2. namanya Bella

34 3 0
                                    

Budayakan vote😍

"Skors 3 hari..." Issa memutar-mutar ponselnya sambil menatap langit-langit kamar. Lantas melanjutkan kalimatnya "Ngapain ya gue?"

Adit dan Gaga masih dengan serius bermain games Bola di playstation. Adit melipat bibirnya lalu berumpatan-umpat dengan gemas karena bola sebentar lagi akan memasuki gawang lawannya,Yaitu Gaga.

"Nahh! Terusss!!"

"Awas!!" Gaga sampai menekan-nekan tombol pada stick dengan sekuat tenaga. Padahal itu tidak memberikan efek apapun.

"Gooooooooll!! Huuuuu cemen lu najis! kalah mulu."

Gaga bersandar di sisi ranjang "Halahh...gue tuh sengaja biar lu seneng. Kalo gue nunjukin kemampuan gue nanti lu kaget lagi."

"Ngeles bae, kang ager."

Gaga terdiam untuk detik yang lama. Tidak menggerakan atau menekan-nekan sticknya seperti tadi. Seperti sedang berfikir. Membuat Adit menoleh dan Issa juga mengubah posisinya yang tadinya berbaring menjadi tengkurap,menatap Gaga dan Adit yang berada di depannya tengah duduk dilantai. Seolah memiliki fikiran yang sama, Issa dan Adit saling bertatap satu sama lain. Apa mungkin Gaga sakit hati atau bagaimana karena hanya terdiam?

"Ngapa lu?" selidik Adit.

"Gue bingung deh" Adit dan Issa dengan sabar menunggu kelanjutan kalimat yang akan di ucapkan Gaga.

"Kenapa ya, orang, kalo ngomong tuh gini. 'Boong mulu lu kek kang ager'." Gaga meniru orang yang selalu mengatakan kalimat itu. "Emang kang ager suka boong atau gimana, si?"

Issa dan Adit juga ikut berfikir. Adit mengerutkan keningnnya "Lahh iya ya? Ngapa, ya?"

Merasa curahan hatinya tak di tanggapi tadi, Issa berdecak lantas beranjak ke balkon. Ia memilih untuk menghindar, melihat sunset di balkon dari pada ikut dalam pemikiran konyol mereka. Yang padahal langit belum terlalu senja.

Issa memegang pagar pembatas balkon sebagai tumpuan tubuhnya. Matanya mengedar melihat pemandangan yang cukup tenang. Tak jauh dari belakang rumah adit terdapat taman komplek yang terlihat dari balkon kamar. Terdapat anak-anak yang tengah bermain dengan tawa yang ceria yang terdengar samar. Tanpa tersadar Issa tersenyum melihatnya.

Matanya terhenti saat melihat ke arah bawah. Tepatnya halaman belakang rumah Adit. Matanya fokus memperhatikan perempuan itu. Perempuan yang mengantar minuman ke kamar Adit tadi.

Perempuan berkaos polo putih dengan jeans panjang yang berwarna hitam itu sedang mengangkat pakaian yang sedang dijemur. Rambutnya yang di cepol asal itu membuatnya lebih tampak menarik. Issa tak pernah memuji perempuan kecuali almarhum ibunya.

Issa masih memperhatikan perempuan itu hingga perempuan itu selesai mengangkat pakaian dan kembali memasuki rumah sambil membawa keranjang pakaian itu. Issa pun kembali masuk kedalam kamar dan duduk di sisi ranjang.

Lantas menanyakan keingintahuan yang menyeruak dalam benaknya sejak kali pertama. "Dit.."

"Hmm?" ia masih fokus dengan permainannya.

"Cewe yang tadi... Siapa?"

"Yang tadi?Ohh itu... Cantik,ya?"

Lalu Adit melanjutkan kalimatnya "Dia keponakannya bi Ratih. Pembantu gue. Bi Ratih lagi sakit makanya dia gantiin bi Ratih. Tadinya gue kira di anaknya. Doi emang cantik banget... Namanya Bel-"

"Bentar-bentar..." Issa meraih ponselnya yang bergetar di kantung celananya. Begitu Melihat siapa yang menelpon, Issa langsung menggeser tombol hijau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Issa & BellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang