still cant move on?

31 2 1
                                    

Pagi ini aku terbangun dengan mata yang masih sembab, aku menangis sepanjang malam. Jujur aku tidak menangisi lelaki bajingan itu ya yang ku maksud adalah lelaki bajingan yang kemarin sore memutuskan ku sebelah pihak di depan pacar barunya sambil menggenggam tangannya erat lalu tersenyum bahagia. Ya dia alex! Dia memang bajingan! Harus berapa kali aku mengatakan dia bajingan? Aku menangisi kebodohan ku yang sudah mau menerima cintanya padahal sahabat-sahabatku sudah memberi tahu ku kalau dia adalah playboy kelas kakap! Ya aku memang bodoh sudah mengabaikan kata-kata sahabatku. Orang bilang kata-kata dari sahabatmu adalah yang paling benar, tapi buta akan Cinta memang menyebalkan. Aku harus segera meminta maaf pada larissa dan karin karena sudah menjadi orang bodoh. Akhirnya aku beranjak juga dari tempat tidur ku, bercermin dan melihat pantulan diriku sendiri yang sudah seperti orang gila. Lihatlah kantung mata yang menghitam itu, apa-apaan itu??! Bagaimana kau akan bekerja nanti alice? Aku langsung mengambil es dan mengkompres kedua mata ku agar lebih membaik dan langsung menjalankan rutinitas harianku sebelum berangkat bekerja. jacket bomber dan jeans dipadu sneakers abu-abu. Yup aku siap menjalani hari-hari ku tanpa terikat lagi. Aku membuka pagar rumah ku dan ku lihat orang misterius kemarin duduk berjongkok di depan rumahnya tetap dengan hoodie tertutup nya. Aku bersumpah arah pandangnya adalah rumah ku. Aku yakin itu. Aku berjalan perlahan menuju orang itu lagi bermaksud mengajaknya berkenalan karena dia tetangga baru ku. Seperti kemarin lagi saat aku mendekat dia langsung masuk ke dalam rumah dan membanting pintu lagi?! Apa maksudnya? For god sake! Aku bukan orang jahat dan kenapa harus membanting pintu? Tidak bisakah biasa saja? Aku langsung menutup pagar ku dan melanjutkan perjalanan ku ke tempat ku bekerja. Aku bekerja sebagai jurnalis di salah satu stasiun televisi. Lebih tepatnya jurnalis investigasi. Aku lebih sering bekerja di luaran mencari berita atau kasus-kasus kejahatan. Karena itu pakaian bisa dibilang ugal-ugalan atau tidak formal. Sampai di kantor aku langsung menuju meja kerja ku dan menemukan note tertempel di komputer ku "have a nice day girl". Aku langsung mengambil note tersebut dan membuang nya ke tong sampah.
"Hey girl, ya ampun apa kau baik-baik saja alice?" Barusan adalah larissa dia tiba-tiba saja muncul dan heboh di pagi buta seperti ini. Yah dia memang heboh.
"Yahh aku baik-baik saja larissa dan tolong pelankan sedikit suara mu" aku langsung duduk di bangku ku dan melihat-lihat jadwal ku hari ini.
"Ups sorry. Apa kau yakin? Kau seperti habis menangis" larissa terlihat khawatir. Dia memang sahabat yang sangat berlebihan dan tahu betul apa yang dialami sahabatnya.
"Aku putus dengan alex"
"What??!!!!" dia berteriak sekencang-kencangnya saat aku berkata datar tentang permasalahan ku. Lalu dia melihat ke sekeliling dan menunduk-nunduk meminta maaf. Aku hanya bisa melihatnya pasrah.
"But why?" Dia bertanya dengan lebih pelan kali ini.
"Yahh kalian benar, aku memang bodoh tidak mendengarkan kata-kata kalian saat itu. He is so damn shit!"
Aku membereskan meja kerja ku yang tampak sedikit kotor.
"Owhh sweety dont worry. Masih banyak ikan di laut girl" dia tersenyum sambil mengucapkan itu. Aku pun ikut tertawa.
"Yah masih banyak ikan di laut dan aku harus berenang bersusah payah untuk mendapatkannya. Right!" Aku masih membereskan note-note yang bertebaran di meja kerja. Ups apa ini? Note gombalan lainnya? Maaf saja tapi aku tidak tertarik. Kembali ku buang note menyebalkan itu.
"Hey apa itu?" Larissa memungut note yang baru saja ku buang. Eww apa dia tidak merasa jorok atau apa. Yah dia larissa afterall, she's my bestfriend u can say she's disgusting sometime. Tapi kau bisa mempercayainya walaupun aku pernah tidak percaya padanya. Yah kebodohanku.
"Hey beauty, lets make love. Holy shit!!" Yah aku tau dia pasti akan berbicara seperti itu setelah melihat note barusan. Me too!
"I know right?!!" Aku tidak mempedulikannya dan tetap melihat-lihat jadwal kegiatan ku hari ini. Dia masih berkutat dengan note itu. Dasar keras kepala.
"Apa steven masih sering menggoda kau?" Wajahnya terlihat tanda tanya besar.
"Yup all day all time" aku masih tidak peduli. Steven adalah karyawan kantor ini juga. Aku tau dia menyukaiku sejak lama. Tapi siapa yang mau menerima pria mesum seperti dia? Hell no for me. Matanya jelalatan setiap melihat ku. Aku benar-benar tidak tahan melihatnya. Karena itu aku mengabaikannya.
"Kau harus berhati-hati alice, siapa yang tau kalau suatu saat kau akan di perkosa olehnya" what??!!!
"Ur mouth!!! Perkataan itu doa larissa!! Go away" aku sudah tidak tahan. Aku harus bekerja dan melupakan semua msalah ku bukannya malah memperparah masalah ku.
"Alright babe. See ya" akhirnya larissa pun pergi dan aku bisa lanjut dengan jadwal ku.
Pikiran ku masih belum bisa normal seperti sedia kala, menurut mu siapa yang akan bisa move on dengan cepat dan diputuskan secara sebelah pihak?? That bastard! Aku mulai membereskan meja kerja ku yang walaupun sudah terlihat rapi. Jadwal ku hari ini mencari berita kelanjutan kasus yang ada di blok terdekat. Note kecil ku kubuka kembali. "Pembunuhan berantai" terpampang jelas judul yang sudah kutulis di note kecil ku itu. Kasus ini berbeda dengan kasus lainnya, kasus ini seperti sengaja diperlihatkan bahwa itu merupakan kasus pembunuhan sebagai jurnalis aku jadi bisa membedakan kasus yang satu dan yang lainnya.
korban sudah 3 orang dan keseluruhan nya adalah seorang wanita muda dan semuanya adalah mahasiswa. Setiap ada pembunuhan pasti pelaku meninggalkan sebuah strawberry di samping kepala korban. Menurut ku ini kasus yang sangat aneh! Untung apa dia melakukan itu, maksudku kau bisa saja langsung membunuh tanpa harus meletakkan strawberry di samping kepala pelaku kan? Tidak aku tidak bermaksud buruk hanya bingung dengan semua kasus ini. Aku pun segera bergegas menuju lokasi kejadian, sudah banyak reporter maupun kru yang berkumpul di rumah ini karena ini merupakan bahan berita yang tidak bisa dianggap biasa. Aku langsung bertanya kepada kru yang lain bagaimana kelanjutan kasus berlari kesana kemari menanyai pada saksi dan mencatat di note kecil ku. Disaat sibuk seperti itu, disaat itu lah aku melihat tetangga misterius ku itu. Masih tetap dengan hoodie hitam yang hampir menutupi seluruh wajahnya dan tangan yang memegang strawberry berjalan melewati sekerumunan orang ramai. Aku berani bersumpah aku melihat senyum kecil nya itu. Walau sepintas tapi itu berhasil menarik perhatian ku.

Who Are You??!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang