Chapter 2 - Coffee Latte

15.6K 752 9
                                    

Kisah Winter dan Nathan menunggu kalian vote dan comment dari kalian juga 😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kisah Winter dan Nathan menunggu kalian vote dan comment dari kalian juga 😊

-Tanpriscilla

-------------------------------------------------

Jakarta
10am.

Denzel sudah siap berangkat menuju tempat refleksi langganannya. Kebetulan pemiliknya adalah teman semasa kuliah di German dulu. Karena itu Denzel selalu refleksi disana disela-sela kesibukan syutingnya.

Dengan menggunakan kaos putih tampak jelas bentuk tubuhnya yang kekar.

Tidak heran banyak rekan sesama artis yang bekerja sama dengannya terlibat cinta lokasi. Dan fansnya yang kini berjumlah ratusan ribu kebanyakan anak abege berusia sekitar belasan sampai oma-oma.

Dia beranjak menuju kulkas untuk mengambil kopi.

"Sudah habis." Keluhnya. Entah kenapa kebiasaannya minum kopi membuatnya jadi addict dengan kaffein. Rasanya tidak minum satu hari saja mulut terasa pahit.

🌹🌹🌹

Minimarket

"Selamat datang, selamat berbelanja." Seru petugas penjaga pintu minimarket.

Denzel mengarahkan kakinya menuju tempat minuman dingin dan mengambil 2 kaleng kopi kesukaannya.

Minimarket ini tampak sepi. Kemudian tatapannya tertuju kepada seorang perempuan berambut panjang sebahu sedang menata makanan dirak sambil mencatatnya.

"Permisi. Apa masih punya persediaan kopi ini?"

Ia mengulurkan tangannya kepada perempuan itu.

Perempuan itu berdiri lalu melihat kearah kopi yang disodorkan Denzel. Dia membuka catatannya kemudian memgangguk sambil tersenyum.

"Ada digudang Pak. Tunggu sebentar akan diambilkan."

Denzel menatap punggung perempuan itu sambil berkata dalam hatinya, you're so cute!

Dalam hitungan detik perempuan itu membawa satu kardus lumayan berat tampaknya karena dia sangat kesulitan.

Denzel lalu menaruh kopi yang dipegangnya dirak kemudian menghampirinya lalu mengangkat kardus itu dari tangan si petugasnya.

"Seorang perempuan mengangkat barang berat seperti ini mana mungkin aku berdiam diri" Denzel tersenyum.

Perempuan itu tersenyum salah tingkah. Lalu segera dibukanya kardus itu sambil menoleh kepada Denzel "Mau berapa kaleng Pak?"

Denzel berpikir sejenak. "Delapan"

"Totalnya Rp 38.800. Ada lagi yang bisa dibantu?" Tanya perempuan itu sambil memberikan kembalian kepada Denzel.

Denzel menggeleng sambil memperhatikan sekitarnya.

"Kau pegawai baru ya? Mana Pak Danu dan Irna?" Tanya Denzel.

WHITE LIES (COMPLETED. UNPUBLISHED FOR EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang