Japan

1.6K 136 0
                                    

Meski aku mengatakan akan menghubunginya, tapi nyatanya itu hanya sebuah kata-kata. Pekerjaanku tak memberiku kesempatan tuk istirahat.

Dan disaat aku memiliki waktu luang, justru dia yang sulit dihubungi. Mungkin Kamisama tak mengijinkan kami bersama. Hanya itu yang kupikirkan tuk menghilangkan rasa kesalku.

Bep.. Bep..

Langsung ku jawab tanpa melihat. Itu pasti dia, pikirku.

" Moshi-moshi Sasuke "

Otoko?

" Sasuke? "

" Hn "

" Ini aku Kiba "

Ha? Ku lihat layar ponselku, benar saja ini nomor Kiba.

" Dousta? "

" Hanya ingin mengabarkan, reuni kita di vila "

" Hn "

" Semua sepakat berangkat minggu depan, kau bisa? "

" Bisa.. pasti.. " ucapku menahan rasa senangku yang meluap.

" Baiklah, nanti kuhubungi lagi "

" Hn.. arigatou "

Aku bersandar di kursi ku menatap langit-langit ruanganku. Minggu depan, aku harus bisa menyelesaikan semua pekerjaanku agar bisa bebas disana nanti.

Minggu depan ya...

" Pak, anda ditunggu diruang meeting "

" Hn "

Semoga hari berjalan dengan cepat. Lebih cepat agar semua harapanku tuk bertemu dengannya terwujud.

Seminggu berlalu, hari yang ku nanti sudah didepan mata. Aku segera bersiap. Membeli tiket juga menyiapkan beberapa pakaian.

Kali ini aku mengambil cuti panjang, meski yang kudapat hanya 7 hari. Tapi kurasa itu sudah lebih dari cukup.

Aku tidak menemui Sakura hampir 3 hari. Aku tidak begitu suka mendengar rengekannya tiap kali aku akan pergi. Aku juga meminimalisir hubunganku dengannya. Itu hanya akan membuatnya semakin sulit berpisah dariku.

Dan disinilah aku sekarang, Jepang.

" Sasuke " panggil seseorang.

" Nii-san "

" Masuklah "

" Kau tidak perlu menjemputku "

" Tidak apa-apa, aku juga senggang " jawabnya tersenyum.

Itu hanya alasan mu tuk lari dari tanggung jawab.

Bep.. Bep..

" Moshi-moshi "

" Sasuke kau sudah di Jepang? " suara penelpon.

" Hn "

" Bagaimana kalau nanti malam kita ke klub? "

Segera kumatikan telponnya. Kurasa Kiba ingin menularkan kebiasaan buruknya padaku.

Bep.. Bep..

" Moshi-mosh.. "

" Kenapa kau matikan telponnya Sasuke? " suara Kiba yang kesal.

" Sinyal " dustaku.

" Jadi kau mau ikut ke klub "

" Kotowaru "

" Dousta Sasuke? Kau tidak pernah ke klub ya.. "

Segera kumatikan lagi telponnya. Kiba sangat mengganggu.

Bep..Bep..

" Kenapa kau matikan lagi? " serunya.

" Aku lelah, baru sampai "

" Baiklah kalau kau menolak "

" Kapan kita berangkat? "

" Besok, berkumpul dirumahku "

" Kenapa dirumah mu? "

" Karna mereka maunya seperti itu, kau pikir aku- "

" Wakatta " potongku cepat.

Lalu kumatikan lagi telponnya. Entah kenapa meski aku ingin berubah tapi aku masih merasa terganggu dengan sikap Kiba.

" Kau tidak masuk? " tanyaku saat tiba dirumah.

" Ah aku masih ada urusan lain " ucapnya berlalu.

Bilang saja kau takut kena marah Tou-san. Hah.. meski telah menikah sikapnya tak pernah berubah.

" Tadaima "

" Okaerinasai Sasuke " sambut Kaa-san.

Kami berbincang-bincang sebentar di dapur sambil menemani Kaa-san memasak.

" Aku ke kamar dulu " ucapku.

" Nanti Kaa-san bangunkan kalau makan malam sudah siap "

" Arigatou "

Kurebahkan tubuhku di tempat tidur lamaku. Besok ya..

~Skip~

SasuHina - Tentang KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang