Part 4

92.7K 1.9K 8
                                    

Tiga jam kemudian Queen berjalan kembali ke kamarnya setelah berjanji pada Jerry untuk sarapan bersama besok ia pun memasukkan kunci kamar dan membukanya.

Dengan perasaan bahagia karena bertemu teman lama ia menyalakan lampu dan meraih telpon untuk memesan makan malam diantar ke kamar dan masih belum melihat sesosok pria yang memandanginya dari sudut kamar itu.

“sedang bahagia rupanya” ucap suara di belakang Queen dan otomatis ia berbalik badan ke arah asal suara tersebut.

Queen terkejut disusul dengan rasa marah mengaliri darahnya

Berani-beraninya pria itu masuk ke sini!

“bagaimana bisa kau masuk ke sini” Queen memelototi pria itu.

“aku hanya bilang ke manajer hotel kunci-mu hilang dan dia memberikan kunci cadangan padaku.”

Masih menatap marah pria itu Queen berkata “apa sih mau mu kenapa kau menggangguku, padahal kau dapat memilih dari banyaknya wanita di luar sana yang akan memujamu.”

Marcus berjalan mendekati wanita itu sampai jarak mereka hanya sejangkauan tangannya lalu membungkuk dengan bibirnya mendekati telinga wanita itu dan berbisik  membuat wanita itu bergidik kaku “sudah pernah kubilang bukan kau milikku dan aku tidak menginginkan wanita lain selain kau” Marcus kemudian menciumi leher jenjang wanita itu mendaratkan kecupan-kepucan ringan yang membuat wanita itu mengerang.

“aah..” Queen tanpa sadar mendesah kedua telapak tangannya naik ke dada Marcus entah untuk mendorong atau menarik pria itu mendekat kemudian ciuman pria itu bertambah intens.

Queen merasakan hawa dingin kemudian ia pun melihat ke bawah, menyadari pria itu sudah membuka pakaiannya dan menatap payudaranya yang menegang karena gairah dan hawa dingin yang membuat puncaknya semakin keras dan menegang.

Marcus menghisap leher wanita itu sampai ke dadanya yang menyembul keluar dari bra sutra yang dipakai wanita itu meninggalkan tanda merah, ia sengaja meninggalkan jejak itu tanda bahwa Queen miliknya. Lalu Marcus melihat puncak wanita itu yang menegang, sengaja ia tidak melepas kain penutup payudara wanita itu dan menggoda puncak payudara Queen dari balik kain itu.

Tangan Queen yang tadinya berada di dada Marcus sekarang merayap ke leher pria itu dan mendekap erat Marcus yang sedang menghisap payudaranya dengan lahap.

“Marcus…ah~…jangan berhenti” perintah Queen dan melengkungkan tubuhnya, memberikan pria itu akses lebih pada Marcus.

“tidak akan sayang…” kata Marcus di sela-sela hisapan mulutnya kemudian pria itu mengangkatnya membuat Queen terpekik kecil.

Merebahkan wanita itu di ranjang Marcus pun menindih wanita itu dibawah tubuhnya kemudian mencium bibir wanita itu yang membuatnya selalu ketagihan bagai candu untuknya.

“bibirmu begitu manis sayang, membuatku ketagihan mencium mu” Marcus kembali mencium wanita itu

“dan payudaramu indah, begitu halus dan putih dengan puncak yang berwarna merah muda” Marcus memainkan puncak payudara itu dengan ujung kukunya dan disambut dengan erangan nikmat Queen.

Menggeliat-geliatkan tubuhnya Queen sudah tidak bisa berpikir larut dalam gairahnya sendiri lalu tiba-tiba ia tersadar karena bunyi ketukan di pintu “Marcus” panggilnya.

Marcus yang masih dikuasai gairahnya sendiri masih dengan asik menjelajahi tubuh wanita itu sampai ia tersadar bahwa Queen mendorongnya menjauh dan memanggil namanya dengan kencang.

“Marcus!” panggil Queen dengan lebih keras.

Tubuh Marcus menjadi kaku dan ia mendongakkan wajahnya sampai mata tajamnya bertatapan dengan wanita itu, menatapnya tanpa berkedip

room sevice

Queen mendorong lagi pria yang berada di atasnya itu, mengambil pakaiannya yang dilepas pria itu dan membuka pintu

“biar aku saja.” Queen tersenyum ramah walaupun sedikit gemetar dan mengambil troli itu dari pelayan kemudian membawanya masuk ke kamar setelah memberikan tip untuk pelayan itu.

Di dalam kamar senyum yang tadi diulasnya menghilang ketika bertatapan dengan pria itu “keluar” perintah Queen tegas.

“urusan kita belum selesai Queen” Marcus pun keluar setelah melemparkan seringainya tubuhnya masih tidak nyaman dengan bagian bawahnya yang belum mendapat kepuasan.

***

Merasa sedikit lega saat pria itu meninggalkan kamarnya Queen terduduk lemas di ranjang hotelnya, ia masih bisa merasakan bibir pria itu di tubuhnya yang masih bergairah.

Bodoh bodoh bodoh

Queen memarahi dirinya sendiri yang terlalu hanyut oleh gairahnya hingga menjadi orang yang lemah. Tidak akan lagi, janji Queen pada dirinya sendiri mulai detik ini ia akan menjauh dari pria itu.

***

sorry uploadnya dikit ><

ide lagi kesendet + lagi bnyak buku yg blom dibaca

hehehe.... ^^

Because You're MineWhere stories live. Discover now