Hutan

12 2 0
                                    

Raina Pov 5 Tahun Yang Lalu

Dimana ini? Aku bertanya dalam hati.perjalanan ke asrama Firdaus sulit aku terima. Melewati hutan yang lebat jalanan yang sangat sepi tak ada kendaraan satupun selain kendaraan yang aku naiki. Apa mungkin tante Naura akan membuangku ke tengah hutan?ketakutan,itulah yg aku rasakan. Saat aku hendak bertanya tiba-tiba saja aku melihat sebuah gerbang yang tinggi menjulang, ada tulisan FIRDAUS di tengah pagar yang menjadi pintu satu-satunya itu. Tempat ini dilindungi oleh tembok yang kokoh dan sama tingginya dengan gerbang. Aku terpesona dengan ukiran yang terdapat di tembok itu, sepertinya itu hiasan kaligrafi, rumit namun sangat indah.

Setelah berbincang-bincang dengan satpam yang tubuhnya tinggi dan besar akhirnya kami bisa masuk dan apa yang aku lihat sekarang?ini lebih menakjubkan bangunan kuno namun elegan serta luar biasa luasnya. Ada beberapa orang yang berlalu lalang.
"Ayo Raina kita turun." Akhirnya tante Naura mulai mengajaku bicara setelah sepanjang di perjalanan mendiamkanku.
Aku mengikuti langkah tante Naura.

Kenapa aku bisa di masukan ke asrama ini? alasannya sepele. Setelah kematian kedua orang tuaku 2 bulan yang lalu aku menjadi pemurung dan sendiri terus menerus. Kuliahpun aku tinggalkan, tak ada teman yang menghiburku. lebih parah kakaku satu-satunya Kak Fatir pergi  dari rumah sebelum orang tuaku meninggal karena pertengkaran hebat itu. Dia tidak kembali lagi dan lebih memilih gadis bernama Rere itu. Entah aku tidak tahu kakaku ada dimana, bahkan mungkin saja dia tidak tahu tentang kematian Ayah dan Ibu.

akhirnya tante Naura memutuskan untuk memasukanku ke asrama dengan seribu caranya membujuku. karena terlalu lelah akupun setuju.

***

Ibu berjilbab putih itu tersenyum ramah kepadaku, sorot matanya teduh dan penuh santun.
"Selamat datang di pondok Firdaus. Beginilah keadaan kami,jadi saya harap nak Raina bisa maklum dan betah tinggal disini." Dia tau namaku dari mana?perasaan aku belum memperkenalkan diri.
"Tolong didik dengan baik keponakan saya ini Bu Aida,ia yatim piatu dan saya bibinya." Seperti akan dimasukan ke panti itulah pikiranku.
Aku tidak banyak bicara. Setelah berbincang-bincang akhirnya tante Naura pamit untuk pulang, disitu perasaanku mulai goyah.aku seperti kehilangan segalanya, seperti anak kecil yang melihat ibunya pergi. sedih.
Kemudian Bu Aida membawaku ke sebuah tempat yang aku pastikan itu kamar putri.ia mengetuk sebuah kamar bertuliskan Cempaka Putri.
Seseorang muncul dari balik pintu. " Bu Aida" ujarnya melihat kami bergantian.
"Tiara, kenalkan ini teman barumu dan dia akan sekamar denganmu."
Gadis yang bernama Tiara tersenyum ramah kepadaku akupun membalasnya.
"Iya bu."
"Yasudah mulai sekarang ini kamarmu, mereka gadis yang baik jangan sungkan kau bertanya kepada mereka."ucap Bu Aida kepadaku. Aku mengangguk pelan.
"Ayo masuk" Tiara menarik tanganku untuk masuk.
"Nanti akan ada Mas Iman yang mengantar barangmu."ku nggukan kepala.

Inilah tempat baruku selama 5 tahun mendatang. Entah aku akan betah atau malah sebaliknya, aku gak tau itu.

Raina & KenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang