"Eeeeee... Dasar ya lu, untung gue gak mati. Gue sump.... ""Eh.. ada cogan Na," lanjut Nana dengan mata berbinarnya, Rain yang melihatnya memutarkan bola matanya. Dia sudah sangat tahu bagaimana sifat Nana.
"Kalau lihat yang cakep aja langsung berubah," ucap Rain dalam hati.
"Sorry sorry, lo gak kenapa-napa kan?," ucap cowok tadi sambil turun dari sepedanya.
"G-gak kenapa-napa kok," jawab Nana gugup.
"Inget ada Gaga, Na." Bisik Rain yang membuat Nana langsung gelagapan kayak orang gila.
"MANA GAGA, MATI GUE KALAU SAMPAI DI LIHAT SAMA DIA." Serunya histeris, Rain hanya terkikik geli melihat kelakuan sahabatnya ini.
"Gue bercanda lagi Na," ucap Rain dengan muka datarnya.
"Ello yahh," jawab Nana sambil menjitak kepala Rain.
Tanpa mereka sadari ada orang yang tertawa melihat kelakuan dua sejoli tersebut.
"Hahaha... kalian lucu yah," ucap cowok tadi. Rain dan Nana hanya saling tatap mendengar perkataan dari cowok tersebut.
"Kalau gitu gue duluan ya, sekali lagi sorry ya." Ucapnya yang di jawab dengan anggukan dan senyuman dari Nana, Rain hanya diam dan menatap kepergian cowok tersebut.
Setelah kejadian tadi, mereka memutuskan untuk membeli ice cream di kedai ice cream yang ada di dekat taman. Rain mengambil rasa strawbery dan Nana mengambil rasa vanilla, setelah itu mereka duduk di bangku taman dan menikmati ice cream mereka masing-masing.
"Orang tua lo kapan balik Rain?," satu pertanyaan yang keluar dari bibir Nana, membuat Rain menoleh dan mimik mukanya langsung berubah sedih. Nana yang menyadarinya merutuki dirinya karena salah memberikan pertanyaan kepada Rain.
"Sorry Rain, gue nggak bermaksud buat nanya lo kayak gitu." Ucapnya meminta maaf.
"Nggak apa-apa kok, lagian gue udah terbiasa dengan ketidak adaannya mereka." Jawab Rain tanpa menatap Nana, jelas di matanya ada sebuah air bening yang siap jatuh jika saja Rain mengedipkan matanya.
"Sekali lagi gue minta maaf ya Rain," ucapnya lagi dan memeluk Rain.
"Iya, gue maafin." Jawabnya dan membalas pelukan Nana.
"Kita balik aja yuk," ajak Rain yang sudah capek karena tadi lari mengelilingi taman tersebut.
"Yuk," mereka beranjak dari duduknya dan berjalan menuju rumah Rain.
Nana langsung pulang setelah mengantarkan Rain sampai ke rumahnya, Nana tidak bisa tinggal untuk sekedar minum di rumah Rain karena hari ini dia ada janji dengan Gaga pacarnya.
Rain membaringkan tubuhnya di atas kasur kesayangannya, "capek juga ternyata," ucapnya dalam hati.
Karena merasa baikan Rain pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, di hari liburnya ini dia akan menghabiskan dengan bersantai ria sambil nonton tv dan memakan cemilan kesukaannya. Dengan kaos putih kebesaran dan celana jeans selutut dengan rambutnya yang di cepol asal yang membuat dia tampak terlihat manis, Rain pun turun ke lantai bawah untuk menonton tv setelah mengambil beberapa cemilan dan juga minuman dingin di dapur. Rain duduk di atas karpet berbulu sambil menyandarkan kepalanya pada sofa, sesekali Rain mengganti chanel tv jika tidak sesuai dengan apa yang ingin di tontonnya hari ini. Sebuah suara bel tak memberhentikan aktivitas seorang Rain, karena menurutnya nanti Bi Inah akan membukanya. Tapi, sudah tiga kali bel itu berbunyi tak kunjung ada orang yang membukakan pintu tersebut.
"Bi Inah mana sih?," ucapnya sambil berjalan malas menuju pintu dan membukanya.
"Siapa?," ucapnya datar kepada orang yang di depannya, sekarang posisi orang tersebut membelakangi Rain.
"Eh, gue kira gak ada orang. Baru aja gue mau pulang," jawab lelaki tersebut dengan senyum yang lebar. Satu kata dari Rain untuk lelaki di depannya: tampan. Rain menggelengkan kepalanya menepis pemikirannya yang tadi, dia sangat malu kenapa bisa dengan mudah jatuh kedalam pesona lelaki di depannya padahal dia sudah membangun benteng untuk pertahanannya agar kejadian yang lama tak terulang kembali.
"Ini ada titipan dari mama," Rain hanya menatap bingung melihat lelaki di depannya yang tiba-tiba menyodorkan sebuah tas kecil dan Rain pun dengan kaku mengambilnya.
"Hmm.. Kita belum kenal ya? Nama gue Dewraka Agatha Prasetya, panggil aja Raka atau terserah lo deh.. hehehe," kata Raka sambil mengangkat tangannya untuk bersalaman dengan Rain.
"Rainata Syakila Vanisya,panggil aja Rain." Jawabnya singkat dan menerima uluran tangan Raka dengan singkat.
"Rain?, gue suka HUJAN." Ucapnya dengan senyum manis yang membuat seketika pipi Rain merona kemerahan, dia menggeleng menghilangkan perasaanya.
'Masa gue semudah itu sih jatuh, gak - gak - gak boleh." Ucapnya dalam hati.
"Lo lucu kalau lagi blushing," kata Raka dan langsung mengacak pelan puncuk kepala Rain dengan gemesnya.
'Siapa yang gak jatuh kalau di giniin coba," pikir Rain.
"Gue gak di suruh masuk nih?," ucap Raka yang dengan sigap membuat Rain meminggirkan sedikit posisinya untuk memberi jalan kepada Raka.
'Songong juga nih anak," kata Rain dalam hati.
"Silahkan masuk," suruhnya sopan.
Tanpa basa basi Raka langsung masuk dan duduk di sofa tanpa di persilahkan terlebih dahulu oleh pemilik rumah, Rain yang melihatnya hanya mengernyit heran.
"Cakep sih cakep tapi gak sopan dan songong," gumam Rain dan berjalan menuju ruang tamu.
"Mau minum apa?," ucap Rain dengan nada sopan. Jujur Rain malas untuk meladeni tamu songing ini, tapi apa daya karena Bi Inah gak tau kemana jadi dia yang harus meladeni tamu yang satu ini.
"Gak usah," Raka menggeleng sambil tersenyum kearah Rain. Rain yang melihatnya hanya menatap datar Raka dan langsung duduk di sofa tepat berhadapan dengan Raka.
TING!
Ada sebuah ide yang melintas di kepala Raka, untuk menjahili gadis di depannya.
"Hmm.. gue mau air putih deh," ujarnya dengan senyum jahilnya. Rain yang mendengarnya dengan ogah-ogahan berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air putih, Raka yang melihat itu tersenyum bahagia karena berhasil membuat Rain kesal dengan tindakannya, dia sangat senang melihat ekspresi yang di keluar kan oleh Rain, padahal dia baru saja bertemu. Saat Rain sudah datang dengan segelas air putih di tangannya, Raka langsung mengambil ancang-ancang untuk berdiri.
"Gue balik dulu yah," Raka beranjak dari duduknya yang langsung di hadiahi pelototan oleh Rain.
"Ini airnya gimana?," kesal Rain dengan makhluk di depannya ini.
"Minum aja, gue mau pulang.by," kata Raka dengan senyum kemenangannya.
"Dasar cowok songong, aneh, gak sopan. Pokoknya jelek gak ada cakep-cakepnya," geram Rain dengan muka memerah karena amarahnya dan langsung meneguk habis satu gelas air yang ada di genggamannya.
Mood Rain kali ini benar-benar tidak baik, rencananya untuk bersantai sambil nonton tv dia hentikan karena masih menahan amarah di dalam dirinya. Dengan langkah yang di hentak-hentakkan Rain pun naik ke kamarnya dan membanting pintu, dia sangat kesal dengan manusia yang bernama Raka tadi.
Sedangkan Raka malah tertawa senang setelah keluar dari rumah Rain, dia senang melihat ekspresi jengkel dari Rain. Dia tidak tahu sejak kapan Rain menarik perhatiannya, walaupun dia memang pindah kesini karena keinginan seseorang dan itu semua di peruntuhkan oleh dia kekasih sepupunya yang ternyata tetangga dengannya.
"Dia berubah Raf."
***
Gimana ceritanya?
Tunggu vote and comment kalian guys... 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Dew And Rain
Teen Fiction"Embun tidak akan pernah menjadi hujan, tapi hujan pasti bisa menjadi embun, karena hujan akan jatuh terus-menerus walaupun embun tidak akan pernah bisa mengejar hujan" Semua bermula dari murid baru yang bernama Raka, membuat dunia Rain menjadi beru...