Bertempat di sebuah stadion olahraga sepak bola yang pada malam ini dimodifikasi untuk menjadi sebuah konser.
Konser besar seorang solois terkenal, Jeon Jungkook. Profilnya adalah dia kelahiran 1997, pada 1 September, golongan darah A. Berkarir sudah 4 tahun namun pamornya sudah sampai taraf internasional.
Jungkook dikenal sebagai lelaki kaya yang sukses di kehidupan keartisan maupun diluar itu. Memang dia adalah anak seorang pengusaha terkenal yang berpengaruh di seluruh belahan Asia. Di layar kaca, dia sosok yang imut, menggemaskan, dan sangat murah senyum.
Dia juga pandai aegyo.
Karena itu sudah tidak heran lagi jika konsernya hari ini penuh, dan tak terlihat kursi kosong.
Menyorot bintang besar namun jangan lupakan salah satu dari fansnya, atau beberapa, ada setidaknya tiga orang fans yang saat ini justru tatapannya tak lagi terpaku pada sang idola yang sudah ingin menutup acara konsernya malam ini.
"Taehyung-ah, hey.. kau lihat gadis itu?" Lelaki yang agak membungkuk dengan kaca mata berbingkai besar menutupi seperempat wajahnya itu mengikuti arah jari telunjuk kawannya.
"Bukankah pintu itu langsung ke backstage? Kenapa security membiarkannya masuk begitu saja?" Tanya Taehyung balik. Sungjae kini menepuk temannya yang lain yang sedang memotret momen terakhir idolanya sebelum turun dari panggung.
"Bodoh, tadi dia menatap kemari!!" Frustasi lelaki paling muda diantara mereka.
"Minjae, lupakan. Kita harus menyelidiki sesuatu."
"Ah? Maksudmu Sungjae?"
Diseret begitu saja.
Fanboys itu kini mencari ide paling cemerlang di otak berkapasitas ala kadar mereka. Dan selalu tak mungkin Yook Sungjae tidak memiliki akal.
"Tu-tunggu!"
Sebelum melangkah, Minjae berusaha meraih kerah baju Sungjae, membuat lelaki itu tersungkur, juga Minjae bersamanya.
Sedang Taehyung yang sempat terlupakan kini menganga karena kamera flash Minjae hidup, membuat para security langsung menatap mereka.
"Teman-teman..."
Gugup Taehyung memanggil tumpukan temannya yang mengenaskan.
"Akh!!"
"Sial! Hei! Itu leher!"
"Jauhkan tanganmu, security sinting!"
Segera saja ketiga orang itu diangkut ke dalam oleh dua security berbadan besar.
Sialnya, atau memang bagian kesialannya adalah mereka diseret bukan layaknya manusia, mungkin daun kelor panjang. Karena hanya ujung kemeja mereka yang ditarik.Satu orang berbadan besar membawa tiga orang remaja kurus itu. Dan satu lagi menelpon seseorang.
Tolong. Jangan polisi.
Mereka yatim piatu, kalau ingin tau.
Tidak. Tidak ada yang bertanya.
Hingga sampailah mereka di depan pintu besar.Oh, Jantung yang malang, harus berdetak sangat cepat karena tulisan
'Jeon Jungkook's room.'
Beruntung sekal- sial!
Krek.
Wah.
Bagus sekali.
Itu Jeon Jungkook, omong-omong.
Wanita itu juga ada disini juga ternyata.