Sendu hari membuat matahari bersipu malu memancarkan cahayanya.
Seorang gadis keturunan jawa-bali berumur 16 tahun berjalan disekitar koridor sekolah, membawa tas ransel berwarna hijau tosca yang bergantung dipundaknya, rambut yang selalu kuncir kuda, dan memakai kacamata dibatang hidungnya yang terlihat mancung, tak lupa pula ia mempunyai bulu mata lentik serta lesung pipi yang melengkapi wajah cantiknya itu.
Yaaa, Lollita Nisyatif seorang murid SMA kelas 3 ini melewati koridor sekolah menuju kelasnya.
Setelah didepan kelasnya,
Terlihat seorang gadis lainnya yg sedang sibuk menulis rangkaian puisi seperti biasanya di bangku belakang sudut kelas."Ngerjain apa lagi sih lu sya?"
Hasya Stefanny teman sebangku sekaligus teman dekat Lolli semenjak awal masuk SMA dan sampai sekarang. Hasya seorang gadis tinggi, berkulit putih, berambut coklat, dan terdapat warna biru dibenih matanya itu yang mempercantik wajah gadis keturunan rusia-jawa itu.
"Lagi ngerjain tugas puisi ni buat olimpiade besokk.. gue bingung mau buat gimana."
"Emang tema nya gimana?" Ujar Lolli sambil menyimpan tas di laci meja belajarnya.
"Tentang anak sma sihh. Biasa-biasa nya aja otak gue kagak buntu kayak begini." Gerutuk Hasya kesal.
"Kebiasaan lu aja itu sih. Gue ke wc dulu ya sya" Lolli melangkahkan kaki keluar kelas melewati koridor dan menuruni anak tangga satu persatuu.
Tap.
Tap.
Tap.
Langkah kakinya beradu bersama lantai.Ia melirik jam ditanganya, tinggal beberapa menit bel lonceng sekolah masuk.
Seketika wajah Gadis itu terlihat sedih
Lolli melihat luka memar yang menghiasi disetiap sudut wajah laki-laki didepannya itu.
Lelaki itu menatap sendu ke asal arah."Astaghfirrullah, upal. Kamu berantem lagi?" Lolli menyentuh luka memar di wajah Ricard
Ricard Naufaldo, lelaki 17 tahun keturunan Jepang-sunda yang di panggil Upal oleh Lolli sudah dikenal sejak 2 tahun yang lalu.
Ia sekarang lelaki 17 tahun yang dingin serta acuh tak acuh, sikapnya berubah drastis ntah karena masalah dihidupnya ataukah karena cintanya? Dulu ia sangat digemari oleh anak SMA seangkatannya.
Cowok tinggi, bermata coklat, ber-alis tebal, serta ia juga dijuluki pangeran berbakat, selain pintar dikelas ia juga ketua osis yg adil dan penyayang, itu duluuu.
Sekarang? 180derajat berubah.
"Peduli apa lagi lo sama gue?" Ricard menepiskan tangan lolli dari mukanya.
"Kamu tuh ya. Dibilangin jangan berantem, Tetep aja masih berantem. Aku peduli sama kamu karna kamu udah aku anggap abang kandung sendiri"
meskipun seangkatan, Lolli dan Richard,memiliki umur berbeda terpaut 1 tahun.
Yapp Ricard yang lebih tua setahun dan Lolli setahun lebih muda.
"Iya kamu anggap aku abang. Sedangkan aku?" Mata coklat milik Ricard menatap benih mata Lolli.
"Aku sayang sama kamu fal. Jangan kayak gini please, kedengaran nya memang jijik, tapi sungguh aku gak mau ngeliat kamu berantem mulu sama geng kamu yang gak jelas itu"
Lolli memang benci terhadap Richard Naufaldo yang sekarang ini. dibalik kebencian, dia diam-diam peduli dengan Richard dari kejauhan.
Setahun belakangan ini Richard memang suka berantem gak jelas. ntah apakah masalah hingga Richard berubah tersebut?
"Minggir gue mau lewat" ucapan acuh tak acuh dari lelaki tersebut membuat Lolli sakit hati.
Gadis itu sangat rindu akan Richard yang dulu.Seorang ketos yang penyayang, dan terlebih richard yang dulu sangat peduli akan sosok Lollita Nisyatif.
----
Disetiap masa nampaknya selalu ada saat yang sulit untuk berbicara, tapi tidak gampang untuk diam.
Diluar pintu kelas, pada saat seperti ini, hanya ada mendung, atau hujan, atau pun keheningan. Semuanya pun hanya teka-teki.
"Lollita Nisyatif, apa itu kepanjangan dari Permesta?"
Suara perempuan paruh baya telah membuyarkan lamunan gadis berkacama itu.
"Perjuangan rakyat semesta, li" bisik Hasya mencoba membantu Lolli untuk menjawab petanyaan dari ibu Sumarti,
guru sejarah dan lumayan baik di deretan guru SMA Tunas bangsa ini."Perjuangan rakyat seindonesia, bu" jawab Lolli ragu.
"Yaelah elu gak punya telinga atau congek sih lii" umpat hasya kesall.
"Makanya kalo ibu lagi menerangkan jangan melamun ya Lollita!"
Mendengar perkataan bu sumarti barusan membuat Lollita langsung meng-iyakan sambil menganggukkan kepalanya.
"Mikirin si Ralifiqry lagi lo, li?" Umpat hasya pelan.
"Apaan sih lo.dukun aja bukan, maen enak jidat aja lu dah." Jawab Lolli kesal,
Pasalnya ia hanya memikirkan Ricard, lelaki yang selalu menemaninya,Yang tlah berubah 6 bulan terakhir.
Ntah apa yang menjadi alasan dari lelaki itu."Yaa tapikan lo masih aja suka sama dia dari dulu sampe sekarang, sampe mati, sampe kiamat"
pletak,
Kini Hasya menjitak jidat Lolli dengan kekuatan batinnya.
"Awwww"
Lolli meringis kesakitan, jidatnya terlihat memerah "orang suka gimana dong?lagian nih ya--"
Lolli hanya pasrah, melihat Hasya kembali mengomel seperti induk ayam yang mau beranak.
"Lu tolol apa bego apa gila apa kena hipnotis sih sama si Ralifiqkry? Udah gue bilangin move on aja, move, cari hati yang nerima lu apa adanya bukan ada apanya"
omelan Hasya membuat Lolli membisu, telinga milik Lolli sudah terbiasa terkena suara cempreng milik sahabatnya itu.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Pelangi dan Mendung [Repost]
Teen FictionSeperti udara, aku mengagumimu, selalu terikat ruang. Seperti cuaca, aku menyukaimu selalu terikat waktu. Seperti mendung, aku membencimu, sewaktu-waktu. -f Lolli menatap diluar jendela dari kamarnya. Diluar sana cuaca terlihat mendung. Apakah seben...