PART 11

1.5K 101 15
                                    

London, 18 januari.

"Babyyyyy.... Tolong ambil bolanya...."

Donghae hanya tersenyum melihat kearah namja yang memanggilnya. Ia berjalan menuju dimana bola sepak itu berada, setelah sepasang kaki mungil menendangnyantak begitu jauh.

Ia mengambil perlahan dengan kedua tangannya. Dengan langkah kecil, sang malaikat manis menghampirinya. Donghae memberikan bola itu pada makluk manis yang tingginya hanya beberapa inch didepannya.

"Gomawo daddy..."

Sekali lagi, namja angelic itu tersenyum. Tangannya terulur membelai namja yang memanggilnya daddy itu. Sang namja kecil kemudian berlari menjauh dari donghae.

"Appa, ayo kita main lagi...."
"Appa sudah lelah haru ya, kau main sendiri ya, appa istirahat sebentar"

Namja kecil yang bernama haru itu hanya bisa mempoutkan bibir mungilnya. Namun, ia mengangguk, dan kemudian asyik sendiri memainkan bola ditangannya. Kaki lincahnya sesekali menendang bola itu.

Hyukjae tersenyum melihat kelakukan haru yang ia pikir sangat menggemaskan.

"Dia mirip denganmu"

Hyukjae sedikit terkejut mendapati suara donghae yang sudah berdiri disampingnya.

"Dia juga mirip denganmu. Kenapa dia lebih menyukai sepak bola dibanding dance?"
"Kenapa tidak kau tanyakan padanya?"
"Aku sudah pernah menanyakannya, Dan kau tahu apa jawabannya? aku lebih tertantang menjadi bintang lapangan dibanding bintang panggung yang luasnya tidak ada seperempat dari lapangan tenis"
"Hahahaha, lalu kenapa kau tanyakan padaku kalau kau sudah tahu jawabannya?"
"Ck, aku hanya ingin tahu jawabanmu"

Donghae menatap mata hyukjae yang juga menatapnya.

"Karena....,, dia sangat mirip denganmu Lee hyukjae"
"Kalau dia mirip aku, dia akan memilih dance"
"Anio...."

Donghae menggeleng.

"Dia sangat menyukai tantangan. Baginya menaklukkan dance lebih mudah dibanding menaklukkan bola yang tidak bisa ia genggam meski menggunakan kedua tangannya. Ia punya caranya sendiri untuk menang hyuk"
"Heyyyy dia baru 5 tahun hae"
"Karena itu, aku bisa memahami apa yang dia pikirkan"

Hyukjae hanya bisa menganga mendengar perkataan namja yang sudah 6 tahun ia nikahi itu.

"Hah, aku tidak percaya selama ini aku menjadi pedofil dan menikahi namja berumur 5 tahun"

Donghae tak menghiraukan perkataan hyukjae, meski ia mendengarnya. Ia berjalan menuju bangku disisi taman itu. Ditumpuknya kakinya sambil mengamati putra kesayangannya yang sedang memainkan bola dikaki mungilnya dengan lincah. Sesekali meski terjatuh, Lee haru , nama putranya itu, tidak menangis atau merasa kesakitan. Dengan semangat, ia bangkit dan kembali menggiring bola sebisanya.

"Tak terasa sudah 6 tahun hae"
"5 tahun 6 bulan tepatnya!"
"Nde, apa kau tidak merindukan Korea?"

Donghae menoleh.

"Meski 10 bahkan 100 tahun aku disini, hatiku masih tetap milik korea hyuk. Bagaimana aku tidak merindukan tempat kelahiranku? Eomma, donghwa hyung, keluargamu, super junior, dan yang pasti elf."

Mata donghae mulai berkaca. Hyukjae mengulurkan tangannya, memeluk tubuh babynya untuk menenangkan namja rapuh itu.

"Its OK, I'm fine"
"Kau boleh menangis"
"Hahaha, aku tidak mau haru melihatku menangis"
"Baby, bagaimana kalau kita membawa haru ke Korea?"

THE DAY WILL COME (BOY X BOY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang