1

9.6K 623 21
                                    

Lana melangkahkan kakinya keluar dari kelas dengan rambut yang dikuncir asal dan wajah yang kusut. Sebagai mahasiswa semester terakhir, ia tentunya disibukkan dengan pembuatan skripsi agar bisa wisuda. Celakanya, Dosen pembimbingnya -Profesor Choi- yang luar biasa kejam dan kaku- terys menerus memintanya merevisi judul dan sebagian besar isi skripsinya.

Lana merasa jengkel bukan main. Ia sudah yakin jika skripsinya benar-benar baik. Profesor Choi sepertinya sengaja menghambat Lana agar bisa wisuda. Lana mendecih jengkel dan menghentakan kakinya menuju parkiran. Ketika ia tiba di parkiran, Lana disambut dengan jejeran motor yang terparkir sembarangan dan menutupi jalan keluar motor vespanya.

Ia mendesah kasar dan meletakan tasnya dengan setengah membanting ke atas motor. Lana menoleh ke kiri dan ke kanan, mencoba mencari seseorang yang mungkin bisa membantunya memindahkan jejeran motor di belakang vespanya. Matanya tertuju pada seorang pria yang duduk seorang diri di atas motornya sambil memainkan sebuah ponsel. Garis wajahnya nampak sangar, tetapi sangat tampan.

Lana membuka mulut hendak meminta bantuan pria sangar yang tampan itu, tetapi mengurungkan niatnya ketika pria itu meliriknya dengan mata tajamnya. Mau tak mau, Lana memindahkan sendiri motor-motor itu dengan sedikit mengomel. Butuh waktu setengah jam baginya untuk memindahkan motor-motor itu. Ia sudah mulai merasa lelah, tetapi tetap memaksa untuk mendorong motor terakhir yang menghalangi vespanya.

Sial bagi Lana, karena kelelahan, keseimbangannya mulai tak terkontrol dan motor yang didorongnya miring ke samping. Motor itu hampir saja jatuh menghantam tanah -yang berarti akan ada kerepotan lainnya bagi Lana- tetapi sepasang tangan membantu Lana mengangkat motor itu. Lana menoleh sedikit dan mendapati pria sangar yang tampan itu datang membantunya dengan wajah datar.

Ia menggeser motor itu dengan mudahnya sehingga vespa Lana bisa keluar, kemudian beranjak pergi meninggalkan Lana yang terpaku. Lana mengerjapkan matanya kebingungan. Ia bahkan belum sempat mengucapkan terimakasih, tetapi si pria sangar itu sudah pergi. Lana menarik napas panjang dan beranjak menuju vespanya untuk segera pulang ke rumah dan memikirkan cara berterimakasih kepada pria itu nanti.

***

Kafetaria terisi penuh oleh para mahasiswa yang sedang menikmati makan siang. Lana juga menjadi satu dari ratusan mahasiswa yang berada di kafetaria untuk menikmati makan siang bersama dengan kedua temannya -Yoon Sohee dan Jang Chanmi-. Lana sedang menggigit nuggetnya ketika pria sangar yang kemarin menolongnya masuk ke kantin.

Ia hampir tersedak melihat pria itu dan segera mencolek Sohee yang berada di sampingnya.

"Lihat!" bisiknya pelan, "dia itu yang kemarin membantuku."

Sohee yang sedang melahap nasi goreng kimchinya mengangkat wajah dan menatap pria sangar yang dimaksud Lana. Sementara Chanmi -yang duduk menghadap keduanya sehingga membuatnya membelakangi pria sangar itu- berbalik dan ikut menatap ke arahnya.

"Woah, dia tampan sekali!" ujar Sohee.

"Kau harus berterimakasih padanya dan mulai mendekatinya!"

"Hei, aku cuma mau berterimakasih dan tidak ada rencana lain!" balas Lana sambil menyikut lengan Sohee.

Sementara Chanmi yang tadinya berbalik ke arah pria itu, kini menghadap Lana dengan wajah ngeri.

"Sebaiknya kau tidak usah mengucapkan terimakasih ataupun berurusan dengannya," kata Chanmi.

"Kenapa?" tanya Lana bingung membuat Chanmi menatapnya tak percaya.

Heartrobber | JJK SMUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang