Afca membuka matanya, menyadari bahwa dia berada di kamarnya. Seketika nyeri kembali menghantam kepalanya saat dia mencoba menggerakan kepalanya, dengan panik dia memegang antenenya. "Huft..." ujarnya saat mengetahui keduanya masih utuh. Barulah dia menyadari kalau kepalanya dibungkus sesuatu yang berwarna putih, dan baju zirahnya sudah terlepas. 'perban?' pikirnya bingun.
"Sebaiknya kamu jangan banyak bergerak dulu" ujar San sembari mendekati Afca. Wajahnya dipenuhi rasa cemas.
"Untung kamu tadi mengenakan pelindung kepala. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan kepalamu kalau misalnya kamu tidak mengenakannya" ujarnya dengan aksen yang sangat formal dan penuh wibawa.
San mungkin sudah tua, tapi Afca selalu berpikir
'San pasti dulunya mantan ksatria dari pasukan khusus'. Mau bagaimanapun memang San memiliki postur tubuh yang sesuai, dispilin tinggi, dan yah hal-hal lain yang harus dimiliki seorang anggota pasukan ksatria khusus."Ada apa?" kedua alis San bertemu.
"Tidak" Afca menggeleng dan kepalanya kembali terasa seperti tengah dipaku.
"San, apa yang sebenarnya terjadi" Afca kembali teringat penyebab nyeri di kepalanya.
"Hm..." San mengedarkan pandangannya, seolah takut akan ada yang mencuri dengar. Kemudian dia kembali menatap Afca, ekspresi di wajahnya tak terbaca.
"Chaos segera di mulai" ujarnya dengan nada suara yang kelam. Seketika seliruh tubuh Afca menegang. Ingin sekali Afca menganggap hal tersebut hanyalah sebuah candaan, tapi San tidak pernah main-main.
"Sebaiknya, aku mengambil hadiah untukmu" ujar San sembari kembali memasang senyum hangat.
"Dari siapa?" Afca penasaran "Alice?" tebaknya.
"Bukan" jawab San sembari mengangkat sebuah botol vial kecil
"Sepertinya seorang lebah dari bagian medis." San menaruh vial tersebut di tangan Afca.
Afca membolak balik botol kecil tersebut di tangannya, isinya sepertinya madu. Afca membuka sumbat botolnya. Seketika harum madu memenuhi ruangan, karena kaget dengan cepat Afca kembali menutup botol tersebut.
Mereka berdua langsung membatu, "Ini" Afca tidak mampu menyelesaikan kalimatnya, dia menatap San yang sama kagetnya.
"Royal jely" sambung San.
KAMU SEDANG MEMBACA
A story of princess bee
Fantasy"Sudah tujuh belas tahun" ujar San, lebah yang menjadi pengurus afca sejak kecil. "Hm... Memang tak terasa ya, besok aku akan menerima tugas ku sebagai lebah pekerja" jawab Afca girang, karena ia sangat penasaran besok ia akan ditempatkan pada bagi...