3. Rindu

28K 2.1K 45
                                    

"Kal, udah siap belum?" Kalila yang sedang berkaca pada cermin di depannya langsung menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka dan menampilkan wajah Althaf di sana.

"Iya, bentar lagi, Pa," sahutnya seraya kembali berkaca dan memberi sentuhan kecil pada hijabnya. Althaf masih berdiri di ambang pintu menunggu sahabat hidupnya itu.

"Kuy," ujar Kalila menahan tawanya seraya mengamit lengan Althaf, Althaf yang mendengar ucapan Kalila pun hanya tertawa seraya menggelengkan kepalanya pelan.

Begitu sampai di lantai dasar, pemandangan yang mereka temukan adalah Kevin, Dean dan Alana sedang duduk diam di sofa dengan pandangan terfokus pada layar yang sedang menampilkan salah satu acara kartun yang memang digemari oleh hampir semua usia. Sesekali, Kevin dan Dean mendecih namun Alana tetap fokus memperhatikan.

"Bang, Dek, ayo berangkat." Ketiga anaknya spontan menoleh dan langsung bangkit tanpa banyak bicara. Kevin yang berada di paling belakang mendengus saat Alana langsung bangun tanpa mematikan televisi terlebih dahulu.

"Kebiasaan banget sih bocah," gerutunya. Sementara, Dean yang berjalan di depannya hanya menoleh sebentar sebelum tertawa kecil. Kedua anak laki-laki itu pun langsung berjalan keluar rumahnya menyusul keluarganya yang lain.

"Eh, geser lo." Alana menggeser tubuhnya ke kiri saat Kevin membuka pintu mobil sebelah kanannya, namun belum sempat ia menempel pada pintu mobil sebelah kiri, pintu itu terbuka dan menampilkan Dean.

"Sanaan dikit napa."

"Ih, nyempit-nyempitin banget nih Abang!"

Mendengar geraman putri bungsunya, Kalila dan Althaf nenoleh ke belakang namun Althaf kembali menolehkan kepalanya ke depan, karena mobil mereka sudah akan berjalan.

"Pindah belakang, Dek, kalo sempit," sahut Althaf tanpa melihat anak-anaknya. Kalila hanya diam memperhatikan.

"Ga mau ah, masa Alana sendiri."

"Ya lo kan ga mau sempit-sempitan sama kita, belakang noh, luas," sahut Dean seraya memasang headset di kedua telinganya.

"Bang Ke sama Bang De aja sana yang pindah, Alana ga mau."

"Lo bisa ga sih nyebut nama gue dengan bener? Ga enak banget didenger," protes Kevin tiba-tiba karena namanya terdengar jelek ketika Alana yang menyebut.

"Ya kan nama Abang gitu, gimana sih, ogeb dasar."

"Alana," tegur Althaf dan Kalila bersamaan. Alana pun terkejut sendiri menyadari kata-kata yang lolos dari bibirnya itu.

Sontak, Alana langsung menoleh ke arah Kevin seraya memasang wajah imutnya, "I'm sorry, Bang."

Kevin melirik sekilas dan langsung menoyor dahi Alana. "Ga usah sok imut lo."

"Ih, Abang mah, orang minta maaf juga, cium nih galak-galak." Dean yang memang paling pendiam di antara mereka tertawa kecil saat mendengar ancaman Alana itu.

Kevin saat itu hanya bergidik kecil dengan diiringi tawa geli yang keluar dari bibir Kalila dan Althaf.

-

"Assalamualaikum!"

"Nenek!" Kalila menoleh ke arah Alana saat anaknya itu mengeluarkan teriakannya balapan dengan suara Kalila yang mengucap salam.

Tidak menunggu waktu lama, pintu yang sedari tadi tertutup itu langsung terbuka dan menampilkan seorang laki-laki dengan senyum tipisnya.

"Bang Sena!" teriakan melengking itu keluar bersamaan dari ketiga mulut anak Kalila dan Althaf. Spontan saja kedua orang itu menyingkir dari bibir pintu dan membiarkan ketiga anaknya memasuki rumah bersejarah itu dan langsung memberondong Sena dengan pelukan rindu.

AwkwardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang