Pagi yang cerah, Ronal seperti biasa pergi kekebunya unuk mengurus ladangnya. Setiap seminggu sekali Ronal melakukan ritualnya di Kebun, yaitu mencabuti rumput yang mengganngu tanamannya. Sorenya, Ronal biasanya akan memancing ikan disungai dibelakan Rumah kecilnya.
Sudah tiga jam berlalu, tak satupun ikan yang nyangkut dikailnya. Ronal menghela nafas. Ia menggulung tali pancingnya hendak bergegas pergi. Tapi matanya menangkap sesuatu sebuah pakaian yang terapung.
Ronal menggeleng-gelengkan kepalanya. Pasti pakaian petani yang hanyut dari atas. Ronal menghampiri pakaian itu yang tersangkut diakar pohon yang sebagiannya disungai. Dengan mengandalkan pegangan satu tangannya pada akar yang paling kuat, Ronal menarik pakaian itu yang digapainya dengan tangannya yang bebas.
Ronal hamper melepaskan pakaian itu, saat kepala manusia muncul bersamanya.
"Bagaimana Pak keadaan orang ini?" Tanya Ronal Pada Pak Umar, tetangga sebelah kebunnya. Pak Umar pintar mengobati orang dengan obat-obatan tradisional yang mudah didapat di Hutan. Jadi Ronal meminta tolong pada Pak Umar saat menemukan orang yang hanyut di Sungai ini.
"Syukurlah dia baik-baik saja." Jawab Pak Umar sambil mengeluarkan dedaunan dari keranjangnya. "Hanya kebanyakan masuk air dalam tubuhnya. Ia sangat lemah, setelah sadar nanti, rebua daun dan akar ini, lalu minumkan airnya. Jangan lupa setelah itu beri dia makanan."
Ronal mengangguk mengerti. "Baik Pak. Terima kasih."
Pak Umar meninggalkan mereka setelahnya. Ronal langsung kedapur untuk merebus obat yang diberikan Pak Umar, lalu membuat bubur sambil menanti orang itu bangun.
*Uhuk *Uhuk
Ronal dengan segear menghampiri orang itu yang ternyata sudah sadar. "Kamu baik-baik saja? Apa yang kamu rasakan?" Tanya Ronal khawatir.
"Air." Ucap orang itu lemah.
Ronal menyodorkan air ke bibir orang itu, dan membantu meminumnya. "Kamu makan bubur dulu ya, setelah itu minum obat."
Pernyataan Ronal hanya dijawab dengan anggukan oleh orang itu.
Ronal menyuapi dengan hati-hati sendok demi sendok hingga bubur di piring habis. Setelah meminumkan obat yang direbusnya tadi pada orang itu, Ronal membantunya membaringkan badan didipan yang satu-satunya ada didalam kamar itu, lalu menyelimutinya.
"Cepat sembuh ya." Bisik Ronal, lalu duduk sambil kepalanya dibaringkan pada dipan dan akhirnya terlelap.
Pagi hamper tiba. Udara pegunungan sangat dingin seperti biasa. Angin pagi mesuk melalui celah-ce;ah dinding kayu Rumahnya. Ronal merapatkan selimut orang itu yang kelhatannya menggigil kedinginan.
Dengan langkah perlahan, Ronal menginggalkan Kamar untuk mengambil air wudhu dipancuran disamping rumahnya. Waktunya untuk menunaikan kewajibannya sebagai umat muslim.
Orang yang Ronal tinggali di Kamarnya sudah terbangun. Orang itu duduk sambil memeluk kedua lututnya. Ia memerhatikan ruangan kecil ini yang sanngat asing dimatanya.
"Aku dimana?" Gumamnya sedih.
Kejadian demi kejadian kini terputar dalam memori otaknya. Kejadian dimana Ia dan teman-temannya berencana pergi berlibur setelah kelulusan nanti, lalu kejadian dimana mereka pergi kesuatu tempat tepatnya disebuah Sungai yang banyak bebatuan besar didalamnya, mereka meneelusuri sungai itu. Saat arus sungai mulai deras, saat Kakak senior pemandu mereka kesulitan mengendalikan perahu mereka, lalu semua terjadi. Perahu yang mereka naiki terbalik. Semua mereka berusaha menyelamatkan diri. Tapi orang itu tidak bias berenang, dan akhirnya tubuhnya terbawa arus air.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Cerita BxB
Roman d'amourRonal memang gay dari awal. Dengan memilih tempat terpencil sebagai tempat tinggalnya, jauh dari semua orang. Jauh dari orang yang sering menghujatnya karena orientasi seksualnya. Terutama pria yang disukainya ternyata straight, dan tidak mungkin me...