Aku yang sudah terlanjur melihat pria misterius aka tetangga ku itu tidak bisa tinggal diam. Aku pun langsung mengikutinya berharap dapat menanyainya beberapa pertanyaan. Maksud ku, disini ada kasus dan poin penting nya adalah setiap korban memegang sebuah strawberry, dan dia si pria misterius itu baru saja melewati kerumunan sambil memegang sebuah strawberry! Sekarang siapa yang tidak curiga dengan perilakunya itu? Memang kita tidak boleh menuduh orang sembarangan. Apalagi dengan kasus pembunuhan seperti ini. Tapi tetap saja semua ini membuat ku penasaran. Dengan cepat aku mengejarnya. Ya tuhan, dia berjalan cepat sekali. Aku pun mengikuti nya masuk ke sebuah gang di sisi-sisi bangunan tinggi. Ewww gang yang sangat lembab dan becek. Aku meringis saat melihat sneakers kesayangan ku menginjak kubangan air. Sedikit lagi aku dapat meraih hoodie pria itu. Saat tangan ku sudah memegang hoodie nya dia berbalik dan mendorong tubuh ku ke dinding bangunan dan mencekik leher ku.
Brakkk
"Apa-apa an kau ini! Lepaskan aku!" Aku berusaha melepaskan cekikan tangannya. Walau pun ini tidak erat tapi tetap saja aku terganggu. Dia hanya diam. Aku masih tidak bisa melihat matanya. Hanya sedikit terlihat wajahnya yang pucat, hidungnya yang mancung, bibirnya yg Indah. Oh tuhan, apa yang aku pikirkan saat ini! Dia orang jahat dan dia sedang mencekik ku! Aku masih berusaha menggapai tudung hoodie nya untuk melihat keseluruhan wajahnya, namun dia malah mempererat cekikan nya.
"Alice...!!!" Aku mendengar suara karin. Aku dan pria itu sama-sama menoleh ke arah suara. Di ujung gang terlihat karin yang tampak shock. Dia langsung berlari ke arah ku. Pria misterius itu sudah melepas cekikan nya dan berlari kabur. Aku langsung terduduk karena cekikan nya barusan makin erat. Karin langsung menghampiri ku.
"Alice, kau tidak apa-apa?" Karin terlihat khawatir. Dia langsung memeriksa leher ku.
"Tidak, aku tidak apa-apa karin."
"Tidak apa-apa bagaimana?! Aku baru saja melihat orang itu mencekik mu. Kita harus lapor polisi." Karin langsung mengeluarkan ponsel nya dari saku nya. Aku buru-buru menghentikannya.
"Karin tunggu. Jangan gegabah. Lebih baik kita ke tempat yang aman, aku akan menceritakan semuanya."
Aku dan Karin pun langsung mencari cafe terdekat untuk menenangkan diriku. Aku tidak shock atau bagaimana. Hanya sedikit takut. Menurut mu bagaimana kau bisa tenang berada di rumah jika tetangga mu seperti itu! Aku pun menceritakan semuanya pada karin, mulai dari pria misterius tadi yang merupakan tetangga ku, lalu kasus yang tadi ku liput hingga barang bukti strawberry dan saat pria tadi membawa strawberry di tangannya. Karin terlihat kaget sekaligus bingung.
"Apa kau tidak curiga?" Karin menanyakan hal itu. Kurasa karin berpikiran yang sama dengan apa yang kupikirkan.
"Dia pembunuhnya?" Aku langsung saja to the point pada topik yang kami bicarakan. Kurasa semua orang akan berpikir seperti itu pada awalnya.
"Yup, aku rasa begitu. Karena dia tetangga mu, bagaimana kalau kau mengawasi nya. Ini akan menjadi berita yang fantastic kalau dia memang pelakunya dan kau yang mengungkap kejahatannya alice!"
Karin berkata dengan sangat bersemangat. Dia pikir aku gila.
"Dan menyerahkan diriku dengan cuma-cuma kepada pembunuh berantai itu maksud mu? Oh tidak thanks. Aku lebih baik hidup seperti biasanya Karin." Tentu saja aku langsung menolak mentah-mentah ide nya.
"Alice kau akan naik jabatan, kau tidak perlu takut."
"Maksud mu apa karin?"
"Kau awasi dia, laporkan jika terjadi sesuatu. Kau harus selalu membawa handphone mu kemana saja. Yah anggap saja itu senjata mu."
"Kau berbicara seakan itu semua gampang dan lawan mu hanya seekor semut karin." Aku benar-benar tidak habis pikir. Aku juga ingin sekali mengawasi orang itu, tapi siapa yang tau jika nyawa ku bisa melayang kapan saja.
"Pikirkan ini semua baik-baik alice." Karin masih saja merayu ku. Kepala ku masih dipenuhi berbagai taktik atau cara yang bisa kupakai untuk mengajak bicara pria misterius itu. Mungkin aku harus mencoba nya besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You??!
Teen FictionMungkin hanya perasaan ku saja atau bagaimana, tapi tetangga baru ku itu terlihat aneh tapi juga misterius ntah lah. Aku berharap dia tidak bermaksud jahat dengan terus menatapku lalu masuk kembali kerumahnya dan Oh tuhan.... tidak bisakah dia melep...