TWENTY EIGHT

8.6K 367 20
                                    

Satu minggu kemudian

"Selamat pagi, Cha. Maaf aku membangunkanmu" kata Stevan yang kini berada di dapur beach villa yang Chacha tempati. Hari ini Stevan tampak tampan dengan baju kaos abu dan celana pendek warna senada.

"Pagi, kapan kamu datang dan bagaimana kamu bisa masuk kesini Van?" Tanya Chacha yang sedikit terkejut Stevan sudah berada di villanya. Stevan pun memberikan senyuman terbaiknya.

"Kemarin malam, maaf aku tidak mengabarimu. Tentu saja aku bisa, sepertinya kamu lupa jika aku yang mempunyai hotel ini" jawab Stevan kemudian meletakkan sepiring nasi goreng dan segelas susu di depan Chacha. "Makanlah"

Chacha pun terkekeh, ia benar-benar bodoh menanyakan hal tersebut pada Stevan. Tentu saja sebagai pemilik ia mempunya akses masuk ke kamar manapun yang ia inginkan.

"Cha, kamu ada acara hari ini?" Tanya Stevan yang mulai memakan makanannya.

Chacha menggelengkan kepalanya dan berkata "Tidak"

"Bagaimana kalau kita pergi ke Lovina?" Ucap Stevan ikut duduk di depan Chacha sambil membawa makanannya.

"Apa ini sebuah ajakan kencan?" Tanya Chacha tersenyum tulus.

"Bisa dibilang begitu, aku hanya ingin mengajakmu berjalan-jalan. Kurasa Lovina tempat yang tepat" jawab Stevan kemudian membalas senyuman Chacha.

"Baiklah, aku menerima ajakan kencanmu Tuan Stevan Reinaldi" ucap Chacha.

Stevan pun tersenyum lega mendengar perkataan Chacha. Setidaknya, ia telah mendapatkan sinyal positif dari gadis itu.

Selesai sarapan pagi, Stevan pun memutuskan mengajak Chacha berkuda mengelilingi kawasan Taman Nasional Bali Barat. Ini pertama kalinya bagi Chacha menaiki kuda, dirinya pun sedikit ketakutan. Untung saja Stevan dan pegawai disana memandunya dengan baik.

Suasana yang menyegarkan ditambah pepohonan monson yang menjulang tinggi membuat keduanya menikmati setiap pemandangan di depannya. Tidak terasa, waktu sudah menujukkan pukul dua belas siang. Mereka pun kembali ke hotel.

"Maaf ibu Aura, ada tamu yang ingin bertemu dengan Anda." Kata Ayu, resepsionis The Menjangan Resort saat melihat kedatangan Stevan dan Chacha.

"Siapa?" Tanya Stevan lebih dulu.

"Maaf Pak saya lupa menanyakan namanya, namun mereka mengatakan ingin bekerjasama dengan hotel kita. Kami pun meminta mereka menunggu Ibu Aura di Bali Tower Restaurant" jawab Ayu sopan.

"Baiklah, aku akan menemuinya." Kata Chacha tersenyum ramah pada Ayu.

"Ayu, lain kali, jangan mengulangi kesalahan yang sama. Apabila ada seseorang yang ingin bertemu Aura tanyakan siapa namanya" kata Stevan tegas kemudian mengikuti Chacha menuju Bali Tower Restaurant.

Sesampainya disana, Dewi salah satu waitress mengatakan tamu yang ingin bertemu dengan Aura sedang menunggu di lantai lima. Mereka pun bergegas menuju lantai lima, untuk menemui tamu tersebut.

Saat sampai lantai yang dimaksud, Chacha terkejut melihat orang yang ingin menemuinya. Mengapa mereka bisa mengetahui aku berada di tempat ini? Batin Chacha dalam hati.

MY PARTNER & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang