Bagian 5

6 1 0
                                    

Afca membuka matanya, dia melihat langit-langit kamarnya.

"Dua kali" ujar San yang tengah membaca di samping tempat tidurnya. Afca hanya cemberut dan menyilanhkan tangannya.

"Selamat Afca, kamu nyaris sekali menjadi Lepiath pasukan khusus kalau bukan karena lebam itu." ujar San.

"Sepertinya anak itu tahu kamu kemarin terkena panah" San membolak balik halaman bukunya.

"Hm..." Afca harus sabar, dia harus menerima hal ini.

"Haruskah aku meminum ini?" tanya Afca sembari mengeluarkan vial royal jely dari sakunya.

"Coba saja, khasiatnya bisa mempercepat penyembuhan luka" ujar San masih belum berpaling dari bukunya.

Afca membuka sumbatnya dan langsung meminumnya. Rasanya seperti madu, tapi lebih manis dan tidak terlalu legit. San menatap Afca, kemudian mengangkat sebelah alisnya.

"Hebat aku langsung baikan" Afca pura-pura bersemangat. Dia mencoba untuk bangun, namun nyeri menusuk kepalanya lagi.

"San, akankah kau melanjutkan ceritamu?" tanya Afca, masih penasaran.

"Yah, Dayang utama Maya mati dan ratu menyusul setelahnya." ujar San santai

"Yang benar saja San!" Afca memutar bola matanya, tak percaya dengan akhir kisah tersebut.

"Bagaimana ratu bisa meninggal, dan telur itu?" Afca tidak puas.

"Setelah itu, diceritakan ada dua ekor tawon menyerang lagi, yang ternyata adalah pemimpin penyerangan tersebut, ratu meninggal karena kehabisan banyak darah. Kemudian Paladin datang pada saat terakhir, dia berusaha melindungi Fiona dan telur tersebut. Paladin berduel sengit dengan pimpinan tawon tersebut, hingga dia mengorbankan nyawanya dengan menyengat tawon itu. Sementara dayang Fiona diperintahkan untuk melarikan diri. Kemudian tidak ada yang tahu apa yang terjadi, dayang Fiona melarikan diri ke luar sarang sekaligus sebagai pengalih perhatian. Dengan sisa pesukan tawon di belakannya ditambah saat itu hujan sedang turun. Setelah dilakukan pencarian yang tidak membuahkan hasil. Akhirnya empat dayang utama lain, ya'ni Riela, Florea, Mellifera, dan Dorsarta mamegang kekuasaan untuk sementara sambil menunggu anak-anak lebah yang mereka pilih tumbuh dewasa dan siap untuk bersaing memperebutkan posisi ratu, karena ratu sebelumnya tidak menunjuk penerus." jelas San panjang lebar. Afca mengangguk-angguk tanda mengerti, walau dia masih ingin bertannya tentang dayang Fiona.

"San, siapa sih lebah itu?" tanya Afca masih kesal pada lebah itu.

"Aku tidak tahu, tapi keahliannya dalam melempar belati itu hebat sekali." San menggoda Afca.

"San, kenapa kamu malah memujinya." Afca kesal sekali.

Terdengar ketukan di pintu depan. San langsung terbang keluar kamar.

"Afca ada seseorang yang ingin menemuimu!" Seru San.

"Apa kamu ingin menemuinya di kamarmu?" Tanya San lagi.

'Oh, ayolah lagi pula memangnya siapa, toh bukan orang penting ini' batin Afca kesal sembari turun dari ranjangnya. Khasiat royal jely itu terbukti ampuh, tubuh Afca kini terasa lebih baik.

Afca tertegun ketika melihat orang yang menunggunya di ruang baca.
-------------------------------------------------

Yaampun, jelek ya?. Lagi buntung idenya nih. Pusing ada banyak lomba di sekolah. Mohon komentar untuk bab selanjutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A story of princess beeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang