Malam Yang Sepi

9 1 2
                                    

Sungguh aku tak bisa tidur tapi nampaknya bukan cuma aku saja Tiara masih sibuk dengan sebuah buku yang entah itu buku apa.
"Kau belum tidur Rain?" Tanya Tiara dari atas pembaringannya.
"Aku tidak bisa tidur. Kau sendiri?"
"Besok aku akan belajar membuat pupuk untuk tanamanku makanya aku butuh referensi."
"Heemmm..aku belum dapat jadwal.dimana aku bisa mendapatkannya?"
"Jadwal? Ya aku memang belum menjelaskannya padamu. Disini itu bebas kau bisa nengatur jadwalmu sendiri"
Aku mengerutkan kening tanda tak mengerti.
"Kau belum mengerti?" Tiara menghampiriku. Akupun mengubah posisiku menjadi duduk. "Selama 5 tahun kau disini kau bisa mengatur jadwalmu sesuka hatimu. Tak ada paksaan,tekanan, ataupun hukuman. Apapun yang ingin kau lakukan kau bisa melakukannya. Tentunya saat kau melakukan sesuatu akan ada yang membimbingmu. Nanti kau bisa meminta print out kegiatan apa atau pelajaran apa yang ada di asrama ini kepada admin asrama.disana kau akan menemukan bermacam pembelajaran dengan waktu yang sudah ditentukan. Kau tinggal mengatur jadwalmu,kegiatan apa yang ingin kau lakukan sesuai waktu pelajaran yang ada."
Aku mengangguk-anggukan kepalaku tanda mengerti. "Kalau misal aku malas dan tidak mau masuk kelas,gimana?"
"Tetap saja tidak akan ada yang akan menghukumu atau mengabsenmu tapi kau rugi karena kau tau sendiri bayaran di asrama ini sangat mahal. Aku sangat menyayangkan bila kita tidak memanfaatkan waktu kita disini. Saranku pikirkanlah sebelum mengambil keputusan, ambil kelas yang sekiranya akan bermanfaat untukmu nanti setelah kau keluar dari asrama ini."
"Trima kasih Tiara."
Tiara tersenyum kecil. "Tidurlah besok kau akan aku antar ke pihak admin."
"Kalian belum tidur?oh ya ampun apa kalian tidak ngantuk." Anggun bertanya
di balik selimbutnya.
"Aku baru mau tidur. Yasudah selamat malam Rain." Pamit Tiara beralih kekasurnya.
"Ya selamat malam juga Ra." Aku memandangi kedua temanku satu persatu yang sepertinya sudah terbang ke alam mimpinya masing2. Kulihat jam dinding berwarna biru masih pukul 22.00 mataku masih belum ngantuk. Saat tak sengaja kulihat jariku yang dibaluti plaster pikiranku jadi melayang ke sosok tampan itu. Siapa dia? Benaku makin bertanya-tanya, akankah kami dipertemukan kembali.mungkin saja toh dia murid di asrama ini juga. Sambil mengusap plaster yang sangat enggan aku buka itu aku tersenyum sendiri. Ada perasaan aneh yang berdesir di dasar sana. Inikah cinta pada pandangan pertama?
Karena masih tidak bisa tidur akhirnya aku putuskan untuk keluar kamar tak lupa aku memakai jaket tebalku karena memang cuaca di asrama ini sangat dingin. Aku menyusuri lorong asrama yang berderet kamar-kamar putri dengan aneka ragam nama tertulis di setiap pintu. Katanya Anggun nama itu dibuat oleh si pemilik kamar itu sendiri. Asrama putri tepat di bagian barat kalau asrama putra di bagian selatan, dan langkahku menuju ke arah selatan. Masih ada beberapa orang yang belum tidur tentu itu cowok semua. Tak ada cewek diluar ruangan kecuali aku. Tak apa, ini kan asrama tidak mungkin ada yang berani berbuat macam-macam. Tanpa sengaja aku mendengar suara sperti sedang melakukan latihan. Semakin dekat. Ya aku mencari suara itu. Di beakang asrama putra. Mereka semua memakai seragam berwarna hitam beberapa diantaranya ada perempuan juga. Latihan silat sepertinya,kenapa tengah malam seperti ini?
"Kau mau ikut latihan?" Tanya seseorang secara tiba-tiba mengagetkanku.
Aku mendelik ke arahnya dan betapa terkejutnya aku, dia..cowok plaster. "Ah tidak aku hanya melihat-lihat saja."
Dia mengangguk kalem. "Oh begitu. Kau tidak takut disini sendirian?"
"Aku tidak sendiri"
Dia tersenyum manis. "Ya tapi aku akan ikut latihan juga" tentu saja aku sudah tahu itu melihat dari seragam yang ia pakai.
"Masuklah kekamarmu kalau kau tidak ikut latihan. Cuaca disini sangat dingin. Dan lagi.." dia menghentikan ucapanya dan menatapku lekat, aku balik memandang wajahnya menunggu kelanjutan apa yang ingin diucapkannya. "Ini malam jum'at" lanjutnya seraya meninggalkanku mengampiri arena latihan.
Bukannya takut tapi aku tersenyum dan tentu saja hatiku berbunga-bunga. Ya aku lupa menanyakan siapa namanya cowok plaster,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Raina & KenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang