Tulus Chapter 8 (end)

9.2K 538 22
                                    

Chapter 8

Tuan Kim sudah mendengar penjelasan dari Junsu. Tapi Junsu berbohong untuk bagian dia membantu Tuan Tan dengan alasan jaejoong melarang melibatkan Junsu untuk masalah ini. Kini mereka tahu bahawa Kim Heechul putra mereka memiliki dua orang anak, dan Kim Hankyung adalah Tan Hangeng. Dengan bujukan Nyonya Kim yang menanngis dan ingin bertemu Jaejoong hingga Nyonya Kim jatuh sakit, akhirnya Tuan Kim memutuskan untuk membawa Hangenga k hadapan anak-anaknya.
“Bawa dia ke rumah utama” perintah Tuan Kim pada anak buahnya.



Kini semua orang berkumpul di Manssion Jung. Junsu mengirim pesan pada Yunho dan meminta semua orang berkumpul di rumah karena ada yang ingin bertemu dengan Tuan Tan dan yang lainnya. Jiyoo masih sedikit bingung, baru seminggu yang lalu mereka bertemu dan sekarang mereka mengajak beretemu lagi, rasa marah dan kecewa masih membekas dihatinya. Semua orang kini bertanya-tanya ada hal penting apa sampai Junsu meminta semua orang berkumpul seperti ini. Mereka menunggu dengan gelisah, sampai ucapan seorang maid yang mengatakan bahwa mereka sudah sampai.

“Suie, ada hal penting apa sehingga kau mengumpulkan kami seperti ini?” kata Jaejoong pertama kali menyambut Junsu yang baru tiba di ruang tamu.
“Jaejoong” ucap sebusah suara lain di belakang Junsu, Jaejoong menoleh dan terkejut melihat siapa yang datang.
“Hal-meoni, harabeoji” ucap Jaejoong lirih terbata-bata, semua yang disana juga nampak syok melihat kedatangan Tuan dan Nyonya Kim. Berbeda dengan Jiyoo yang justru membuang muka karena kesal.
“Jaejoong” ucap neneknya lagi lalu lari memeluk Jaejoong, Jaejoong hanya terpaku melihat neneknya yang tiba-tiba menangis dan memeluknya itu dengan sedikit ragu-ragu Jaejoong membalas pelukan neneknya.
“Nenek minta maaf Jaejoong, nenek sungguh bodoh karena menelantarkan kalian setelah kematian eommamu, ini semua kesalahan nenek karena tidak bisa membela kalian” ucap Nyonya Kim sambil terisak dalam pelukan Jaejoong, Jaejoong ikut menangis sedikit tersenyum Jaejoong berkata “Nenek tidak salah apa-apa, ini sudah jalan yang dikehendaki Yang Kuasa” hibur Jaejoong sambil menyeka air mata neneknya.
“Tapi....”
“Sudahlah nenek yang berlalu biarlah berlalu, kita nikmati saja waktu sekarang. Kami tidak marah pada kakek dan nenek kok” ucap Jaejoong tersenyum manis.
“Taeyoon” ucap Nyonya Kim sambil melihat suaminya yang masih setia berdiri di dekat pintu. Tanpa menunggu lama Taeyoon berjalan ke arah Jaejoong, hendak berlutut di hadapan Jaejoong namun Jaejoong mencegahnya. Jaejoong justru menuntun kakeknya ke dalam pelukannya. Semua orang di ruang itu menangis haru, Jiyoo masih saja membuang mukanya, sampai Jaejoong memanggilnya.
“Jiyoo-ya” panggil Jaejoong, Jiyoo masih berdiam dan menangis dalam diam.
“Tidak apa-apa Jae, mungkin Jiyoo masih marah pada kami” ucap Taeyoon.
“Jiyoo Kim” panggil Jaejoong lagi tak menghiraukan ucapan Kakeknya. Jiyoo masih tak bergeming.
“Jiyoo-ya” ucap Kakek Tan, barulah ketika Kakek Tan memanggilnya Jiyoo menghambur ke pelukan kakek dan nenek Kim sambil berurai air mata.
Semua begitu bahagia melihat pemandangan mengharukan hari ini, mereka kemudian bercengkrama sebentar bahkan Jaejoong mengenalkan Changmin dan mengajak Changmin bermain dengan Kakek dan Nenek Kim. Mereka begitu senang dan bahagia.
“Jaejoong dan Jiyoo, kakek kesini juga ingin memberitahu kalian sesuatu...”
“Apa?” potong Jiyoo cepat.
“Ish, kebiasaanmu memotong orang yang sedang berbicara” gumam Jaejoong sedangkan Jiyoo hanya tersenyum.
“Seperti eommanya” sahut Nenek Kim terseyum.
“Ada yang ingin bertemu kalian” ucap Kakek Kim cepat.
“Siapa?” tanya Jaejoong penasaran.
“Junsu, bawa dia masuk” perintah Kakek Kim lalu Junsu pergi sebentar. Tak lama kemudian Junsu kembali bersama seorang pria.
Jaejoong yang melihatnya langsung berdiri sambil menutup mulutnya, Jaejoong tak bisa membendung air matanya lagi. Dia langsung berlari ke arah pria itu dan memeluknya sambi terisak, Jiyoo hanya menatap bingung.
“Appa” bisik Jaejoong ketika memeluk pria itu.
“Jaejoong” ucap pria itu memeluk Jaejoong tak kuasa menahan tagisnya tat kala melihat putranya yang sudah bertahun-tahun dia tinggalkan dan dirindukannya. Jiyoo masih menatap bingung.
“Dia siapa hyung, tampan sekali?” ucap Jiyoo penasaran.
“Jiyoo, kemarilah!” ucap Jaejoong. Jiyoo hanya mendekat.
“Dia adalah Appa” lanjut Jaejoong. Jiyoo terkejut  begitupun dengan keluarga Jung, air mata tak bisa dibendungnya lagi mengalir bagaikan arus sungai yag sudah tidak bisa ditahan lagi, ia berlari, terisak, dan memeluk pria yang selama ini sudah dikiranya meninggal, pria yang selama ini tidak pernah dikenalnya, Appanya.
Hari itu merupakan hari yang bahagia bagi Jaejoog dan Jiyoo, mereka akhirnya bertemu dengan Appanya yang selama ini dikira sudah meninggal bersama eommanya dalam kecelakaan. Kakek Kim menjelaskan semua dari awal. Bahwa sebenarnya Hankyung koma setelah kecelakaan itu, dan baru terbangun 2 tahun yang lalu.
Jaejoong juga bercerita mengenai keluarga kecilnya, dan kehidupan mereka setelah kejadian di masa lalu.
“Nasi sudah menjadi bubur, tidak akan bisa menjadi nasi lagi. Tapi meski menjadi bubur masih enak dimakan kan” ucap Jiyoo mengutip sebuah peribahasa dari novel yang dibacanya ketika Kakek Kim terus saja meminta maaf padanya, Jaejoong, dan Kakek Tan.
“Aigoo, sepupuku ini ternyata sudah besar hem” goda Junsu.
“Yak, Jumma, aku memang sudah besar” ucap Jiyoo kesal.
“Kau masih remaja” sahut Yunho.
“Yak, diam kau oppa beruang” jawab Jiyoo cemberut membuat semua orang disana tertawa melihat perdebatan Jiyoo dengan oppadeul yang menggodanya, bahkan sesekali Kakek Tan juga menimpali menggoda Jiyoo membuat Jiyoo semakin jengkel dengan semuanya dan merengek ke arah ayahnya.
“Appa~~” rengek Jiyoo pada appanya.
“Ne, anak appa memang masih remaja hanya tinggi badannya saja yang melebihi anak seusianya” ucap Appanya membuat Jiyoo makin cemberut dan membuat semua orang tertawa terbahak-bahak. Jiyoo kesal dan menghentakkan kakinya meninggalkan sang Appa yang masih tertawa dan mendekati Changmin.
“Nah Changmin anak baik tidak akan menertawakan imonya kan” ucap Jiyoo pada bayi gembul dipangkuan Jaejoong, Changmin yang tadinya hanya sibuk mengemut jarinya justru tertawa terbahak saat Jiyoo mengajaknya berbicara.
“Hahahaha.... terima saja kalau kau itu masih remaja Jiji” ucap Junsu setelah melihat Changmin justru ikut tertawa, membuat semuanya kembali tertawa. Jiyoo makin kesal karena tidak ada yang membelanya.
“Tidak kok, Jiyoo sudah besar buktinya sudah bisa mencari uang sendiri kan” bela Leeteuk yang saat itu juga sedang berada di manssion Jung. Wajah Jiyoo merona mendengar ia di bela oleh orang yang disukainya.
“Ehem, ada yang sedang di bela kekasih hatinya” goda Junsu.
“Iya, dan melupakan bahwa disini banyak orang” tambah Yunho.
“Yak, apa yang kalian katakan, dasar sirik” ucap Jiyoo.
“Siapa yang sirik, aku bisa bermesraan dengan istriku setiap hari” jawab Yunho, lalu Jiyoo menatap Junsu.
“Apa kau menatapku begitu? Aku juga bisa bermesraan dengan kekasihku jika mau” ucap Junsu tidak mau kalah.
“Memangnya Jumma punya pacar?” tanya Jiyoo.
“Tentu saja punya”
“Siapa? Jumma pasti berbohong karena tidak mau kalah, benarkan?”
“Ish, kau tidak percaya?”
“Tidak, mana ada wanita yang mau bersama manusia lumba-lumba sepertimu Jumma”
“Oke, aku akan memintanya datang kemari” ucap Junsu lalu mengambil ponselnya.
“Datang ke rumah Yunho hyung sekarang juga, 10 menit harus sampai” ucap Junsu pada seseorang di seberang ponselnya.
“Kau memintanya datang dalam 10 menit, memangnya rumahnya di daerah sini?” tanya Yunho.
“Kalian lihat saja samai dia datang” balas Junsu sambil menyeringai.

Tak lama kemudian terdengarlah suara deru mobil di halaman, dan terdengar suara pintu yang dibuka dengan kasar serta suara langkah kaki yang sedang berlari.
“Su-Su ada apa kau meminta ku datang ke rumah Yunho hyung dalam waktu singkat?” ucap orang itu tanpa melihat keadaan.
Krik.... krik.... semua orang diam dan memandang pada orang yang baru saja datang.
“Aku hanya menujukkan pada mereka bahwa aku  juga sudah mempunyai seorang kekasih Park Yoochun dan benar memang tidak ada wanita yang mau jadi kekasihku karena aku sudah jatuj cinta dengan pria berjidat lebar ini” ucap Junsu.

“Kalian....” respon Yunho dan Jaejoong, Tuan Tan hanya diam saja, Tuan dan Nyonya Jung hanya syok sesaat, sementara Tuan dn Nyonya Kim hanya tersenyum malu sambil menoleh ke arah lain seolah-olah tidak melihat kejadian baru saja.
"Oh, astaga, kepalaku mendadak pusing, andai aku masih bayi seperti Changmin tentu aku tidak akan paham dengan ini, oh senangnya kau Changmin” ucap Jiyoo sambil menyandarkan punggungnya di kursi, sementara Changmin menjawab ocehan Jiyoo dengan kekehan ala bayi.
“Jadi kapan Yunho oppa dan eonni akan melangsungkan pernikahan secara gereja?” tambah Jiyoo tiba-tiba.
“Yak!! Jiyoo-ya kenapa kau malah membahas itu?” ucap Jaejoong.
“Aku tidak sabar melihat eonni menggunakan gaun lalu berjalan ke altar, tentu eonni akan terlihat cantik”
“Aku tidak akan memakai gaun”
“Menurutmu Boojae cocok menggunakan gaun Jiyoo-ya?” tanya Yunho megabaikan Jaejoong.
“Tentu saja, dia pasti kelihatan cantik, kau setuju oppa?” tanya Jiyoo pada Yunho.
“Hem, akan kupikirkan” jawab Yunho.
“Yak Yunnie” ucap Jaejoong malu, membuat semua teraenyum.
-
-
-
-
Di sebuah ruangan yang berhiaskan bunga lili dan mawar mewar bertebuaran, seorag namja cantik digandeng ayahnya yang tak kalah tampan, di depan sana tengah menunggu seorang namja tampan dan gagah yang tersenyum manis kepada namja yang kini berjalan ke arahnya. Namja itu mengulurkan tangannya ke arah namja cantik yang kini sudah berada di hadapannya.

“Jung Yunho, bersediakah Anda menerima Kim Jaejoong sebagai istri dalam suka maupun duka, dalam suka maupun susah, dalam sehat maupun sakit?” tanya pendeta.
“Ya, saya bersedia” ucap Yunho yakin.

“Kim Jaejoong, bersediakah Anda menerima Jung Yunho sebagai suami dalam suka maupun duka, dalam suka maupun susah, dalam sehat maupun sakit?” tanya pendeta.
“Ya, saya bersedia” jawab Jaejoong.

“Kini kalian resmi menjadi sepasang suami istri” ucap pendeta, lalu Yunho menatap Jaejoong dan mengecup singkat bibir Jaejoong dan menatap ke tamu undangan mereka. Disana ada keluarga besar Jung, keluarga besar Kim, keluarga besar Tan, dan Jiyoo, Changmin, serta teman-teman YunJae.
Hari itu merupakan hari bahagia bagi kedua pasangan itu. Semua yang terjadi di masa lalu kini hanyalah menjadi kenangan. Kini mereka siap untuk membina keluarga kecil mereka.



The End

Terima kasih untuk para reader ^^
Terima kasih juga yang udah ngasih vote nya *bow*

Maaf ya kalo banyak typo di cerita... ^^v heheheh

Yups..
Sekian cerita Yunjae ...
Tunggu cerita selanjutnya -yang mau baca aja-

Pai pai

Tulus (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang