kepedihan tengah menimpa dirinya.
Mata Naya menyipit seketika, kemudian ia bergumam, "Gail?"
***
Gail menyesap malas secup kopi hitam ditangannya. Ia pun menghembuskan karbondioksidanya yang terlihat seperti kepulan asap di udara.
Suasana tengah hari di Tokyo, memanglah dingin. Namun, Gail dengan santainya tak memakai jaket atau pun pakaian hangat lainnya. Hanya t-shirt hitam bertuliskan 'Nirvana' dan jeans panjang berwarna navy yang melekat pada tubuhnya.
Lama melamun menatap kolam mancur di depannya, Gail merasakan aroma khas rokok di sampingnya. Ia pun menoleh.
"Mau mati lo, malem-malem gini make kaos oblong kayak gitu?" ucap seorang perempuan yang ternyata adalah sumber dari bau tak mengenakkan tersebut.
Mendengar perkataan perempuan tadi, kening Gail berkerut. Ia kemudian memperhatikan pakaian yang dikenakan perempuan ini.
Sebuah lingerie hitam dengan tali selidi menempel cantik pada tubuh idealnya, tak luput dengan sepasang high heels berwarna senada yang ia tenteng di tangan, menjadi pelengkap penampilannya. Terlihat sangat feminim, namun tidak cocok dipakai saat tengah hari begini.
Gail menatap sinis kepada gadis yang sekarang sedang mengapit benda silinder di tangannya itu. "Apa peduli lo? Lo bahkan nggak kenal gue sama sekali. Dan ... sebentar, lo ... tau dari mana gue orang Indo?"
Perempuan itu malah tertawa. "Apa peduli lo, kalo gue tau lo orang Indo?"
"Ck," Gail memutar bola mata. "Terserah."
***
"Udah selesai merenungnya, hm?"
Pertanyaan itulah yang keluar dari mulut Naya begitu ia melihat Gail tengah berjalan gontai mendekatinya. Gail tak menggubris, ia justru langsung menjatuhkan bokong di kursi tunggu rumah sakit.
"Tadi gue liat lo di deket jembatan. Lo pengen gue samperin, tapi keburu keduluan sama cewek. Ya udah deh, nggak jadi," terang Naya, padahal Gail sama sekali tak bertanya.
"Cewek itu aneh." sahutan Gail membuat Naya mengernyit bingung, "Typikal bad girl setengah mateng."
"Eh, buset, ada kali?" tanya Naya heran.
Sedangkan Gail bergidik. "Entah, gue ... ngerasa ada yang beda aja sama dia. Dia perokok, tapi dari aura dalem tubuhnya itu, nggak sama kayak jati diri luarnya. Di saat gue diem, dia juga ikutan diem. Terus gue coba nanya tempat tinggalnya dimana, modus-modus gitu pengen nganterin dia pulang, tapi dia malah pergi. Kurang ajar banget kan, masa cogan semacam gue dianggurin kayak gitu?"
"Well ... lo pasti udah nanya kan namanya siapa?" tanya Naya yang sudah mulai telarut dalam percakapannya bersama Gail.
Gail melanjutkan kembali ceritanya. "Gue nggak terlalu denger. Gue cuma denger huruf depannya."
"Apa?"
"Inisialnya, 'D'. Satu kata. Menurut lo apa, Nay?"
Naya tak menjawab, melainkan mengalihkan pandangan sebentar, lalu kembali menatap kakaknya yang sudah berhenti dari cuitannya. Ia terkekeh pelan ketika melihat Gail yang sepertinya masih bertanya-tanya tentang nama gadis itu.
"Udah, lah, Il. Nggak usah dipikirin. Toh lo juga nggak bakal ketemu sama dia lagi ini." ucap Naya.
"Kalo ketemu lagi gimana?"
"Ya, berarti ... jodoh."
A/N:
Anj gue php lagi:'( sorry, chapt flashback Naya belum selesai, dan gue jamin masih PANJANG.
Sekarang, gue pusing, oke sip. Karena gue ada project cerita baru *asekk* sama tiga temen gue.
Doain, ya, semoga ceritanya cepet dipublish:) genrenya random. Alurnya kurang lebih sama kek cerita gue ini, maju mundur. Dan ceritanya tentang anak-anak dgn imajinasi di atas rata2 yg udh bareng2 selama hampir 3 thn.
Kan, gue berkicau lagi. Udeh lah, gue cuma minta:
KALO UDAH DIPUBLISH JGN LUPA SAMA VOTENYA, YA!
WKWKWKWK.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dark Past
Teen Fiction[UN-PUB] Mulanya, baik-baik saja. Sang perempuan sibuk dengan beberapa masalah masa mudanya, dan sang lelaki yang masih belum bisa 'move on' dari segala macam permasalahan yang menyangkut pautkan nama dirinya di daftar absensi siswa pembuat onar dal...