boneka cinta(?)

83 7 0
                                    

"Aghhh!! Jgn banyak alasan!! Ayo cepat bayarr sisa hutang ayah lo!!"

"Maaf bang, saya benar-benar tidak ada uang untuk saat ini! Karna belum gajian."

"Okee! Lo gajian setiap tanggal brpa??"

"Emm,, tgl 1 bang!"

"Gue kesini setiap tanggal 1! Dan lo!! Jgn banyak alasan lagiii!!!"

"I-iya bang."

Kemudian preman itu pun pergi dari rumah yang diisi oleh seorang anak gadis yang bernama nayya itu.

"Hufft,, alhamdulillah." ucap nayya bersyukur karna preman itu mau bertoleransi dengannya.

"Pokoknya aku harus bekerja lebih keras lagi buat lunasin hutang-hutang ayah!" nayya mencoba menyemangati dirinya sendiri meski ada rasa sedih yang menjalar disekujur tubuhnya karna dia hidup hanya untuk membayar hutang, tapi nayya tetap menerima takdirnya -karna jalan tuhan adalah yang terbaik- kalimat itulah yang membuat nayya selalu sabar menghadapi segala cobaan yang menderanya.

Nayya kemudian masuk kedalam rumahnya seorang diri, lalu ia memasak mie rebus sebagai makan malamnya hari ini karna ia tidak sanggup membeli makanan direstoran yang terbilang mahal, dengan gaji pas-pasan ia hanya akan membeli beras, mie instan dan telur. Nayya mencoba tersenyum palsu menyaksikan kehidupannya yang mungkin sangat menyedihkan.

° ° ° °

Pagi telah menyingsing, Mentari pun sudah menampakkan dirinya dengan jelas, sinarnya mulai merombak kesegala celah yang bisa ditembus, termasuk ke jendela salah satu manusia ciptaan tuhan yang tak kunjung juga beranjak dari ranjangnya, padahal bundanya sudah berteriak-teriak sedari tadi sehingga tenggorokannya sudah mau meledak.

"AGAAAMMMMMM!!!!!!" teriakan yang terdengar entah untuk beberapa kalinya dikamar cowok yang bernama agam tersebut.

"AYOOO BANGUNN!!! INI UDAH JAM SETENGAH TUJUH LOOOHHHH!!!" teriakan kali ini sungguh menggelegar dari mulut wanita paruh baya yang pastinya adalah ibunda dari agam.

"Iyaa bunn!! Baru juga setengah tujuh!" agam menjawab dengan santai sambil kembali menarik selimutnya sampai ke Puncak kepalanya.

Tapi tiba-tiba agam teringat sesuatu...
setengah tujuh? Padahal sekolahnya akan masuk pukul 7 kurang 15 menit.

"tunggu...tunggu!! SETENGAH TUJUH? BUNDA BILANG SETENGAH TUJUH? BUNDA PASTI BECANDA!!" ucap agam dengan nada becanda.

Tania -bunda agam- yang merasa geram dengan kelakuan anak bungsunya itu mengambil jam weker yang bertengger Indah di atas nakas agam, dan langsung menyodorkan jam tersebut tepat didepan mata agam, seketika mata agam terbelalak melihat kenyataan yang baru saja terjadi kepada dirinya.

"BUNDAAA!!! KENAPA BARU BANGUNIN AGAMM?? AGAM PASTI TELATTT BUNN!!!" tanpa babibu lagi agam langsung saja melompat dari ranjangnya menuju kamar mandi.

"Makan tuh tidur! Tenggorokan bunda udh mau meledak buat bangunin kamu, eh gataunya malah ngoroknya makin kenceng." bunda berujar santai lalu melenggang ke ruang tamu yang sudah diisi dengan 3 laki-laki yang sedang sibuk bercengkrama.

Agam panik bukan karna ia takut kena hukuman dari guru-guru penunggu piket, tapi karna dia hampir tidak pernah telat sama sekali selama hampir 2 tahun. Ia tidak mau popularitasnya sebagai -boy came fast- nya tercemar.

Tidak sampai sepuluh menit, agam sudah rapi dengan seragam SMA taruna yang menjadi identitasnya, lalu memakai sepatu vans, dan kemudian mengambil tasnya yang tergeletak Indah diatas ranjang, tak lupa sedikit mengoleskan minyak rambut ke kerambutnya dan mengacaknya asal.

Can I Love You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang