Part 2

2.6K 181 63
                                    

Bulu kuduk Junhoe meremang. Dadanya naik turun tak beraturan. Kejantanannya benar-benar sudah mengeras sejak tadi. Dan siksaan dari kain celana yang terasa menjepit disertai dengan pantat Jinhwan yang menggeseknya belumlah hilang sama sekali.

Oh_ Eomma~~"
.
.
.
Malam sudah terlewati. Dini hari kian menjelang.

Junhoe benar-benar menjadi anak yang penurut selama sesi pembukaan menjelang bercinta berlangsung.

"Akh"

Jinhwan melepas hisapannya pada penis Junhoe kemudian meraih kembali gumpalan selimut yang baru saja Junhoe lepaskan dari mulutnya.

"Kubilang gigit saja, jangan dilepaskan. Aku takut mendengar teriakanmu."

Junhoe mengangguk dengan muka memerah sempurna. Ia menatap Jinhwan dengan kedua mata sayu, lalu membuka mulut dan menerima suapan kain dari Jinhwan.

Pelan-pelan, Jinhwan kembali meraih penis Junhoe. Hendak kembali memasukkan benda tegang itu kedalam mulutnya.

Namun belum jadi ia mengulum, teriakan Junhoe kembali memekakkan telinga_

"Ahh, Hyung. Peganganmu terlalu lembut" Protes Junhoe.

Ia merasa Jinhwan menggenggam penisnya dengan separuh hati jadi kesan yang terasa adalah geli-geli tanggung dan menyiksa.

Jinhwan memutar bola matanya saat mendengar ucapan Junhoe, lantas ia meremas penis Junhoe sekuat tenaga.

"Begini?"

"Ya. Ya. Ya. It_itu terlalu keras Hyung~"

Tidak tega melihat kedua bola mata Junhoe yang mulai berkaca-kaca akibat remasan tidak berperasaannya, Jinhwan pun segera mengurut penis Junhoe yang berada dalam genggamannya itu dengan tempo sedang.

"Maaf, aku memang mudah emosi." Ujar Jinhwan santai.

"Apa Hyung tidak suka bercinta denganku?" Tanya Junhoe sedih.

"Aku suka kecuali dengan kata 'HYUNG' yang terus keluar dari mulutmu. Terlebih jika kau meneriakkannya. Selanjutnya, kau terkadang terlalu banyak tingkah. Teriakanmu super besar dan itu mengganggu telingaku yang tengah menikmati benda ini_" Jinhwan menyentil ujung penis Junhoe sedikit.

Junhoe mengaduh. Ingin berteriak namun tidak jadi karena sekarang Jinhwan sedang mengomelinya, lagi.

"_Kau, aku bahkan belum melakukan apapun pada tubuhmu dan teriakanmu sudah seperti lelaki yang ditusuk padahal kau yang akan menusukku nanti"

Sedari tadi Junhoe hanya menatap Jinhwan dengan tatapan bersalah dan menghiba.

Ia sadar betul kalau Jinhwan tengah memarahinya saat ini. Ia kemudian bertanya.

"Tu_Tusuk?"

"Oh My God. Apa aku juga harus menjelaskannya?" Jinhwan mendesah frustasi.

Kali ini dia betul-betul ingin menggunakan penisnya meski pertama kali seumur hidup untuk menusuk anus Junhoe agar anak itu tahu apa yang dikatakan dengan 'TUSUK'.

Merasa semakin tidak enak. Junhoe segera menekuk kedua kakinya, lalu menyembunyikan penisnya diantara kedua paha yang merapat.

Sebelah alis Jinhwan terangkat.

"Kau kenapa?"

Junhoe menggeleng. Ia kemudian menunduk dan memelintir selimut dengan gugup.

"Hyung, sepertinya kita melakukannya_ lain kali saja."

"Apa?"

"Sepertinya. suasana hati Hyung sedang_ tidak baik."

Jinhwan facepalm. 'Sok tahu sekali', batinnya.

Love Sometimes Strange (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang