S A T U

169 28 0
                                    

Aku berjalan tanpa tahu arah. Aku tidak tahu dimana aku. Aku tersesat. Aku tidak pernah sekalipun melihat jalan ini. Ini gelap, sungguh ini sangat gelap. Di sini tak ada satupun orang. Tunggu sebentar, aku seperti mendengar suara. Suara derap kaki dengan membawa benda tajam. Aku bisa merasakan aura jahat. Aku takut, sangat takut. Aku ingin berlari, tapi aku tak bisa berlari, aku merasa kakiku tertahan oleh tanah. Rasa penasaran dan rasa takutku menjadi satu. Aku ingin bersembunyi, tapi dimana? Aku melihat sekitar, benar-benar sepi, aku mencari tempat aman untuk persembunyianku. Aku melihat pohon besar, mungkin itu aman. Aku berjalan menuju pohon itu dengan peradaan takut yang menyelimutiku. Suara derap langkah itu semakin mendekat, semakin kencang. Rasa penasaranku semakin bertambah. Siapa dia? Dimana aku? "Dimana kamu?" Teriak si pembunuh. Sebut saja dia pembunuh, itu julukan yang cocok untuknya.

Aku gemetar, kakiku terasa lemas. Tubuhku kaku, aku ingin pulang, tolong aku. Aku mohon, bawa aku pulang. Astaga....!!! Dia di depanku. Rasa penasaranku sudah tak ada, sekarang yang ada dalam diriku hanya rasa takut yang menggebu. Lupakan soal dia siapa. Pikirkan di mau apa!

Bertubuh tegap, memekai pakaian serba hitam. Aku tidak bisa melihat sedikutpun kulitnya dan wajahnya. Semuanya tertutup kecuali matanya. Tatapannya tajam seperti elang.

Aku melihat ke bawah. Dia membawa samurai dan juga gergaji mesin. Dia ingin membunuhku? HAH? APA? MEMBUNUHKU? APA DIA GILA? Aku harus lari, tapi... kakiku gemetar 2 kali lipat dari yang sebelumnya. Aku sangat banyak mengeluarkan keringat walaupun disini sangat dingin.

"HEY KAMU. AKU PERINTAHKAN UNTUK BERHENTI!!! KALAU TIDAK, KAMU AKAN MATI DETIK INI JUGA. BERHENTI....., BANGSAT!!!" Teriak si orang gila. Tapi aku terus berlari dan tidak memperdulikan ocehannya itu.

Tapi.... ASTAGA.... di depanku... Bagaimana ini? Dia mendekat ke arahku, semakin dekat, semakin dekat, dan....

"Kamu kalau mau tidur di kamar, bukan di sini, Putih. Bukannya menyimak pelajaran saya, malah asik tidur. Keluar kamu dari kelas saya" Teriak bu Sita sambil menggebrak meja. Aku berjalan keluar kelas. Huh, aku lega. Itu hanya mimpi. Mimpi itu seperti nyata. Dalam tidurku, aku juga mengeluarkan keringat. Terima kasih Tuhan, itu hanya mimpi.

Aku duduk sendirian di kantin. Aku masih memikirkan mimpi tadi. Oh Tuhan... apa maksud dari mimpi itu?

"Putih... kecoak..." Teriak seseorang yang berhasil membuatku terkejut dan panik setengah hidup.

"Aaaaa.... dimana kecoaknya?" Jujur saja, aku sangat takut pada kecoak.

"Hahaha...." Dasar Kelabu, ternyata dia membohongiku.

"Iiiihh... Kelabu, lu bikin gue kagat aja. Lu'kan tau gue takut kecoak.... iiiiihhhh... reseeeeeh" Aku jengkel terhadap Kelabu.

"Lagian lu bengong, mikirin apaan sih??? Terus kok lu bisa di sini? Kan belum istirahat!!!" Tanya Kelabu bertubi-tubi.

"Tadi gue tidur di kelas, gue mimpi buruk, makanya gue di keluarin sama bu Sita" Jawabku. "Lu sendiri ngapain?" Lanjutku.

"Mau beli pena"



*****
Ini karya pertama yang kami buat, maaf kalau absurd

DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang