Chapt 6

615 31 5
                                    

Dilanka menatap nyalang pintu rumahnya. tanpa ba-bi-bu, ia mendobrak. ditemukannya Fero ter-engah engah.

'what's wrong?' tanyanya sembari membantu Fero berdiri.

'Dia datang, tuan. maafkan hamba yg lalai'

'DIMANA DIA?!' bentaknya.

'di...atas...di..ka..mar..tuann...' Fero pingsan ditempat, membuat Dilanka berlari menuju kamarnya.

sampai diatas, didobraknya pintu kamarnya, dan benar saja, dia ada disana.

'mau ngapain lo kesini, bajingan!' ujarnya.

'i just want to see you, tapi pelayan lo yg ribet itu ganggu gue! jadi gue kasih pelajaran dikit gak pa-pa kali ya?'

'lo bener-bener anjing!' ujar Dilanka.

'lo lebih anjing! lo udah bikin Mama meninggal!' ujarnya sarkastik.

'PERLU LO KETAHUI, MAMA MENINGGAL BUKAN GARA-GARA GUE! DAN LO, LO CUMA ABANG GAK TAU DIRI! PERGI GITU AJA SAAT PAPA SENDIRIAN!' Dilanka benar-benar kalap saat itu.

tak disangka, Arta, Deva, dan Romeo mendobrak masuk ke kamar Dilanka.
kedua cowok yg sedang beradu argumen itu pun menoleh sesaat.

'Udah woy berenti!' ujar Arta.

'mending lo pergi dari sini!'
ujar Romeo.

'lo siapa ngusir gue?' ujar cowok itu.

'udah mending lo pergi!' sergah Deva.

'oke, gue pergi dari sini. tapi inget, gue bakal bikin lo nyesel, Dilanka!' ujarnya. ia kemudian pergi dari kamar Dilanka dan juga pergi dari rumah itu.

'ayo ka, kita kebawah aja, kasian Fero' Deva memapah kawannya itu keluar.

20 menit kemudian, Darius pulang dan menemukan kondisi rumah berantakan. ia lantas berlari masuk menemui putra-nya.
ditemukannya Dilanka sedang ditenangkan oleh teman-temannya.

'ada apa ini?!' ujar Darius.

'dia kembali, Pa.' Dilanka menghela nafas.

'APA?! mau apa lagi anak tidak tau diri itu?!'

'i don't know.'

'sudah, Arta, Deva, Romeo, kalian pulang saja. ini sudah sangat malam. kalian besok sekolah.'

'iya om, kami pamit' ujar Romeo.

'iya, Ka? udah jangan dipikirin.' Arta kembali menghibur kawannya.

'kita pamit om.' Deva kemudian menyalami tangan Darius disusul oleh Arta dan Romeo.

Setelah ketiga sahabatnya pulang, barulah Dilanka membuka suaranya.

'Pa, ini bahaya.' ujarnya.

'papa tau'

'Fero saja dihajarnya, Pa. aku tidak tau kenapa dia bisa kembali kesini.'

'lalu bagaimana keadaan Fero?'

'tadi dia pingsan, tapi sekarang udah bangun. dia dikamarnya.' ujar Dilanka.

'baguslah. papa kekamar dulu, kamu istirahat.' Darius kemudian beranjak kekamarnya. meninggalkan Dilanka sendiri.

Dilanka tersenyum. akhirnya ia bisa kembali bicara dengan papa-nya.
Ia kemudian naik keatas, kekamarnya.
dilihatnya jam, sudah jam 1 malam.

'Dinda udah tidur belum ya?' gumamnya.

Ia melihat handphone-nya yg sedaritadi ia noantifkan. saat dinyalakan kembali, manik abu-abu itu terperangah.

Just You, DilankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang