Ketika hujan beradu dengan tanah
Laksana hati tertusuk duri
Semakin deras...semakin deras...semakin deras
Bunyinya brisik sirik ditelinga
Tak ada yang tahu kapan ujungnya
Sekarang malah menggema dalam pikiranku
Wahai hujan...
Tidak kah kau bosan?
Hujan menjawab "tidak"
Ku bertanya pada awan pucat
Apakah kau bersedih?
Awan pucat menjawab "ya"
Kemudian aku bertanya lagi
Awan pucat kenapa gerangan engkau bersedih?
Awan pucat pun menjawab,
"Karena bumi telah mematahkan hatiku,
Sekarang biar bumi menerima air mataku"Sajingan besar,
1-1-16
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku
PoetryHidup terlalu sederhana untuk dilalui Hidup tak melulu tentang aku kamu dia dan mereka Kadang hidup butuh 'aku'