Part 1

2.7K 215 46
                                    

"Kau dimana?"

"Sudah di bar."

"Kemarilah, aku dilantai atas. Kamar no 31".

"Uh_O_oke"
.
.
.
Junhoe sampai didepan kamar no 31, ia tampak gugup sambil memandang pintu kamar itu.

Tok.

Tok.

Tok.

"Masuk.!"

Junhoe menjilat bibirnya yang kering sejenak, kemudian mulai membuka pintu kamar dengan pelan.

"Hai. Apa_ aku mengganggu?"

Junhoe memulai sapaannya melalui kalimat sederhana. Sekaligus kalimat penutup rasa gugupnya. Junhoe tengah mencoba bersikap santai.

Lelaki yang semula duduk menghadap laptop itu menoleh. Dan waktu disekeliling Junhoe seakan berhenti berjalan ketika kedua matanya menatap orang itu secara langsung.

'Manis'

Terlebih ketika lelaki itu tersenyum.

Oh. apa kabar dengan jantungnya?

"Tentu tidak. Kemarilah."

Dengan langkah pelan dan sedikit goyah, Junhoe mendekati lelaki manis itu dan duduk disebelahnya.

"Hm.. Apa yang sedang kau lakukan?" Junhoe mencoba berbasa-basi lagi. Ia tidak peduli sekalipun ia terdengar sok akrab.

"Tidak ada." Jinhwan segera mematikan laptopnya.

Setiap gerakan yang ia lakukan tak sedikitpun melunturkan senyuman tipis dari bibirnya.

Sedangkan Junhoe, entah kenapa ia merasa ingin pipis saat itu.

"Baik. Kau mau kita mulai dari mana?"

"Uh?_" Junhoe melongo sesaat, lalu reflek menggaruk tengkuknya canggung.

Entah ini terlalu tiba-tiba atau entah Junhoe lah yang terlalu gugup.

Tapi. Bukankah tujuannya kesini memang untuk 'melakukan itu?'.
Ah, sialan. Jantungnya bahkan tidak mau berdetak dengan normal.

Memalukan sekali ketika tabuhan didadanya akan didengar Jinhwan, karena sangat kencang.

"_Oh.. Terserah kau saja."

Hening.

Senyuman Jinhwan semakin lebar, menonjolkan sebuah tahi lalat berbentuk hati di pipi mulus itu, dan bodohnya Junhoe baru menyadari keindahannya.

Ia lalu ikut tersenyum. Pura-pura santai didepan Jinhwan yang memang terlihat biasa saja. Seperti tidak akan terjadi 'sesuatu' pada mereka setelah ini.

"Baiklah."

Jinhwan meletakkan sebelah tangannya kepaha Junhoe.

Bersamaan dengan itu, sebuah hembusan nafas panjang keluar dari celah bibir Junhoe. Matanya lantas melirik kearah tangan putih Jinhwan.

Desiran halus itu kembali melanda tubuhnya ketika jemari-jemari ramping itu bergerak naik.

"A_Huh~"

Junhoe hendak mengatakan sesuatu semacam 'Bukankah seharusnya kita diranjang', atau 'kau akan mulai? Tapi posisi ini tidak nyaman', tapi yang sebenarnya lebih ingin Junhoe katakan adalah_

"T_Tunggu!"

Ucapan Junhoe bersamaan dengan tangan Jinhwan yang sudah menggenggam tangannya.

"Hm?"

Love Sometimes Strange (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang