Part 1

139K 2.4K 40
                                    

Queen menyiapkan berkas yang akan diberikannya kepada direktur baru yang tadi telah memperkenalkan diri pada saat rapat.

Marcus, direktur baru itu masih muda dan tampan dengan tubuh tegap dan kekar yang terlihat jelas walaupun mengenakan setelan kerja dipadukan dengan mata berwarna kuning dengan sorot mata yang tajam seperti elang yang langsung menjadi pujaan pegawai wanita di kantor. Kecuali Queen tentunya karena ia tidak pernah tertarik pada pria dan ingin mengerjar karir.

Mengetuk pintu ruangan pria itu Queen masuk saat terdengar sahutan dari dalam “permisi Pak”

Ia berjalan menuju meja Marcus “saya ingin menyerahkan laporan yang diminta bapak dari department saya.” Ucapnya sopan.

Marcus mengangkat matanya dari berkas yang sedang dibacanya dan memperhatikan wanita itu dengan cermat dari atas rambut sampai ujung kakinya yang berhak lima centi dengan lambat membuat Queen sedikit risih dengan tatapannya.

“taruh saja di meja” tunjuknya

“ada yang bisa saya bantu lagi Pak?” Tanya Queen saat ia sudah menaruh berkas laporan itu di tempat yang ditunjuk pria itu.

Marcus menatap matanya dengan tatapan yang lama dan intens membuat Queen bingung.

“tidak” lalu pria itu kembali menekuri berkas yang dibacanya tadi

“kalau begitu saya permisi.”

Di dalam ruang kerjanya Queen merasa sepertinya ia pernah bertemu dengan pria itu sebelumnya lalu kemudian ia mengabaikan perasaannya karena bila ia pernah bertemu dengan Marcus pasti ia akan ingat karena pria berwajah Adonis seperti itu tidak mudah dilupakan.

Saat Queen sedang membereskan barang-barangnya dan siap pulang karena sudah jam pulang kantor telpon kantornya berbunyi “halo?”

“ke kantorku sekarang ada yang aku ingin tanyakan tentang laporanmu.” Lalu telpon diputus.

Queen menatap kosong pada telpon di tangannya, sepertinya laporan yang ia buat tadi sudah ia buat sejelas mungkin.

Berjalan ke arah ruangan Marcus ia memperhatikan bahwa kantor sudah sepi dan sekertaris yang biasa berada di samping ruang kerja pria itu juga sudah pulang.

Queen mengetuk pintu ruangan Marcus “permisi Pak” lalu ia masuk dan menatap bingung ke kursi kosong di depan meja kerja itu.

Kemana pria itu, pikirnya.

Clek

Mendengar bunyi pintu dikunci menoleh dan melihat Marcus “mengapa pintunya dikunci?” Queen menatap pria itu dengan curiga saat Marcus berjalan mendekatinya.

Queen mundur selangkah berusaha memberikan jarak di antara mereka “tentu saja kukunci, aku tidak ingin pertemuan kita ini diganggu orang lain.” tiba-tiba Marcus langsung menghilangkan jarak di antara mereka dengan mendekap wanita itu lalu menutup mulutnya saat wanita itu berusaha berteriak.

“hmmmp…” Queen berusaha menarik tangan yang membekap mulutnya sementara tangan yang satu lagi melepaskan lengan yang memeluk tubuhnya kemudian menginjak kaki pria itu dengan sepatu berhak lima centinya sampai orang itu melepaskannya dan mengaduh kesakitan.

Queen menggedor pintu dan berteriak “tolong!”

“tolumph…” sebuah tangan kembali membekap mulutnya lalu digantikan dengan plester, tubuhnya yang didekap pria itu berusaha memberontak.Tanpa disangka pria itu mengeluarkan dasi dari saku celananya dan mengikat kedua lengannya kebelakang.

Masih pantang menyerah Queen kemudian menendang pria itu yang berdiri dibelakangnya hingga ia hilang keseimbangan “hmmpp…” serunya panik takut dirinya terjatuh.

Because You're MineWhere stories live. Discover now