Not Finish Line.

492 23 3
                                    

Dan ~~~~

Update...

Hari ini momentnya setelah kemunculan berita konfirmasi Jihyo sama CEO CJes Ent ya gengs, sebenernya aku buat versi NC+17 nya, tapi berhubung cerita ini di buat terbuka ga aku bawa deh adegannya HAHAHA. tapi kalau kalian mau ku buatin versi NC nya silahkan komentar aja yaa ~


Jangan lupa Votenya ya gengs! Vote kalian menentukan kecepatan update aku.

Happy Reading ^^


31 January 2012

Jihyo tertidur di dalam mobilnya, setelah lama menangis. Dia benar-benar kelelahan dan wajah depresinya begitu tergambar di raut wajahnya saat ini. Besok dia akan ada jadwal jam 10 pagi -itu yang ku tau dari ceritanya sebelum ia terlelap di sampingku, di kursi kemudi mobil pribadinya. Bahkan ketika dia tertidur kecantikan dan kebaikan hatinya masih terpancar dengan jelas. Aku menyingkirkan helaian rambut yang jatuh di dahinya, menutupi mataku yang tengah asik memandang wajahnya.

Aku sepertinya harus menghubungi Jaesuk Hyung dan memberi tau bahwa Jihyo disini, aku tidak ingin ada salah paham. Aku bergerak perlahan, dan keluar dari mobil segera, takut-takut mengganggu Jihyo yang sepertinya benar-benar lelah, mungkin batinnya, atau juga tubuhnya.

"Yeobseo?"

"..."

"Hyung ~ Ini aku"

"..."

"Ey ~"

"..."

"Hyung, Jihyo tertidur di mobilnya"

"..."

"Hyung Pabbo anniya?" aku sungguh ingin menonjok Jaesuk Hyung saat ini juga, karena tanggapannya hanya, 'lalu kenapa?' "Dia tidur di mobilnya, dan mobilnya ada di basement apartmentku"

"..." Bagus akhirnya dia mengerti situasi rumit yang ku alami.

"Ne... aku mengerti, akan ku biarkan dia menginap malam ini."

"..."

"Yak! Memangnya kau fikir aku ini laki-laki seperti apa hah! Meniduri adikku sendiri!"

"..." ku dengar Jaesuk Hyung tertawa di sebrang sana.

"Ku tutup ne, sampai jumpa besok pagi Hyung, Annyeong."

Aku menghela nafas berat, merutuki kebodohan diriku sendiri. Siapa yang tidak tau mengenai perasaanku kepada Jihyo? Bahkan Jihyo sendiri pun tau, bagaimana aku begitu menjaga dan menyayanginya, lebih dari seorang adik, Gary? Bagaimanapun dia adalah rivalku, dan ku pastikan, selama ini dia tau, walau kelihatannya dia acuh, seolah tak mau tau, dan aku juga tak butuh untuk dia tau.

Aku berjalan keliling area parker di basement ini, menatap jam di layar ponselku yang menunjukan tengah malam kurang 10 menit, kemudian mataku menjelajah lagi, takut-takut ada paparazzi dan ini bisa jadi skandal yang sangat membahayakan aku dan Jihyo. Setelah kurasa aman, aku mulai membuka pintu mobil dan membawa Jihyo dalam gendonganku. Dia benar-benar terlelap kedalam tidurnya, bahkan dia tidak bergeming saat aku memindahkannya dari jok mobil ke punggungku.

Aku memilih membawa Jihyo melalui tangga darurat, karena lift itu bisa saja di gunakan oleh siapapun kemudian menyebarkan berita yang tidak-tidak. Walaupun kamar apartmentku berada di lantai 6, membawa Jihyo menaiki tangga darurat bukanlah perkara sulit, Jihyo hanya seperti tas punggung di punggungku, begitu ringan. Aku sangat mengkhawatirkan diet kerasnya akhir akhir ini.

P.S: I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang