Chapter 1

99 22 10
                                    

Haii guys..

Maaf ya kalo ceritanya gaje, karena ini cerita pertama gue yang gue post di wattpad.

HOPE YOU ENJOY IT c:

------

(Author POV)

Rintik-rintik hujan mulai membasahi bumi. Orang-orang mulai berhamburan mencari tempat berteduh.

Diantara keraimaian, ada seorang wanita yang sibuk dengan perasaannya sendiri. Wanita itu mulai membuka payungnya dan berjalan tanpa arah. Tak memerdulikan ada pria yang berjalan lurus kearahnya.

"Maaf", cicit wanita itu ketika tubuhnya tertabrak dengan pria berjaket hitam.

Mata wanita itu membeku kala melihat tatapan dingin pria berjaket hitam itu. Seperkian detik pria itu pergi dari hadapan wanita itu tanpa memerdulikan tatapan heran dari wanita tersebut. 

Tanpa disadari darah segar mengalir dari tangan wanita tersebut. Dengan cepat wanita itu langsung menoleh kearah pria berjaket hitam itu pergi, tetapi pria tersebut sudah menghilang.


(Reina POV)

ceklekk..

"Aku pulang"

Aku berjalan gontai menuju kamarku dan merebahkan tubuhku dengan kasar. Kupejamkan mataku sejenak, menghela nafas lelah.

kutatap langit-langit kamarku yang berhiaskan bintang-bintang, teringat dulu Mama sangat senang mendekor segala perabotan rumah, dan terkadang papa hanya akan menjahili Mama. 

Kuraih bingkai kecil yang ada di atas nakas, mengelus lembut wajah Mama yang cemberut disebelah Papa yang tertawa lepas. Aku menggigit bibir bagian bawah ku ketika rasa sedih mulai muncul. Rasa sedih yang selalu  muncul ketika kenangan demi kenangan teringat kembali.

Kutatap sendu wajah Mama dan Papa bergantian, semakin kugigit bibir bagian bawahku ketika buliran demi buliran air mata sialan ini jatuh tepat diatas anak kecil yang tersenyum disebelah Papa nya.

Kupenjamkan mataku sembari menghela nafas, kutarik otot bibirku membentuk lengkungan simetris ketika menyadari aku akan bertemu Mama dan Papa. Tentunya di alam mimpi.

----

Aku membuka kedua mataku dengan perlahan ketika sinar matahari menelusuk ke kedua mataku. Sinar matahari mengintip malu-malu dibalik gorden, kuarih ponsel yang ada disebelahku. Aku terkejut ketika melihat jam sudah menunjukan pukul 5 pagi. Dengan cepat, aku bangun dan meringis ketika menyadari tangan kananku merasa nyeri, ada luka goresan yang tidak terlalu dalam, dan tentunya terdapat darah yang sudah mengering.

Aku menggerutu sebal, betapa bodohnya aku tidak menyadari luka sepanjang ini. Pasti kemarin aku terlalu larut dalam kesedihan.

Dulu, seingatku Mama sering terluka karena ceroboh saat memasak, dan meletakan P3K didekat dapur. Aku membuka laci dengan satu tangan dan menggerutu ketika kegiatan ku terganggu karena hanya menggunakan satu tangan.

Aku tetap mencari dan menemukannya dilaci pojok, aku segera mengambilnya dan membawanya kekamar tidur ku, dan mengobati lukaku sendiri.

Aku menggigit bibirku manahan rasa perih ketika kapas yang dilumuri obat merah mengenai lukaku. Air mataku turun ketika menyadari Mama selalu sigap membantuku ketika sedang terluka seperti ini, dan memarahiku karena ceroboh.

Aku menutup P3K, dan mengusap air mataku. Cukup hari ini untuk sedih-sedihnya, aku tak ingin jika Mama dan Papa sedih  melihatku sedih.

Aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkan badan, lagi-lagi aku harus menggunakan satu tanganku membuat kegiatan mandiku terganggu.

Selesainya mandi aku langsung terburu-buru memakai seragamku, memakai sepatu dengan asal dan berangkat sekolah.

Sesampainya disekolah aku menuju ruang kelasku. dan menjalani kehidupan sekolah yang monoton seperti biasa.

----

Kriiingg.... 

Aku bergegas membereskan buku ku kedalam tas dan keluar menuju gerbang sekolah.

Aku mengernyitkan dahiku ketika melihat kerumunan siswi-siswi di pintu gerbang, aku menoleh ketika dua siswi terlihat bergosip dengan antusias.

"eh lo tau gak sih katanya Ayu ada cowo ganteng didepan gerbang, kesana yukk" ucap salah satu siswi tersebut.

"Masa sih? Kuy lhaa.." saut teman disebelahnya.

Aku mengangkat bahuku acuh dan berjalan lurus membelah kerumunan siswi-siswi dengan datar.

Belum sampai aku keluar gerbang, tiba-tiba sebuah kaki menghalangi jalanku, kulihat dari bawah ke atas. Terlihatlah sesosok pria dengan garis wajah yang tegas, pria itu menatapku dengan intens. Dan senyuman tiba-tiba menghiasi wajahnya, membuat siswi-siswi  dibelakangku menjerit tertahan.

"Permisi"

Pria itu tidak bergeming, aku berinisiatif melewatinya, namun dia mengikuti gerakanku. Ku tatap dengan sebal matanya yang hitam itu. 

"Denger gak sih, saya mau lewat.."

Terdengar siswi-siswi mulai berbisik-bisik, membuatku semakin kesal. Dasar penggosip.

Aku menatap lagi matanya dengan sebal, mata hitam pekat, mengingatkanku pada pria yang menabrakku kemarin. 

"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"


(Jean POV)

"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" 

Pertanyaan itu tiba-tiba terucap dari bibir kecil  gadis itu.

Aku pun tersenyum lagi padanya. 

"Kemarin kau menjatuhkan ini saat kau menabrakku, kupikir in sangat berharga  bagimu"

Aku mengeluarkan gantungan kunci berbentuk beruang berwarna coklat dari kantungku didepan wajahnya.

"My Rillakuma.." 

Kulihat matanya berbinar seraya mengelus kepala gantungan kecil itu, wajahnya yang datar berubah menjadi sumringah.

Aku menarik kerah seragamnya dari belakang ketika ia berjalan begitu saja meninggalkanku.

Dia berbalik dan menatapku polos.

"Kenapa?"


Mohon kritikan dan sarannya ya guys

Dan jangan lupa vote dan commentt :D

Unordinary ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang