“COBA lo bilang ke semua orang yang ada disini termasuk cewek lo, kalo lo emang cinta sama dia. Selama ini lo gak pernah memproklamasikan diri pada orang-orang kalo lo emang beneran cinta dan sayang sama cewek lo.” Bagas tersenyum sambil kembali bersedekap.
“Ya. Lo gak pernah bilang kalo lo cinta sama gue. Gue juga gak pernah dengar lo bilang cinta ke mantan-mantan lo sebelumnya termasuk Kinar dan Hana. Sekarang apa lo cinta sama cewek lo? Apa karena nama cewek lo itu Cinta, jadinya lo gak perlu ngucapin cinta lagi ke dia?” Ninda menimpali omongan Bagas.
Secara gak langsung, mereka—Bagas dan Ninda udah bersekongkolan. Di dekat parkiran itu sekarang hanya ada beberapa anak yang berminat menyaksikan pertunjukan entah apa itu.
Aric terdiam. Ia menatap Cinta yang berdiri di sebrangnya. Dia gak pernah sayang dan cinta lagi sama yang namanya Cinta. Gak pernah bisa. Dulu emang iya. Tapi sekarang gak lagi. Dan gak akan pernah bisa.
Cinta mengerjapkan matanya. Aric tersadar dari lamunan ketika melihat Cinta tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Pasti Cinta menyuruh Aric untuk berbicara apa yang sudah mereka bicarakan dari kemarin hari.
Aric menghembuskan napas. “Gue emang cinta sama Cinta.” Kata Aric dengan lantang, biar semua dengar. Biar telinga Bagas dan Ninda itu puas. “Tapi hanya sebatas saudara. Gue udah nganggap dia sebagai adek gue. Karena gue kayaknya udah jatuh cinta dengan cewek yang namanya Kinar.”
Semua hening. Muka orang-orang disana mengeras. Gak tau kenapa. Hanya Cinta yang tersenyum mendukung Aric. Mau gak mau Aric tersenyum. Tapi senyumnya langsung menghilang ketika menyadari jika seseorang tak ada lagi di sekitarnya.
“Kinar mana?” Tanya Aric pada Jasmine yang berdiri di belakang Cinta. Tadi kan Kinar ada di samping Cinta.
Jasmine mengerjapkan matanya dan menoleh kanan kiri untuk mencari Kinar. Ia pun mengangkat bahunya. “Eliza juga gak ada. Mungkin mereka pergi.”
Aric mendengus dan mengacak-acak rambutnya. Di saat pengakuan penting kayak tadi itu, Kinar malah gak ada.
-----------------------------------------------------------------------------
Aric mematikan mesin mobil. Lalu ia segera keluar dari mobil dan menekan tombol kunci otomatis di kunci mobil. Dengan langkah lebar, ia memasuki café itu. Dia udah janjian dengan seseorang di café itu.
Di dalam café, Aric celingukan mencari seseorang.
“Disini!”
Aric membalikkan badannya dan menemukan Cinta yang tengah melambaikan tangan padanya. Aric pun menghampiri Cinta dan duduk di hadapannnya.
Mereka pun memesan pesanan mereka. Awalnya mereka berbicara tentang Vivid. Entah gimana Cinta membawa Aric ke dalam percakapan tentang Vivid.
Aric mengaduk jus pesanannya yang udah datang daritadi dan duduk gak tenang di kursinya. Ia melirik Cinta yang sedang menyeruput cappucinno.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATIONSHIT
Teen FictionKetika Kinar dan Aric sama-sama saling jatuh cinta pada akhirnya, tetapi sesuatu menghalangi mereka dan membuat cinta itu mengambang di udara.