Fragment 3: Rulls hunter

278 20 2
                                    

Masih berada di dalam Mall. Tapi keberadaan itu berbeda dengan dunia nyata. Semua disini terdiam oleh hentian waktu.

"Master, apa aku boleh melakukannya?"

Gadis kecil roll bertanya pada pria yang disampingnya.

"Terserah kamu saja Tira. Yang pasti lakukan seperti biasanya"

"Baik master"

Setelah memberi hormat pada masternya. Tira kembali menatap pada Neo dan Celesia.

Tatapan yang tajam dan membunuh.

Di sekililing tubuh Tira keluar aura berwarna hijau seperti asap.

Tiba-tiba Tira tersenyum. Senyum mengerikan yang haus darah.

Neo menatap ke gadis roll dengan berkeringat dingin di punggungnya. Dia merasakan bahwa gadis itu berbahaya.

"Neo-sama, bolehkah aku mengaktifkan sihirku juga?"

Neo bergetar tiba-tiba mendengar perkataan Celesia.

"Bagaimana cara melakukannya?"

"Tenang saja Neo-sama, biar aku mengajarimu!"

Celesia berbalik dan berjalan mendekat pada Neo.

"Apa yang ingin kau lakukan Celesia?"

Neo yang masih dalam posisi saat dia terjatuh, mulai mundur perlahan menjauh.

Wajah Celesia sangat tidak berekspresi apapun saat mendekat.

[Wajahnya itu membuatku sangat takut]

Tiba di hadapan Neo Celesia lalu membungkuk dan mencondongkan kepalanya.

"Celesia te-tenanglah"

"Neo-sama tolong tenang, aku tidak akan menyakitimu"

Karena dekatnya wajah Celesia. Neo mendongkakkan kepalanya sambil memejamkan matanya tidak ketakutan.

"Ekh....hmmm"

Bibir Neo dan Celesia bersatu kembali. Neo terbelalak dari pejamnya. Celesia mulai memasukkan lidahnya ke mulut Neo.

[Dia melakukannya lagi]teriak batin Neo.

Neo mencoba berontak seperti sebelumnya. Tapi Celesia menahan tubuhnya dengan kedua tangannya.

"Hou ternyata mereka belum mengaktifkan sihir ya!"

"Master apa yang harus kita lakukan!"

Pria itu tersenyum. Dia merasakan akan terjadi sesuatu yang bagus.

"Tahan dulu Tira. Biarkan mereka mengaktifkannya. Mungkin ini akan menjadi lebih menarik!"

"Baik master"

Aura di tubuh Tira mulai menghilang dan dia kembali menegakkan tubuhnya dengan santai.

Tidak lama kemudian Celesia semakin ganas terhadap mulut Neo.

[Ada apa mulutku mulai memanas dan tubuhku melemas?]

Berontak Neo semakin berkurang , tapi kali ini bukan karena menikmati. Neo juga mengerti mereka melakukan bukan di waktu yang tepat. Tapi kali ini tubuhnya melemah seperti ada yang menghisap tenagannya dari luar.

Beberapa detik kemudian Celesia melepaskan ciumannya dari Neo. Saat yang tepat sebelum Neo kehilangan kesadarannya.

"Celesia. Sekali lagi aku tanya apa yang kamu lakukan, kau tahu kan ini bukan saat yang tepat!"

Neo berkata sambil terengah-engah kekurangan nafas. Celesia yang telah berdiri tegak menatap Neo dengan bingung.

"Apa maksudmu Neo-sama?. Bukankah kamu yang minta ajari cara meng aktifkan sihir ku?"

Duelist EmpireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang