Prolog

1.1K 144 8
                                    


JOSEON, 1622

"Tarik nafas dalam-dalam, keluarkan..."

"Nghhh, huuhhh...." Ratu In Hwa sedang menjalani proses persalinan bayi pertamanya. Di bantu Tabib istana dan juga beberapa perawat yang didatangkan khusus oleh Pemainsuri.

"Terus tarik nafas dalam-dalam yang mulia, lalu keluarkan..."

"Uhhhhhh, ahhhhhhh, aku sudah tak kuat lagi, Tabib.." Peluh membanjiri seluruh wajah Ratu In Hwa, ia terlihat sangat kesakitan.

"Bertahanlah Ratu, bertahanlah." Tabib istana menyemangati.

"Ayo tarik nafas lebih kuat.."

"Akuu.. Uhhhh."

"Oe, oe..."

Tabib istana yang membantu proses persalinan Ratu In Hwa tersenyum.

"Bayinya sudah lahir Ratu, dia seorang laki-laki yang tampan."

"Benarkah?" Ratu In Hwa tersenyum bahagia.

"Raja ada disini.." Kata Dayang Istana yang ikut membantu tabib istana.

"Coba aku lihat wajah Putra kita."

Raja Lee Do Joon tak kalah tersenyun bahagia seperti Ratu In Hwa.

"Dia sangat tampan sepertiku, tapi matanya mirip sepertimu." Tutur Raja bersemangat memperhatikan wajah bayinya.

Tabib istana dan para Dayang istana ikut bahagia menyaksikan kebahagiaan Raja dan Ratunya. Begitu juga keluarga kerajaan, mereka sangat bahagia akan kelahiran penerus. Apalagi ia seorang bayi laki-laki yang di percaya akan mewarisi tahta.

"Akan kuberi dia nama. Chanyeol, Lee Chanyeol. Putra Mahkota Chanyeol."

•••••

BUSAN, 1998

"Akhhhh... Ughhhhhh...."

"Tahan sendikit lagi Nyonya, ya terus tekan Nyonya.."

Ny Oh memeluk lengan suaminya erat, ini sedang berusaha untuk mengeluarkan anak kedua mereka. Peluh membasahi wajahnya, begitu juga dengan suaminya yang khawatir melihat keadaannya.

"Bertahanlah istriku.." Oh Minhyuk menyemangati istirnya. Oh Nara mengangguk sedetik kemudiaan ia kembali berkuat dan hasilnya tidak sia-sia.

"Oe,, oe ...." Suara tangisan bayi terdengar setelah Nara selesai menarik nafas panjangnya, ia mendesah lemah akhirnya perjuangannya terbayar sudah dengan kelahiran bayi keduanya. Perawat yang membantunya bersalin mendekat dengan seorang bayi perempuan ditangannya.

"Selamat Nyonya, bayi anda perempuan, dia sangat cantik seperti anda.."

Nara dan Minhyuk tersenyum, mengucap rasa syukur telah diberikan bayi secantik ini, Nara pun segera mengendong bayi perempuaannya. Minhyuk mengecup dahi Nara sambil memperhatikan wajah bayinya.

"Benar-benar cantik. Sama seperti dirimu Nara-ah."

Nara tersipu ia lantas tersenyum mendongak menatap wajah sang suami.

Two Worlds [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang