TR- Cemburu?

1.2K 110 2
                                    

Prilly tak bisa berhenti tersenyum saat ini, ketika ingatan-nya mengingat kejadian semalam. Entahlah, senyuman itu rasanya tak bisa hilang dari bibir Prilly.

"Prill? Lo kenapa? Senyum mulu dari tadi gue lihat." ucap Diandra sambil menarik turunkan alisnya menggoda.

"Siapa yang senyum-senyum sih, Dra. Gue nggak senyum-senyum kok." elak Prilly sambil mencoba mengatuptkan bibirnya agar ia tak tersenyum

"Alah, jangan bohong deh lo sama gue! Ngaku aja, gue sahabat lo, Prill." ucap Diandra sambil tersenyum.

"Ceritain ke gue, siapa orang yang bisa luluhin hati batunya sahabat gue." lanjut Diandra dengan di iringi tawanya yang pecah.

"Enak aja lo! Hati gue nggak batu ya." Prilly menjawab dengan kesal pada sahabatnya itu. Sedangkan Diandra hanya tertawa pelan. Diandra bersyukur jika Prilly saat ini sudah merasakan jatuh cinta kembali.

"Iya hati lo bukan batu kok, cuman kayak Es aja, dingin." ucap Diandra sambil tertawa keras yang sontak membuat Prilly menghentak-hentakan kakinya ke lantai karena kesal.

"Terus aja, terus. Terus sindir gue kayak gitu sampai lo  puas." cibir Prilly kesal.

"Yaudah sih Prill, maafin gue. Gue tadi cuman bercanda."

Prilly hanya mengangguk pelan, ia juga malas jika harus berdebat dengan sahabatnya kali ini. Prilly lalu menarik tangan Diandra untuk duduk di bangku taman depan Sekolahnya.

"Prill, ceritain semuanya ke gue dari awal sampai akhir, nggak ada kurang sedikitpun harus kumplit!" ucap Diandra dengan penuh penekanan di setiap perkataannya.

Prilly menghembuskan nafasnya berat. "Dia bikin gue ngerasain rasa yang berbeda dari biasanya." lirih Prilly pelan.

***

Digo berjalan kearah ruangan yang di punuhi oleh rak buku, Perpustakaan. Digo tersenyum lembut ketika ia melihat sosok perempuan yang sangat di cintainya tengah sibuk mencari-cari buku. Pasti cari Novel pikir Digo tersenyum.

Ia melangkahkan kakinya mendekat kearah Prilly yang posisinya tengah membelakangi Digo.

Sedangkan Prilly belum menyadari kehadiran Digo, ia masih sibuk mencari buku yang masih di incarnya. Saat Prilly tengah menemukannya tapi dengan sialnya buku itu berada di paling atas rak buku. Dengan ukuran tubuh Prilly yang mungil—semampai—ia harus berjinjit untuk mengambil sebuah Novel incarannya.

"Kalau nggak bisa ngambil, minta tolong dong." ucap Digo pelan sambil tersenyum. Ia mendekat kearah Prilly lalu di raihnya Novel yang sangat ingin Prilly baca.

Prilly menoleh kearah Digo, ia mengerucutkan bibirnya. Digo lalu memberikan Novel itu pada Prilly tapi Prilly tak kunjung menerimanya.

"Lo kenapa, Prill? Nih, novelnya."

Prilly menggeleng pelan lalu mengambil Novel yang berada di tangan Digo. Perlahan ia berjalan menuju kursi dekat jendela Perpustakaan. Meninggalkan Digo seorang diri di belakangnya yang tengah menatapnya sambil tersenyum tipis.

Digo melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah Prilly dan ia langsung duduk di sebelah Prilly yang fokus membaca Novel yang berada di pangkuan-nya.

Sedangkan Digo menatap lurus ke depan jendela Perpustakaan yang berada di hadapannya. Ia melihat keramaian kota Jakarta di sore hari dengan gadis yang di cintainya.

"Prill, lo tau nggak? Kenapa gue bisa cinta sama lo?"

Tak ada jawaban dari Prilly, Digo masih tetap menatap lurus ke depan sana. Ia lalu melanjutkan ucapannya.

15 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang