Reina POV
Aku bergerak menuju tempat tidurku dan merebahkan tubuh dengan nyaman. Aku menarik selimut dan mengenggamnya ketika mengingat kejadian tadi, saat wajahnya begitu berbeda ketika tertawa lepas.
Aku menarik selimutku ketika menyadari pipiku memanas, mengingat lagi bagaimana wajah Jean yang sangat menggoda ketika mengajakku makan bersama. Matanya begitu jenaka ketika memandangku.
Tiba-tiba lampu kamarku mati, Aku terpekik kaget, dan segera menyembunyikan wajahku dibalik selimut. Kok mati lampu sih? Apa sekarang giliran pemadaman listrik? Tapi katanya esok siang.
Aku segera bangkit dan bergerak keluar kamar, uhhh disini sangat gelap. Aku bahkan tidak bisa melihat apapun disini. Aku menggapai-gapai, mencoba mencari benda sebagai pegangan.
Kudengar suara benda yang jatuh, Aku memicingkan mataku mencoba melihat siapa yang menjatuhkan, tapi yang kudapat hanyalah kegelapan dimana-mana.
Siapa itu? Jean?
Apa jangan-jangan itu seorang pembunuh seperti di film-film?
Aku bergerak mundur dan mundur dan terhenti ketika ada sesuatu yang menghalangi jalanku. Sesuatu seperti tubuh seorang pria.
"I got you.."
Aku segera berbalik dan mendapati sesosok siluet pria yang mendekatiku. Ia bergerak semakin dekat membuatku berjalan mundur, hingga dibelakangku kini hanyalah tembok. Aku melihat pria didepanku yang semakin mendekatiku, dan wajahnya kini lebih dekat dariku. Hanya berada 3 cm didepanku.
Aku sangat ketakutan hingga sekarang aku bisa mendengar detak jantungku sendiri. Bibirnya kini tepat didepanku. Saking takutnya, aku tak menyadari, sedari tadi aku menahan nafasku dan menutup mataku.
Dan tiba-tiba saja lampu menyala, aku segera membuka mataku.
"Huaa, dasar cowok mesum, nyebelin!!!" Aku memukul bahunya dengan sekuat tenaga dan berlari begitu saja ke dalam kamar ku.
'deg deg deg' aku masih merasakan jantung ku yang berdetak tak karuan. 'dasar om-om mesum'.
Aku pun merebahkan diriku dikasur dan mencoba memejamkan mata.
---
'Ddrrttt ddrtttt drrttt' samar-samar aku merasakan getaran diponsel ku. Kuraba-raba nakas yang berada disamping tempat tidurku untuk mencarinya. Dengan malas kuraih ponsel itu dan melihat nama Mia tertera di layar ponsel ku. Ternyata dia mengirim ku pesan.
'Reina.. nanti sore anterin gue ke toko buku ya?' Aku mendelik membaca pesan dari Mia –temanku, dan mengangkat alisku heran ketika Mia mengajakku pergi, tumben sekali dia. Aku meletakkan ponselku dan bergegas menuju kamar mandi tanpa berniat membalas pesannya.
"Reina, kamu dikamar mandi?" Suara Jean mengagetkan ku. 'ngapain dia masuk ke kamar ku' batin ku panik.
"Reina?"
"Iya, gue dikamar mandi" teriaku dari dalam kamar mandi.
"Aku tunggu dibawah" ucap Jean sedikit berteriak pada ku.
Aku pun segera membasuh diriku dengan cepat dan keluar dari kamar mandi. Ku buka lemari pakaian untuk mengambil asal baju dan celana yang nyaman dikenakan. Aku bukanlah wanita yang terlalu mementingkan penampilan, yang penting pakaian yang kukenakan itu nyaman.
Ku turuni tangga dengan sedikit terburu-buru dan membuka pintu rumah ku, kudapati sosok Jean sedang membersihkan spion mobil merahnya itu. Ia melirikku sekilas dari kaca spion dan membalikkan badannya menatapku.
"Sudah selesai?" Jean menatapku dengan datar, ia menatapku seakan aku manusia berkepala dua. Kenapa? Apakah ada yang salah dengan pakaianku?
Aku menganggukkan kepalaku dengan alis tertaut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unordinary Man
RomantizmReina tak memikirkan bahwa pertemuannya dengan seorang pria bisa mengubah dunianya.. Haruskah ia menyesal atau bersyukur?