SEKARANG adalah harinya. Hari dimana diselenggarakan acara perpisahan bagi kelas 3 SMA. Ya anak kelas 1 sama 2 sih boleh ikutan. Cuma mereka ya berkostum dengan seragam batik sekolah. Kalo anak kelas 3 kan pake baju kebaya sama jas tuxedo.
Aric sedaritadi mondar-mandir di depan gedung. Beberapa temannya udah masuk ke dalam gedung tempat perpisahan. Ada yang menyapa. Ada yang ngajak masuk ke dalam gedung barengan. Ada yang nanya kenapa mondar-mandir kebingungan. Tapi Aric menjawab itu semua dengan sebuah senyuman paksaan.
Muncullah dua orang cewek yang mengenakan kebaya merah tua dan biru gelap. Mereka asik berbincang hingga sampai ke pintu gedung, Aric menahan mereka.
"Beh, Ric. Makin cakep aja lo pake tuxedo." Cengir Jasmine. "Gue deg-deg-an nih. Lo udah pake tuxedo. Gue udah pake kebaya. Tinggal cari penghulu sama jalanin akad nikahnya aja."
Eliza menyikut lengan Jasmine. "Ih, apaan sih lo. Lihat tuh mukanya udah berantakan gitu. Dia gak naksir elo kali, Jas."
Aric gak menganggap serius perbincangan kedua cewek itu. "Mana temen kalian? Si Kinar?"
Jasmine yang tadinya cengar-cengir, langsung mingkem. Eliza ikut diam.
"Mungkin dia rada telatan. Mungkin dandannya masih lama." Kata Eliza. "Ya udah yuk. Kita masuk aja. Acaranya juga mau mulai nih. Entar telat lho."
"Tapi Kinar kan belom datang, Za." Aric tetap ngotot.
"Gue tau dia pasangan lo di pesta perpisahan ini. Tapi kalo dia gak datang, gue mau kok jadi pasangan lo." Kata Jasmine cengengesan. "Nanti Kinar pasti dateng kok. Dia kan udah janji. Masuk yuk. Kita tunggu nona satu itu di dalem aja. Tuh kepala sekolah juga udah manggil-manggil."
Aric pun pasrah diseret masuk oleh dua cewek itu.
-----------------------------------------------------------------------------------
Acara perpisahan udah dimulai sejak hampir sejam yang lalu. Semuanya gembira. Minus Aric. Ia gelisah. Gak tenang duduk di bangkunya. Sekarang acaranya adalah pemberian medali bagi siswa kelas 3. Aric yang udah dapat medali-karena namanya huruf A jadi paling awal-kini hanya menatap panggung dengan gelisah.
Sekarang udah siswa yang namanya huruf J ke panggung untuk nerima medali. Aric masih gak tenang di bangku. Berkali-kali ia mengganti posisi duduk sampai membuat teman sebelahnya agak bingung.
"Selanjutnya..." suara MC menggelora di gedung. "Jasmine Syarinda. Kelas 3 IPA-2. Dengan orang tua Bapak Daniel dan Nyonya Lilian."
Jasmine naik ke atas panggung dengan berjalan anggun. Ia berhenti di depan walikota yang segera mengalungkan medali ke lehernya. Lalu Jasmine berhenti lagi di depan seorang pejabat yang merupakan ketua yayasan untuk menjabat tangan beliau. Dan akhirnya Jasmine berhenti lagi di depan Kepala Sekolah untuk menjabat tangannya juga. Jasmine pun segera turun dari panggung dan kembali duduk di bangku semula.
MC pun melanjutkan lagi pembacaan nama-nama siswa yang namanya masih berhuruf J. Aric makin gak tenang. Sesekali ia melirik ke belakang lewat bahu, untuk melihat, tapi tidak berhasil. Karena terlalu jauh dan siswa yang namanya huruf A juga agak banyak.
Kini MC sedang membacakan siswa yang namanya berhuruf K.
"Mari kita lanjutkan. Kellyandra Putri. Kelas 3 IPS-2......"
Aric menggerakkan kakinya. Matanya masih terpaku pada panggung.
"Dan berikutnya adalah Kinara Misya Nuraini..."
Deg! Jantung Aric berdetak tak keruan mendengar nama itu disebutkan. Nafasnya mendadak tercekat. Matanya makin tajam menatap panggung.
"... Kelas 3 IPA-2. Dengan orang tua Bapak Arjuna dan Nyonya Intan Akilla. Yang kali ini Kinara tidak bisa datang karena ada urusan mendadak yang sangat penting sekali. Dan orang tuanya juga tidak datang. Mohon bagi wali kelasnya agar bisa mewakili Kinara untuk mengambil medalinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATIONSHIT
Teen FictionKetika Kinar dan Aric sama-sama saling jatuh cinta pada akhirnya, tetapi sesuatu menghalangi mereka dan membuat cinta itu mengambang di udara.