Aku berlari keluar kamar,
Aku melihat Jimin, suamiku sudah bercucuran darah.
"Bajingan!"
Kata-kata itu terlontar dari mulut kakaku,
yang entah dari mana dan kapan datangnya.
Kakakku sudah mengepalkan tangannya lagi,
Aku menahannya.
"Cukup!" Aku berteriak sudah berlinang air mata.
Dia mendorongku, berusaha memukul Jimin lagi.
Aku menahannya, aku mendengar Jimin meringis dilantai.
Aku menangis tersedu-sedu.
Aku merasakan badan Kakakku bergetar karena amarah.