(melody pov.)
Hari di mana maulidin, eh, dyo, ajak aku nonton java jaz pun datang.
Hari sudah sore, dyo bilang dia bakal jemput aku jam 5 sore dan sekarang baru jam 04.45 pm. Masih ada waktu 15 menit untuk siap-siap sambil nunggu dyo dateng.
Aku sudah siap dengan pakai flatsoes, celana jeans, baju kotak hitam dengan garis merah, tas kecil dengan tali yang agak panjang untuk aku menaruh hape milikku, uang dan tongsis. Ntah, untuk apa? Hanya ingin bawa saja.
Kupoles sedikit wajah ini dengan sedikit bedak, lipstick pink agar bibir ku tak terlihat pucat dan aku mengucirkuda rambutku, serta sedikt semprotan parfum wangi frambos. Ok, sudah selesai. Waktunya aku keluar kamar dan menunggu dyo datang.
Tak lama dari aku keluar kamar, ku dengar ada suara motor yang sepertinya berhenti di depan rumah. Aku pun langsung keluar dan memastika kalau itu suara motor dyo yang datang.
Dan ternyata memang benar dyo yang datang, aku lihat dia sedang ngobrol dengan papa. Nggak tau apa yang di obrolin, mungkin juga karena sudah saling kenal. Jadi dyo ada basa-basi dengan papa.
Ku hampiri dyo yang lagi ngobrol sama papa.
"yuks, kita jalan"ku ajak dia yang masih ngobrol dengan papa.
"mau kemana, kamu?" tanya papa. Papa belum tau kalau aku mau nonton java jaz sama dyo.
"mau nonton java jaz, om"jawab dyo.
"oh. Hati-hati, ya?"nasihat papa "jagain anak perawan om"
"haha, siap om" jawab dyo dengan memberi acungan jempol.
"udah ah. Melody pergi ya, pa?" aku cium tangan papa.
"ada duit nggak kamu?" papa tanya masalah sangu aku buat nonton.
"hehe, belum ada" aku ngadahin tangan "minta dong, yang merah 2 lembar"
"jangan yang merah" papa mulai buka dompet dia "yang ijo aja, 2 lembar" ngasih ke aku
"ish, kok yang hijau sih?!" ucapku sok ngambek.
"nanti juga di jajanin sama dyo. Iya nggak, dyo?" papa melihat ke dyo.
"iya om" jawab dyo "nanti melody aku jajanin kok"
"tuh, kan, nanti dyo bakal jajanin kamu. Dah, sana, pergi"papa mendorong tubuhku.
"iya,iya. Dadah papa, aku pergi" aku lambaikan tangan ke papa.
"dadah, om" dyo juga ikut ikutan dadahin papa.
Selama di perjalanan tak ada yang di obrolkan, aku sibuk dengan pandangan sekeliling dan tangan yang berpagut di tubuh dyo. Kalau dyo, sudah tentu dia sedang konsen mengendarai motor supaya baik jalannya.
Sesuai janji dyo, aku di jajanin sama dia. Begitu sampai tempat konser, aku langsung di belikan sosis bakar dan tea bublegume. Dan sekarang dyo traktir aku tiket konser java jaz.
Setelah dyo beli dua tiket, kami nggak langsung masuk buat nonton. Tapi kami nunggu dulu, nunggu fergi dan bagas datang.
Nggak lama, fergi dan bagas datang, tentunya dengan pasangan masing-masing.
Kami ber6 pun masuk dan laangsung nonton dengan tenang, namanya juga konser java jaz. Jadi, nggak ada yang teriak pas para bandnya mulai perform. Kita semua hanyut dalam setipa alunan musik yang band tampilkan, dan dyo. Selama konser berlangsung dia pegang tangan aku terus, bikin aku senyum-senyum nggak jelas, hihi.
Tenang rasanya kalo nonton konser java jaz. Nggak terasa, sekarang konsernya sudah selesai. Dan waktunya kita semua unntuk pulang.
Aku dan dyo misah dengan fergi dan bagas, kita nggak barengan. Selama perjalanan pulang, gak ada obrolan. Kita Cuma diam aja, sama kaya waktu pergi tadi. Mungkin juga karena ngantuk, jadi kita Cuma diam dan gak ada yang diomongi pas di atas motor.
"makasih ya, maulidin dyo djuhandar" ucapku ketika aku sudah turun dari motor dyo, aku sudah sampai di depan rumah.
"iya, sama-sama, melody laksani. Jangan kapok ya, jalan sama dyo"jawab dyo.
"haha, ya nggak lah. Kan kamu tukang ojek aku"kataku bercanda.
"Cuma tukang ojek aja ni? Nggak lebih?" ujar dyo dengan wajah yang dibuat jutek.
"emang mau di anggap apa?" aku tanya dia.
"aku mau yang spesial di hati kamu, mel"jawab dyo.
Aku pasang ekspresi datar "dyo. kita sudah pernah bahas masalah ini"
"tapi, mel, aku itu-" belum sempat dyo ngomong panjang lebar, sudah aku potong.
"aku mohon,yo. Jangan dulu bahas masalah itu" aku langsung ninggalin dyo yang diam di atas motor.
Dulu, dyo pernah bilang dia suka aku dan mau jadi pacar aku. Tapi aku nggak kasih jawaban apa-apa tentang perasaan dia ke aku, aku masih mau berteman dengan dyo. Aku belum bisa jadikan dyo lebih dari sekedar teman untuk saat ini. Tapi, untuk di bilang hanya sekedar hubungan temanpun, rasanya tidak jika di lihat. Aku dan dyo malah terlihat seperti sepasang kekasih.
Oh, ini mungkin yang di namakan teman rasa pacaran.
Sudah ah, dari pada mikirin tentang hubunganku dengan dyo. Lebih baik aku tidur sekarang, toh sekarang sudah jam 12 malam.
-00-
kalau ada melihat ada nama cast yang lain, maafkan lah. karena cast awal cerita ini bukanlah Melids.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Teman
Fanfictak akan pernah ada hubunngan persahabatan antara laki-laki dan perempuan, yang ada hanya hubungan sebatas teman.