"Aku gak setuju oma!" Arya menegaskan kemauannya
Yup! gue setujuu, gue - pun mengangguk menandakan gue setuju dengan pendapat arya.
"Ga setuju?" Oma terkejut dengan ucapan arya
"Gak setuju kalau oma sampai batalin perjodohan aku sama vivi"
Gue melotot sempurna maksudnya?
"APAA?!"
Arya menaikan sebelah alisnya, tersenyum menggoda. Gue menatap arya ga percaya maunya ni cowok apaan sih?
"Oma kayaknya aku udah kenyang deh, aku mau pulang oma udah malem" gue beranjak dari kediaman gue makan tadi, gue bener bener ga nyaman setelah denger tuturan arya yang buat gue naik pitam.
"Dalam waktu dekat oma akan undang kalian untuk makan malam"
Gue ga perduli kalau sampai oma mencap gue 'cewek tidak sopan' gue bener - bener ga menggubris ucapan oma ifa, gue pergi gitu aja meninggalkan ruang makan.
"oma arya anter vivi pulang dulu oma"
***
Arya mengikuti vivi dari belakang, berjalan sambil tersenyum menatap punggung vivi yang terlihat rendah, menandakan dia terbebani akan hal ini. Entahlah, arya bukan setuju tetapi arya merasa dirinya lebih berwarna dengan mengganggu perasaan vivi. Arya dibilang jahat? Tidak. Dia tidak menyakiti vivi.Setelah arya memastikan vivi masuk ke rumahnya dengan selamat, arya tersenyum.
Sadar tidak sadar arya merasakan getaran di dadanya. Arya menunduk menatap sendal jepitnya yang sepasang. Dirinya gilaaa benar - benar gila
"lo ngikutin gue?"
Arya seperti hampir terhuyung kebelakang menatap vivi yang tiba tiba berada di depannya
"lo lewat mana vi? Kok tiba - tiba.. "
"diem berisik! Enyah sana lo dari hadapan gue!"
Arya tersenyum menunjukan lesung pipi nya "perhatian ya lo nyuruh gue pulang, iya deh gue tau lo khawatir"
"gila! Mati aja lo sana"
DBUM!!
Suara pintu rumah vivi berdebum hebat membuat arya tertawa terbahak - bahak.
"coba vii buat gue makin penasaran sama lo"
***
Benar hari ini vivi kacau, pikirannya bercabang. Delon dan arya benar - benar membuat dirinya muak. Harus delon berbuat senekat ini? Dia tau bunga mawar yang di berikan anak - anak SMA-nya ini ulah delon, siapa lagi? Hanya delon yang satu sekolah dengannya.
Entah sudah ada berpuluh puluh tangkai yang ada di genggaman vivi, dan berpuluh puluh tangkai itu juga yang vivi buang di tong sampah.
"plis delon gausah buat sam..... " ucapan vivi menggantung tidak di sangka siapa yang ada di hadapannya sekarang? Berdiri di tengah lapangan basket dengan di kelilingin siswa siswi yang beberapa adalah kawan sekelasnya
"...pah"
"kaget? Kaget kan? Yeeyyyy lo milih bunga yang di tangan gue, udah gue sangaka siii, bunga yang di kasih kasih orang dari ujung ke ujung itu bakal lo buang di tong sampah dan akhirnya bunga gue yang lo pilih"
Muka vivi datar "gue bingung sama lo, mau lo apasi? Berenti buat hari gua makin kacau. Lo ngerti kan maksud gue?"
Arya mendekatkan wajahnya ketelinga vivi "dengan sikap lo kayak gini semakin buat gue pingin buat hari lo makin kacau, dengan kekacauan yang gue kasih lo bakal ketagihan sama kekacauan yang pernah gue lakuin ke lo"
"lo gila! Lo psyco! "
"berenti teriakin gue kayak gitu, lo yang bakal malu sendiri, ini kandang lo vivi" arya tersenyum manis dan...
Bugh!!
Akhhh!
"DELON!"
"beraninya lo ngambil vivi dari gue, beraninya lo! Gue patiin lo!" delon menghajar arya membabi buta, delon panas wanitanya di ambil dengan cara didepan orang ramai.
"delon berentiii! Delon ini sekolah!" vivi mencoba mencegah tangan delon
Arya mimisan, wajahnya sudah babak belur, kenapa dia tidak melawan? Selemah itu kah arya?
"DELON BERENTI! LO GA ADA HAK LAGI TENTANG GUE! JADI MAU GIMANA PUN GUE SAMA DIA GA ADA URUSANNYA SAMA LO!!!! "
Bugh!!
Kali ini bukan arya tapiii vivi.
Arya langsung bangun dari ketidakberdayaannya dan..
Bugh!! Bugh!! Bugh!!
"gue nonjok lo bukan ngebales karena lo nonjok gue, tapi karena lo berani nonjok cewek!"
Arya mengangkat vivi dan berlari menuju UKS sekolah vivi, tidak perduli seberapa babak belurnya dirinya tapi vivi adalah kesayangan oma nyaa, kalau sampai kenapa - kenapa pasti dia yang akan di salahkan. Dia calon tunangannya-sekalipun arya masih setengah hati.
***
Vivi terbangun dari tidurnya, yaa.. Vivi tadi tidak pingsan hanya setengah sadar karena kepalanya terasa sakit karena mimisan.
"arya kemana ta?"
Gita melihat wajah vivi dengan mata menyipit.
"lo ada apa sama arya? Gamau cerita ke gue"
Vivi menghela nafas lelah "ga ada gitaa, gue ga ada apa - apa sama dia. Cuma ada kesalahfahaman aja"
"jelas - jelas dia deket sama lo vi" gita ngotot parah, rasa penasaran vivi mengembang karena ekspresi vivi tidak menggambarkan seperti itu.
"balik ke kelas yuk!" vivi turun dari ranjang uks dan langsung menarik tangan gita
Sepanjang jalan ke kelas gita tidak berhenti mengoceh dan ngedumel kesal karena vivi yang tidak mau buka mulut.
"vii gue mau minta maaf"
Vivi menghela nafas dan melewati delon "ngomong aja sama gita"
Delon menahan pergelangan tangan vivi "gue butuhnya lo vi"
"gue ga butuh lo apalagi mulut kotor lo itu"
Gita menarik lengan delon memberikan akses kabur untuk vivi "udah sii sampein ke gue aja ntar gue sampein ke vivi"
"ga perlu jenglot!!"
"JENGLOT NENEK LO ITU!!!"
Maaf typo guyss
Tetep vote and comen guyss