"Masih pagi udah cemberut aja neng."
"Hhmm biarin." Jawabku malas.
"Kenapa sih Zee?" Tanya Rani, penasaran dengan sikap anehku.
"Gapapa lagi ga mood aja."
"Oh iya semalam ka Akbar minta nomor lo Zee katanya penting yaa gue kasih aja lagian gue pikir kan lo juga udah kenal ini sama dia.." Rani menjelaskan lalu nyengir.
"Maaf Zee jangan marah yaa please Zee maaf soalnya semalam dia maksa banget." Rani memasang wajah memelas, rasanya aku jadi ingin tertawa melihat wajah Rani seperti itu.
"Hahaha gue ga marah gara-gara itu kok Ran sumpah deh hehe, yaa cuma gue ga tau nih kenapa ga mood aja gitu." Aku menyunggingkan senyum.
"Heem oke deh."
Rani memang paham benar ketika aku bilang kalau aku tidak mood berarti aku sedang tidak ingin diganggu.
Aku sendiri juga tidak tahu ada apa dengan diriku hari ini yang jelas aku hanya ingin diam.
Kring. Bel berbunyi tanda jam pelajaran dimulai.
***
"Kak Akbar."
"Kak... kak Akbar tunggu kaaa!" Et nih orang denger gak sih masa iya gak denger perasaan aku udah teriak kencang. Aku berlari mengejar kak Akbar yang entah memang tidak dengar atau tidak mau dengar.
Hfftt. Hah hah hah, napasku terengah-engah karena habis berlari.
"Kenapa?" Menatapku dengan tatapan datar.
"Kakak dengar saya manggil gak sih." Aku bertanya dengan sedikit keras karena kesal.
"Udah gak usah banyak protes cepetan ada apa?"
"Buku kak, buku saya mana katanya kakak mau balikin hari ini."
"Oh, gue lupa tadi gue kesiangan soalnya."
Datar. Ya ampun tanpa rasa bersalah sedikit pun dia mengatakan kalau dia lupa. Hfftt.
"Tapi ka saya butuh bukunya, besok ada pelajarannya."
"Besok kan? Ya udah besok gue bawa."
"Tapi kalo kakak lupa lagi gimana?"
"Ya udah terus sekarang mau lo apa?"
"Saya mau buku saya ka."
"Yaudah besok bawel." Langsung meninggalkanku yang hendak protes.
Aargh kzl. Dengan seenak jidatnya dia meninggalkanku.
***
Kring. Bel tanda pulang telah berbunyi.
"Zee hari ini gue ga bawa motor kita naik angkot aja ya." Rani menarik kedua sudut bibirnya selebar mungkin dan membuatnya terlihat manis.
"Yaudah yuk pengen cepet-cepet sampe rumah nih, cacing-cacing di perut udah demo semua wkwk." Candaku sambil mengusap-usap perut.
"Wkwk ada ada aja lo Zee."
Tintin. Ketika aku dan Rani sedang menunggu angkutan umum yang lewat depan sekolah kami tiba-tiba ada yang mengklakson.
"Eh kak Akbar."
"Rani lo mau bareng ga?"
"Gak usah kak gue bareng Sakura."
"Yakin nih ya udah gue duluan ya."
Aku terus menatap punggung kal Akbar sampai sosoknya menghilang dari pandanganku.
"Zee lo liat apaan sih serius banget."
"Enggak kok gue cuma liat jalanan."
"Ooh, tuh udah ada angkotnya ayo Zee."
Aku dan Rani segera naik ke dalam angkutan umum.
Rani turun lebih dulu daripada aku. Waktu yang ditempuh dari sekolah ke rumahku selama 20 menit dengan angkutan umum.***
"Assalamualaikum, bun Zee Zee pulang." Aku berteriak sambil terus memasuki rumahku. Dan ketika bertemu bunda aku langsung mencium punggung tangannya.
"Yaudah ganti baju dulu sana nanti habis itu makan."
"Oke bun."
"Gimana sekolahnya hari ini?" Tanya bunda sambil tersenyum."Yaa gitu bun kaya biasa aja." Jawabku datar.
"Hmm yaudah cepat makan, kamu udah lapar kan..." bunda tersenyum jahil.
"Hehe iya nih bun, selamat makan bunda..."
***
20.30WIB. Setelah selesai mengerjakan pr hari ini aku merasa bingung apa lagi yang harus aku kerjakan. Baca buku. Sudah. Ah iya baca buku pelajaran sosiologi saja.
Aargh, dimana sih bukunyaa. Ah iya kenapa aku bisa sampai lupa sih, bukuku kan masih ada di kak Akbar.
Apa sebaiknya aku line kak Akbar saja ya biar besok dia tidak lupa membawa buku milikku. Mmm tapi tidak usahlah nanti aku dikira modus. Tapi kan aku tidak bermaksud untuk modus yaa jadi aku chat sajalah.
Aku berdebat dengan diriku sendiri. Sampai pada akhirnya aku pun memutuskan untuk mengline kak Akbar.
Sakura Azzahra : kak jangan lupa besok buku saya. Thanks.
Sent. Drrt drrt. Cepat juga kak Akbar balas linenya.
Akbar J Saputra : BAWEL!!!
What? Apa dia bilang bawel. Aarrrghh ngeselin banget si nih oraaang. Awas aja aku akan balas batinku dengan penuh kekesalan.
Tapi ketika aku ingin mengirim pesan balasan padanya, terpaksa harus aku urungkan niatku itu karena ayah baru saja pulang kerja. Sehingga aku harus menghampiri ayah terlebih dahulu.
Setelah aku kembali ke kamarku, mataku terasa sangat berat sekali. Akhirnya aku memutuskan untuk membaringkan tubuhku di kasur dan lama-kelamaan aku pun terlelap.
Desember 2016Maaf ya kalau judulnya ga nyambung sama isi ceritanya hehe
Mohon kritik dan sarannya yaa guys^-^ jangan lupa vomment
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Me (The Big Girl)
Teen FictionIni Aku. Aku yang saat ini bisa berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan. Aku yang bisa mengangkat kepala dan berjalan dengan percaya diri. Aku yang dapat membuat orang-orang terpesona kepadaku. Aku si Pusat Perhatian semua orang. Sampai suatu...