#i care u

43 5 1
                                    

"Hai."

Kinan berjalan mendekat ke Galang. Galang tidak bergeming.

"Belom pulang?" Tanya Kinan.

"Belom. Kenapa?" Galang menjawab sambil memasukkan kedua tangan ke kantong celana.

"Hmm gapapa. Oh ya lang, gue boleh minta tolong gak?" Tanya Kinan langsung pada inti dia menemui Galang. Cengiran lebar khas Kinan terus terpancar.

"Tergantung." Galang menatap Kinan menyelidik, "Tolong apa?"

"Tugas bahasa Indonesia."

"Maksud lo, lo nyuru-"

"Eh bukan gitu. Maksud gue tolong bantuin gue ngerjain, gue ga ngerti sama sekali. Bingung gitu." Jawab Kinan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kapan dikumpulin?"

"Be-besok."

"Yah gila." Galang menatap Kinan lekat menemukan sesuatu dalam diri Kinan, "yauda ayo kerjain sekarang."

Kinan yang sedari tadi menunduk kemudian mengangkat kepalanya, senyuman manis milik Kinan pun merekah.

*****

Terjebak dalam ruangan dingin yang dipenuhi buku bersama Kinan adalah hal terakhir yang Galang pikirkan. Ia tak pernah menyangka sebelumnya kalau akan terjebak berdua bersama Kinan diperpustakaan sementara hujan mengguyur membasahi bumi dengan derasnya.

Tugas bahasa Indonesia sudah selesai dari setengah jam yang lalu.

16.30

Kini mereka sedang duduk bersampingan namun tidak ada satupun yang berbicara. Keduanya sibuk pada ponsel pintar yang mereka pegang. Tidak ada anak murid lagi selain mereka berdua dan penjaga perpus.

Galang sesekali menengok ke arah Kinan, memastikan kalau perempuan itu baik-baik saja karena sejak tugas itu selesai, Kinan hanya membisu.

"Ki?" Tanya Galang, ponselnya sudah ia letakkan.

Kinan menoleh kearah kanan, melihat Galang dengan satu alis terangkat ke atas,mengucap apa? tanpa suara.

"Lo kenapa?"

"Gapapa."

"Dingin? Laper? Atau apa?"

Kinan menggeleng tidak bersemangat.

"Atau lo mau pulang?" Galang bertanya lagi, satu yang ia rasakan. Khawatir, "nanti lo gue anter kalo udah reda, mata gue suka sakit kalo kena hujan."

"Iya lang makasih ya." Kinan beralih lagi ke ponselnya.

Matanya terasa panas melihat apa yang ada diponselnya. Satu foto menampakkan perempuan berbaju peach yang menyender kebahu seorang lelaki yang mengenakan jaket parasut yang sangat ia kenali.

Kinan meletakkan dengan kasar ponselnya lalu menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

Tangisnya tumpah bersamaan dengan hujan deras diluar.Kinan hanya menangis, suasana hatinya tidak bisa ia kontrol.

"Loh loh kenapa ki?" Galang mendekat ke arah Kinan, mempersempit jarak mereka.

"Lo kenapa ki gue serius."

Galang yang tidak tau apa-apa, hanya merebut ponsel Kinan yang menurtnya adalah hal yang membuat Kinan menangis.

Satu hal yang Galang tau. Kinan sedang dikhianati seorang lelaki. Galang sedikit merasa terenyuh entah karena apa.

Galang memilih diam dan melebarkan lengan kirinya kepundak Kinan yang masih menumpahkan kekecewaannya.

"Nangis sejadinya gapapa. Biarpun gue baru kenal lo, gue gak suka liat lo begini. Udah sini.." Galang menarik Kinan sampai kepalanya menempel pada pundak Galang. Kinan tidak meronta atau marah, yang perempuan itu rasakan adalah nyaman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RELEASE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang