"Apa? Kau bilang toilet, bagaimana bisa kau pulang? He-hei!"
Taehyung mematikan ponselnya, lelaki manis itu menggigit bibir bawahnya, air mata serta keringat sudah jatuh dari ujung pelipisnya, jemarinya bergetar dan masuk ke dalam sebuah mobil, tentu saja bukan mobilnya, dia datang bersama Jimin, dan ini adalah mobil lain. Sebelum tangan lain bergerak lebih dulu dan menariknya masuk.
"Taehyung-ah."
Taehyung merasakan jemari besar seorang lelaki menyelimuti tubuhnya.
"Kau parah."
"Minho-hyung, aku bertemu.. dengan dia." Lelaki itu berhenti mengecek panas tubuh Taehyung, mata itu terpejam dengan bibir yang bergetar.
"Jungkook?"
"Eunghhh..." Taehyung mendadak merasakan kepalanya sakit namun dia tidak sanggup untuk memekik sekalipun.
"Ayo ke rumah sakit sebentar." Taehyung menahan tangan lelaki itu, susah payah dia membuka matanya.
"Berikan saja aku obatnya.."
"Tidak, efek sampingnya sangat berbahaya, aku tidak mau membunuh teman adikku sendiri."
"Hyung.."
"Jangan membantah, biar aku yang mengantarmu pulang nanti. Jimin ku pastikan tidak akan tahu."
****
Sehun baru saja akan memasuki lift dengan dua tangan penuh dengan kopi hangat, maksudnya adalah Jimin menahannya untuk tidak mengijinkannya pulang sebelum Taehyung menyelesaikan perkejaannya, tidak usah diminta, Sehun juga memiliki alasan tertentu dengan memastikan Taehyung pulang dengan selamat setiap harinya, jadi sekarang dia harus membeli kopi agar tidak tidur kebosanan.
Baru saja lift terbuka, dan entah kenapa kedua tangannya tiba-tiba melempar kedua cup kopi itu dan berjalan masuk dengan cepat melihat seseorang terkulai di dalam lift, pingsan.
"Taehyung!"
Sehun panik, dengan cepat dia mengangkat tubuh Taehyung berlarian menuju parkiran yang sudah mulai sepi, Taehyung lemas dan tidak bergerak sama sekali hingga Sehun membawanya ke dalam mobil, tubuhnya dan seluruh kemejanya berkeringat.
"Jimin, Taehyung pulang denganku."
Sehun punya alasan khusus kenapa dia tidak memberikan alasan atau sekedar membiarkan Jimin menjawab atau protes sekalipun, dia melempar ponselnya sembarangan, membuka jas biru kelamnya dan menyampirkannya pada tubuh Taehyung yang terasa sangat dingin.
Bersyukurlah hari mulai petang dan jalanan tidak sesibuk biasanya. Sehun benar-benar berada dalam kecepatan angin, memutar kemudi secepat kilat dan menginjak rem sesekali dengan pelan takut Taehyung bangun. Hingga sampai di sebuah rumah besar berdominasi warna putih dan abu-abu.
Sehun kembali meraih jemari Taehyung yang semakin dingin, dia mengumpat dan mengusap wajahnya kasar, dengam cepat dia keluar mobil dan membawa Taehyung masuk ke rumah.
"Bibi Kang, apa hyung sudah pulang?"
"Sudah Tuan."
"Tolong siapkan air hangat, dan antarkan ke kamar Minho hyung."
Sehun langsung membawa Taehyung ke lantai dua rumahnya, bahkan dia merasa berlari seorang diri dan tidak merasakan apapun, tubuh Taehyung luar biasa ringan.
"Minho hyung!" Minho baru saja merapikan selimut dan membuka matanya lebar-lebar saat melihat adiknya membawa Taehyung yang dalam ke adaan tidak sadarkan diri.