Tulus Chapter 6

8K 581 7
                                    

Chapter 6

Bulan terus berganti, kedekatan Yunho dengan Junsu membuatnya sedikit lebih tenang. Yunho merasa bahwa berada dekat dengan Junsu bisa membawanya pada Jaejoong. Junsu sendiri juga sudah memberitahukan pada Jaejoong perihal Yunho dan dirinya yang belum bisa berkunjung. Jaejoong paham dengan keputusan Junsu, dia juga tidak ingin Junsu terlibat dalam masalahnya dengan Yunho, meski Jaejoong kini tahu bahwa Yunho juga mencintai dirinya. Tapi egonya yang tidak ingin merusak masa depan orang yang dicintainya itu mengurungkan niatnya untuk memberitahukan keberadaannya pada Yunho.


Kini Jaejoong sudah melahirkan, seorang bayi laki-laki yang sehat telah dilahirkan ke dunia ini tiga bulan yang lalu. Ya, Jaejoog melahirkan putranya 3 bulan bulan yang lalu. Bayi laki-laki yang diberinya nama Kim Changmin. Bayi yang kini berusia 3 bulan itu sungguh menggemaskan, siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh cinta pada bayi tersebut. Ketelatenan Jaejoong dalam mengurus bayinya sungguhlah hebat. Bahkan kedua pemilik tanah perkebunan pun jatuh cinta pada bayi jaejoong.
Ya 3 bulan yang lalu, tanah pemilik perkebunan berkunjung ke kebun, dia tahu tentang Jaejoong dan adiknya dari cerita Zhoumi. Mereka pun dekat dengan Jaejoong, bahkan mereka meminta Jaejoong dan Jiyoo memanggil mereka appa dan eomma. Sewaktu persalinan itu juga dibantu oleh keluarga Zhoumi. Jaejoong dan Jiyoo hanya bisa tersenyum sendu disaat dua orang yang dianggap appa dan eommanya itu memanjakan Changmin. Jaejoong dan Jiyoo tahu siapa mereka, mereka adalah orang tua Yunho, kakak dan nenek bayi yang Jaejoong lahirkan, Jung Jihoon dan Jung Taehee.

“Kita tidak bisa menyembunyikan ini terus oppa, lambat laun mereka akan mengatahuinya, Changmin begitu mirip dengan Yunho oppa” kata Jiyoo di suatu malam.
“Aku tahu Jiyoo, tapi aku bingung. Haruskah kita pergi dari sini, sementara mereka begitu baik memperlakukan kita bahkan kebutuhan Changmin dan biaya ujian keselaranmu dibiayai oleh mereka?” jawab Jaejoong.
“Tapi oppa, tidak menutup kemungkinan bahwa mereka akan segera tahu. Bagaimanapun juga mereka adalah kakek dan neneknya, kita tidak bisa terus menyembunyikan fakta bahwa ayah dari Changmin ada Jung Yunho”
BUKK....
Jaejoong dan Jiyoo menoleh ke arah dimana terdengar subuah benda jatuh. Mereka membelalakkan mata saat tahu di pintu tengah berdiri appa, eomma, dan gege.
Kini mereka berkumpul di ruang tengah, meminta penjelasan pada Jaejoong dan Jiyoo. Secara bergantian Jaejoong dan Jiyoo menceritakan kejadian yang sebenarnya dan alasan mereka menyembunyikan diri mereka selama ini.

“Aigoo, ternyata selama ini firasatku benar. Akku selalu yakin bahwa Changmin adalah putra Yunho, insting seorang nenek tidak akan salah. Aku juga tidak salah kan meminta mereka menggail appa dan eomma, benarkan yeobo?”
“Ne, aku setuju yeobo” sahut Jung Jihoon.
“Kalian tidak marah?” tanya Jiyoo spontan.
“Untuk apa kami marah, kami bahagia karena kami sekarang menjadi seorang kakek dan nenek” sahut Jung Taehee senang, hal itu membuat Jaejoong dan Jiyoo bernapas lega.
“Lalu apakah Yunho sudah tahu hal ini hyung?” tanya Zhoumi dan Jaejoong menggeleng.
“Kau tenang saja Joongie, aku akan melakukan sesuatu pada anak itu, hohoh” ucap eomma Yunho.
“Apa yang akan eomma lakukan?” tanya Jiyoo merinding melihat ekspresi eommanya itu.
“Joongie, apa kau mencintai Yunho?” tanya Jihoon tiba-tiba.
“Kalau tidak mencintainya mana mau hyung menyimpan mantel pemberian Yunho oppa saat masih anak-anak” jawab Jiyoo cepat  membuat Jaejoog menunduk malu.
“Begitu ya” jawab Jihoon tersenyum.
“Apa yang akan Ahjussi lakukan?” tanya Zhoumi.
“Appa tidak akan menyakiti Yunho kan?” tanya Jaejoong gelisah, Jhoon hanya tersenyum melihat reaksi Jaejoong.
“Apa hyungmu tahu masalah ini Mi?” tanya Jihoon.
“Sepertinya Jungsoo hyung tidak mengetahui perihal ini Ahjussi, yang aku ketahui hanyalah hyung sering mendapat laporan dari kepala sekolah karena Yunho sering membolos saat baru memasuki kelas XII”
“Yunho membolos?”
“Ne Ahjumma, Yunho membolos karena mencari Jeje hyung. Kami juga bingung ketik sepupu Jeje hyung mengatakan pada kami”
“Jadi yang tahu tentang masalah ini hanya sepupu kalian dan Zhoumi?” tanya Jihoon.
“Ne, Junsu sepupu kami dan Zhoumi baru tahu tentang hal ini saat kelahiran Changmin karena mendengar pembicaaranku dengan Jiyoo, tapi kami memintanya untuk diam. Aku bahkan tidak tahu jika appa dan eomma adalah orang tua Yunho, sampai Zhoumi mengatakan siapa kalian" jelas Jaejoong.
“Pantas Zhoumi tidak tidak begitu terkejut ketika tadi mendengar pembicaraan tentang ayah Changmin” lirik Jihoon dan Zhoumi hanya tersenyum sambil mengacungakan dua jarinya membentuk huruf V.
“Tunggu... tadi gege bilang Jungsoo hyung. Apakah dia pemilik Wish cafe and club?” tanya Jiyoo.
“Ne, kalian mengenalnya?” sahut Zhoumi setelah melihat reaksi Jiyoo dan Jaejoong. 
“Tentu saja, itu adalah tempat dimana kami bekerja selama ini, bahkan eonni sudah bekerja dengan Leeteuk oppa selama 6 tahun” jawab Jiyoo.
“Benarkah itu Joongie?” tanya Taehee.
“Ne eomma, aku sudah bekerja disana sejak berumur 11 tahun bahkan hyung mengijinkanku membawa Jiyoo dan membantuku merawat Jiyoo”
“Ne, noona benar eomma”
“Yak Jiyoo-ya, panggil oppa mu dengan benar” omel Taehee mendengar Jiyoo yang berganti-ganti memanggil Jaejoong.
“Tidak apa-apa eomma, aku sudah biasa bahkan aku merasa aneh kalau Jiyoo memanggilku oppa, sebab Jiyoo hanya memanggilku oppa jika khawatir saja”
“Ne, benar apa yang dikatakan Jeje hyung eomma”
“Yak, berhenti memanggilku Jeje, Jiji” sahut Jaejoong dan menekankan saat memanggil nama Jiyoo.
“Yak berhenti memanggilku dengan nama itu eonni” jawab Jiyoo tak mau kalah.
“Jiji”
“Noona”
“Jiji”
“Yak hentikan hyung” kesal Jiyoo.
“”Aigoo, Minie lihatlah eommamu dan imomu bertengkar masalah nama” ucap Taehee ditengah-tengah pertengkaran mereka, dan Changmin menanggapi ucapan halmeoninya dengan tertawa tanpa suara, seketika semua orang disana ikut tertawa bahagia. Malam itu malam bahagia dalam hidup duo Kim bersaudara.

1 minggu kemudian.
“Joongie tanda tangani ini” ucap Taehee sambil menyodorkan selembar kertas.
“Apa ini eomma?” tanya Jaejoong penasaran.
“Bukan apa-apa, tanda tangani saja” jawab Taehee tersenyum dan tanpa curiga Jaejoong langsung membubuhkan tanda tangannya disana. Sekilas dia hanya melihat ada tanda tangan orang lain di kertas itu, namun belum sempat terbaca eomma Jung mengambil kertas itu. Taehee kemudian memberikan amplop yanng berisikan tanda tanngan Jaejoong kepada sekertaris suaminya.
“Eomma tidak menjualkukan?” tanya Jaejoong setelah melihat kepergian laki-laki itu.
“Tentu saja tidak, mana mungkin aku menjual menantuku yanng cantik dan baik, pintar memasak dan sudah memberikan seorang cucu” jawab Taehee.
“Nah Joongie, kau sudah siap untuk ujian keselarasan lusa?” lanjut Taehee.
“Ne, aku sudah siap, kami juga berterima kasih pada eomma dan appa karena hal ini. Seharusnya cukup Jiyoo saja, tapi aku malah ikut juga”  jawab Jaejoong sambim mempoutan bibirnya lucu.
“Setidaknya kau punya ijasah SMA, dan lagi aku serta suamiku berencana akan mendaftarkan Jiyoo ke SMA nantinya kaupun juga boleh jika ingin menneruskan kuliah”
“Tidak perlu repot-repot eomma, membantu kami mengikuti ujian keselarasan saja kami sudah bersyukur. Lagipula aku ingin fokus merawat Changmin dulu eomma, jika ingin mempelajari bisnis aku bisa belajar dengan appa dan buku-buku milik appa” sahut Jaejoong tersenyum.
“Ya terserah Joongie saja, tapi Jiyoo akan tetap kami sekolahkan ke jenjang berikutnya”
“Ne eomma, aku sunguh berterima kasih, aku bahkan gagal menjadi kakak yang berguna bagi Jiyoo” ucap Jaejoong sedih.
“Kau tidak salah, yang salah adalah Yunho karena dia kau jadi seperti ini” hibur Taehee.

“Bagiaman Changmin?” lanjut Taehee.
“Baik eomma, dia sekarang sedang tidur” sahut Jaejoong.
“Dan Jiyoo?”
“Dia menemani Zhoumi ke Seoul untuk mengurus masalah perkebunan”
“Oh, ya sudalah. Kalau begitu eomma pulang dulu masih ada beberapa hal yang harus eomma kerjakan” kata Taehee lalu beranjak berdiri.
“Ne eomma, aku sungguh berterima kasih pada appa dan eomma”
“Ne, jaga Changmin baik-baik ne”
“Ne eomma, eomma juga hati-hati dijalan” jawab Jaejoong lalu mereka berpelukan dan Taehee berpamitan. Dalam hati Taehee bahagia karena rencana suaminya untuk menikahkan Yunho dan Jaejoong berhasil. Surat yang ditanda tangani Jaejoong tadi adlah beras untuk pernikahan mereka agar diakui secara negara, untuk diakui secara agama bisa dilakukan kalau mereka sudah benar-benar siap.
Sementara itu di Seoul.
“Sudah selesai Ge??”
“Ne, mari kita pulang” sahut Zhoumi.
“Ge, kita mampir ke tempat Leeteuk oppa sebentar boleh?” tanya Jiyoo.
“Kenapa, apa kau merindukan hyungku” goda Zhoumi membuat Jiyoo merona karena malu.
“Tentu saja kita temui hyung sebentar, dia pasti juga merindukanmu” sahut Zhoumi sambil tertawa kecil karena melihat Jiyoo yang semakin malu dengan godaannya.
“Jiji-ya, gege” panggil seseorang ketika mereka hendak memasuki mobil mereka.
“Yak, kenapa Juju jumma berteriak kencang sekali? Tahukah jumma ini tempat umum?” protes Jiyoo saat Junsu sudah berada di dekatnya. Bukan karena suaranya yang seperti ikan dolhin tapi panggilan yang ditujukan untuknyalah yang membuat kesal, semenatar sang pelakuk dan gegenya hanya tertawa mendengar protesan dari sang korban.
“Kau mau kemana Junsu?” tanya Zhoumi.
“Aku mau pergi ke cafe Leeteuk hyung, ge, lalu saat melihat kalian aku tidak percaya dan mengikuti kalian dan ternyata memang benar kalian”
“Kalau begitu kita kesan bersama saja” ajak Zhoumi.
“Kalian juga akan menemui Leeteuk hyung?” tanya Junsu, dan Zhoimi mengangguk semnetara Jiyoo masih emberut kesal dengan Junsu. Mereka akhirnya pergi bersama menemui Leeteuk.

Ketika mereka tiba di depan cafe, tiba-tiba seseorang memeluk Jiyoo dari belakang.
PLAKKK.... Jiyoo menampar pria yang memeluknya tiba-tiba, membuat semua orang disana menoleh ke arah mereka.
“Dasar kurang ajar, seenaknya kau memeluk orang hah?” teriak Jiyoo emosi. Kegaduhan di depan cafe membuat Leeteuk menghampiri mereka.
“Ada apa ini?” tanya Leeteuk yang baru saja tiba.
“Kalian” lanjutnya “Masuk ke ruanganku” tambah Leeteuk dan mereka semua mengikuti Leeteuk, Jiyoo, Zhoumi, Yunho, Junsu, Yoochun, dan Ilwoo.
Setelah mereka sampai di dalam, Leeteuk menuntuk penjelesan pada mereka.
“Jadi kau mengira dia Jaejoong, Jung Yunho?” tanya Leeteuk
“Yak hyung, kau masih marah padaku hyung? Aku kan sudah minta maaf dan menjelaskan semuanya” ucap Yunho kesal.
“Cih, dasar beruang” gerutu Jiyoo yang dapat didengar semua orang di sana.
“Tenanglah Jiji-ya, nanti kau cepat tua kalau kau marah-marah” canda Junsu.
“Yak, Juju Ahjumma” jawab Jiyoo sambil menatap Junsu tajam, semantara yanng ditatap hanya tersenyum.
“Berhentilah menggodanya Suie, atau kau akan menerima cerama Jaehyung. Kau tahu seperti apa cerewetnya Jaehyung” sahut Zhoumi menenagkan mereka.
“Nah dengar kata gege” jawab Jiyoo.
“Kalian sudah saling kenal?” tanya Yoochun mengalihkan topik.
“Ne, aku pernah bertemu beberapa kali saja” sahut Zhoumi polos tak memahami tatapan membunuh Jiyoo dan Junsu.
“Dimana Jaejoong sekarang?” tanya Yunho langsung ke pokok pembicaraan. Jiyoo hanya menatap tak senang pada Yunho.
“Aku tahu kau pasti marah padaku setelah apa yang kulakukan pada oppamu, tapi akku mohon beritahu dimana Jaejoong. Aku igin menebus kesalahanku” lanjut Yunho sambil berlutut memohon.
“Aku tidak ingin kau merusak kebahagian hyung setelah kehadiran Changmin, Jung Yunho” ucap Jiyoo ketus.
“Jadi namanya Changmin?” tanya Junsu polos.
“Yak Kim Junsu!!!” teriak Jiyoo sambil menatap Junsu.
“Kau boleh memukulku sepuasmu, kalau perlu kau bisa membunuhku sekalian. Aku akan terima semua itu, tapi kumohon beritahu aku dimana Jaejoong” mohon Yunho, Jiyoo memandangnya dengan marah. Namun pertahananna runtuh saat menemukan kesungguhan dalam permohonan Yunho meski dia ingin sekali memukulnya.
“Aku tidak bisa membunuhmu” sahut Jiyoo membuata suana tegang disana mencair, “Tapi mungkin aku bisa memukulimu sampai babak belur” lanjut Jiyoo sambil meyeringai. Ketegangan kembali lagi di ruangan itu.
“Tapi aku tidak akan melakukan itu, aku tidak mau mengotori tanganku ini. Aku tidak membencimu Jung Yunho” tambahnya.
“Benarkah?” tanya Yunho lega dan Jiyoo mengangguk.
“Tapi....”
“Eh?”
“AKU MARAH DENGANMU YANG SELUAS JIDAT PARK YOOCHUN MEMELUKKU SEPERTI ITU” teriak Jiyoo dengan suara keras.
“Kenapa aku jadi ikut dibawa?” ucap Yoochun setelah namanya disebutkan dengan mempermasalahkan jidat lebarnya.
HAHA.... HAHA... HAHA... Terdengar suara tawa melegking di ruangan itu. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Junsu yang memiliki suara melengki seperti lumpa-lumba.
Drrrrttt.... drrrttt.....
“Jiyoo ponselmu bergetar” ucap Leeteuk menghentikan tawa Junsu.
“MWO?” ucap Jiyoo ketika menerima telepon
.............
“Eh, Appa. Mianhae appa, aku tidak melihat nama pemanggilnya, heheh....”
...........
“Ne, aku sedang kesal dengan beruang mesum, yang seenaknya memelukku appa”
..........
“Ommo, aku hampir lupa appa”
.........
“Arraseo, nanti sebelum pulang aku akan mampir mencari perlengkapan dengan gege. Apa noona juga akan ikut?”
............
“Ne, baiklah appa. Ne, mianhae appa tadi membentak appa”
........
“Ne” jawab Jiyoo lalu mengakhiri obrolannya.
“Ada apa Jiyoo” tanya Zhoumi.
“Aku lupa kita belum membeli perlengkapan untuk mengikuti ujian lusa, dan appa juga meminta kita sekalian untuk mampir ke kantornya guna mengambil kartu ujian milikku dan eonni”
“Eh, Jae hyung akan mengikuti ujian keselarasan?” tanya Junsu.
“Ne”
“Tunggu, kalian ini membeicarakan siapa sih? Kau memanggilnya eonni, noona, hyung, tapi Junsu mengatakan itu Jaejoong” ucap Yoochun yang bingung dengan pembicaraan Jiyoo.
“Itu menunjuk satu orang, yaitu Jaejoong. Jiyoo selalu berganti-ganti memanggil Jae hyung” jelas Junsu.
“Bahkan aku pernah memanggilnya eomma” tambah Jiyoo dan yang lain mengangguk.
“Lalu siapa yang kau panggil appa tadi, setahuku ahjumma dan ahjussi sudah meninggal?” tanya Junsu.
“Dia adalah tuan tanah tempat  kami bekerja” jawab Jiyoo singkat.
“Jadi bolehkah aku bertemu dengan Jaejoong?” tanya Yunho.
“Akan aku bicarakan dulu dengan hyung, aku tidak tahu apakah oppa masih ketakutan jika mendengar namamu lagi Yunho oppa” jelas Jiyoo.
“Kau benar-benar pemilih Jiji?” sahut Junsu.
“Apa maksudmu Juju Jumma?”
“Kau memanggil Leeteuk hyung dengan sebutan oppa, dengan gege kau juga sopan, sekarang dengan Yunho pun kau juga sopan, tai kenapa dengnanku kau seenak jidat Park Yoochun memanggilku seperti itu” protes Junsu.
“Hei hei hei.... Jangan bawa-bawa namaku lagi” protes Yoochun yang namanya terus dibawa-bawa.
“Hm,” gumam Jiyoo.
“Mungkin kau dan Jaejoong harusnya bertukar gender” ucap Ilwoo membuka suaranya karena dia diam sejak mereka datang.
“Mungkin” sahut Jiyoo enteng.
“Benar, kau semakin mirip dengan Chullie ahjumma, aku tidak yakin kau akan punya kekasih jika masih galak seperti itu. Benar-benar menurun dari Ahjumma” ucap Junsu tanpa menyadari pandangan menusuk Jiyoo.
“Sudahlah, sekarang semua sudah jelas kan. Mi lebih baik kalian pulang sekarang, bukankah kalian masih harus mampir mencari perlengkapan ujian?” intruksi Leeteuk.
“Benar juga. Baiklah kalau begitu kami pamit undur diri” jawab Zhoumi.
“Aku akan memberiahukan keputusannya nanti pada Jumma, jadi nanti kau tanyakan saja pada manusia lumba-lumba ini” jawab Jiyoo sambil menunjuk Junsu, lalu pergi mengikuti Zhumi.
-
-
-
-
“Hari ini aku bertemu dengannya oppa?” ucap Jiyoo tiba-tiba ketika makan malam.
“Dia?”
“Yunho”
“Mwo? Yun...ho...”
“Ne, dia ingn bertemu denganmu oppa” jawab Jiyoo. Jaejoong menjatuhkan sendok yang digunakannya untuk menyuapi Changmin.
“Oppa, kau tidak apa-apa?” tanya Jiyoo khawatir.
“Apa kau mengatakan dimana kita tinggal?” tanya Jaejoong.
“Ani, aku menngatakan padanya bahwa aku akan membicarakan hal ini dengan oppa terlebih dahulu, dan dia menyetujuinya”
“Bagaimana kau bisa bertemu dengannya?” tanya Jaejoong bernapas lega.
“Aku dan gege pergi ke cafe milik Leeteuk oppa, dan saat disana tiba-tiba dia memulukku dari belakang, karena terkejut aku spontan menamparnya” jawab Jiyoo cemberut jika mengingat kejadian siang tadi.
“Hahahaha.....” tawa Jaejoong meledak.
“Kenapa oppa malah tertawa” sahut Jiyoo kesal dengan kakaknya.
“Oke oke... pfffttt... mian, dia melakukan itu pasti mengira kau adalah aku”
“Hm,”
“Lalu?”
“Tentu saja aku memarahinya, kesempatan untuk memukulnya lagi sebagai balasan atas apa yang ia lakukan pada oppa”
“Bilang saja itu alasanmu karena kau ingun memukulnya lagi kan”
“Heheheeh”
“Dasar”
“Jadi, apa oppa mau bertemu dengannya? Batasnya hanya sampai lusa, karena dia ingin bertemu denganmu secepatnya”
“Aku tidak tahu, aku masih takut jika dia akan membenciku” jawab Jaejoong ragu.
“Sepertinya tidak oppa?”
“Eh?”
“Kemarin aku melihat dengan mata kepalaku sendiri oppa, bagaimana rupa Yunho oppa sekarang, dia benar-benar kacau bahkan wajahnya terlihat sedikit lebih tirus dari dulu dan dia memiliki kantong mata seperti kurang tidur. Aku juga sempat berkirim sms dengan Junsu oppa, katanya Yunho oppa sering keluar masuk rumah sakit karena makannya tidak teratur”
“Mwo? Benarkah itu?”
“Ne, kalau oppa tidak percaya tanyakan langsung pada Leeteuk hyung”

“Jadi?” tambahnya.
“Baiklah”
“Oppa yakin?”
“Ne, tapi kita juga harus membicarakan hal ini dengan appa dan eomma”
“Baiklah aku akan memberitahu mereka”



Tulus (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang