Part 2

116K 2.2K 24
                                    

Tiba di rumahnya Queen menutup pintu apartemennya dengan tubuh gemetar menahan tangis. Ia marah dengan Marcus dan dirinya sendiri karena ia merasa bergairah saat pria itu berbuat hal-hal yang tidak ia inginkan itu.

Kenapa tubuhnya tidak mau menurut apa kata otaknya? Mengapa ia bergairah pada pria itu?

Memang dari segi ukuran tubuh dan wajah pria itu ada di atas rata-rata, Marcus mempunyai tubuh atletis yang mengagumkan dan wajah yang akan membuat seorang model iri tetapi ia kan bukan perawan tua yang bernafsu karena pertama kali melihat pria tampan.

Pertanyaan-pertanyaan itu berputar-putar dalam benaknya selama sisa malam itu.

***

Besoknya Queen bangun kesiangan iapun menelpon sekertarisnya di kantor mengatakan ia tidak masuk hari ini karena tidak enak badan dan memang ia tidak berbohong, tubuhnya terasa pegal terutama di bagian kewanitaannya yang semakin mengingatkannya akan kejadian semalam.

Duduk di meja makan setelah memakan sarapannya yang bisa dibilang makan siang ,Queen merasa ia sudah cukup mengasihani diri ‘Queen yang biasa merupakan wanita yang akan melawan balik bila ditindas’ pikirnya.

Dengan tujuan baru itu ia mempersiapkan balas dendamnya pada pria itu dan persetan dengan semua alasan yang mendasari perlakuan pria itu padanya, ia tidak akan peduli atau ingin mencari tau.

Yang pasti Queen akan mempersiapkan diri untuk perang dengan pria itu tapi sekarang yang ia butuhkan adalah  berendam dengan air hangat untuk menghilangkan sedikit rasa nyeri di pangkal pahanya.

Ia menyalakan air dan sambil menunggu air di bak penuh ia mengambil Ipod serta headset di kamarnya  kemudian kembali ke kamar mandi, mematikan keran air dan masuk ke dalam air hangat itu.

Queen mendesah, merasa nyaman. Iapun memasang headset dan menyalakan lagu untuk menenangkan diri seperti yang biasa ia lakukan ketika ada begitu banyak masalah di dalam kepalanya.

Ia tertidur dan terbangun dengan tiba-tiba ketika sebuah suara di membangunkannya “sebaiknya kau mulai bangun sebelum sakit.”

“a… bagaimana kau bisa masuk ke sini!?” Queen membelalakkan matanya dan membuka headsetnya ketika ia melihat pria itu bersandar di bingkai pintu.

“kenapa kau tidak masuk kerja hari ini? Takut padaku?” Marcus menatap wanita itu dengan tajam.

“aku tidak takut padamu…tidak akan pernah!”

“bagus kalau begitu karena aku tidak ingin kau takut padaku. Lalu mengapa kau tidak masuk hari ini.” Kata Marcus memaksa wanita itu menjawabnya.

“saat bangun tidur tubuhku terasa pegal dan nyeri.” Queen membuang muka dengan wajah memerah ketika mengatakan itu.

“oh ya, benar kemarin saat pertamamu.” Marcus tersenyum maklum dan menatap wanita itu dengan kelembutan yang tidak dilihat oleh Queen. “cepatlah keluar dari sana airnya sudah dingin.” Lanjutnya.

“aku memang akan bangun tapi bukan karena kata-katamu.” Ucap Queen “berbaliklah.”

Marcus, pria brengsek itu hanya mengangkat sebelah alisnya “setelah kejadian kemarin tidak ada bagian tubuhmu yang belum pernah kulihat.”

“berbalik!” desak Queen

Marcus menghela napas “baiklah.” Lalu ia memutar tubuhnya.

Queen segera berdiri dan melilitkan handuk di tubuhnya lalu berjalan ke arah pintu “permisi” ucapnya ketika ia sampai di depan pria itu yang menghalangi jalan keluarnya.

Pria itu pun menyingkir mengikutinya ke kamar tidur yang masih terhubung dengan kamar mandi “bisakah kau memberiku waktu pribadi? Dan tunggulah di ruang tamu.” Ucap Queen kesal.

Because You're MineWhere stories live. Discover now