- 05 -

19 2 0
                                    


"AWAS...  RAAAIINNN...."

Teriakan itu membuat Rain menoleh dan seketika semuanya menjadi gelap, Raka yang kaget melihat Rain pingsan, langsung mengangkatnya dan berlari menuju UKS. Untung saja di saat dia masuk masih ada penjaga UKS yang tinggal, Raka menyuruh penjaga UKS untuk menjaga Rain, sementara dia ke kelas untuk memberi tahu bahwa Rain pingsan dan sekalian mengambil tasnya. Raka dengan setianya menjaga Rain yang belum bangun dari pingsannya tadi, Raka mengelus-elus rambut Rain lembut.

"BRAKK!"

"RAIINNN... OH MY GOD!," teriak Nana  saat masuk kedalam UKS.

"Ssstt.... ," ucap Raka dengan menempelkan telunjuknya di bibirnya.

"Sorry, hehehe..."Nana terkekeh menyadari keributannya.

"Lo kok disini? Bukannya masih ada jam pelajaran yah?," tanya Raka penasaran.

"Gue cuma izin ke wc tadi, bohong si sebenarnya, karena gue tujuannya mau lihat keadaan Rain. Hehehe... Rain yah udah gue bilangin jangan banyak gerak, dia itu gak boleh kebentur, jatuh ataupun kecapean." Jelas Nana khawatir melihat keadaan Rain yang pucat diatas tempat tidur UKS.

"Emang Rain kenapa? Dia punya penyakit?," tanya Raka lagi penasaran.

"Eh.. gue keceplosan lagi," gerutunya sambil menjitak kepalanya sendiri, Raka heran melihat perlakuan Nana di depannya.

"Kalau masalah itu gue gak bisa ngasih tau, soalnya itu masalah pribadi Rain. Gue duluan yah, salam buat Rain kalau dia udah bangun. By!." Ucap Nana dan langsung keluar dari ruang UKS.

Raka hanya menatap kepergian Nana dengan kerutan di dahinya, setelah itu dia kembali fokus untuk menjaga Rain. Bel pulang sudah berbunyi, tapi Rain belum bangun juga. Raka yang sedari tadi menjaga Rain, ikut tertidur di samping ranjang.

"Gue dimana?," sadar Rain dengan muka yang masih pucat, Raka yang menyadarinya langsung terbangun.

"Lo udah sadar Rain?. Lo ada yang sakit gak?," tanyanya khawatir dan membantu Rain untuk duduk.

"Kepala gue masih pusing sih," jawabnya sambil memijit kepalanya agar sakitnya hilang.

"Kalau gitu lo istirahat aja di rumah, soalnya pagar sekolah udah mau tutup kayaknya." Kata Raka yang melihat arloji di tangannya yang sudah menunjukkan jam lima sore. Rain mengangguk mengiyakan perkataan dari Raka, menurutnya dia akan lebih nyaman jika di rawat di rumah karena ada Bi Inah yang menjaganya. Raka pun mengambil tasnya dan tas Rain yang ada di atas meja samping sofa UKS, Raka berjongkok dan memakai tas itu di depannya.

"Naik," suruh Raka yang sudah siap untuk menggendong Rain.

"Ah?," kaget Rain.

"Udah naik aja, lo masih sakit kan. Kalau entar lo pingsan lagi gue yang repot,"

Rain dengan ragu naik di atas punggung Raka, senyum Raka merekah saat Rain yang dingin akhirnya mau mengikuti perintahnya. Mereka jalan menuju parkiran sekolah yang sudah sangat sepi, hanya tinggal beberapa kendaraan yang masih parkir tak terkecuali mobil Raka, dengan hati-hati Raka membuka pintu mobilnya dan mendudukkan Rain di kursi penumpang.

"Lo istirahat aja, kalau udah sampai gue bangunin." Ucapnya dan memasang sabuk pengaman kepada Rain, pipi Rain memerah seketika melihat perbuatan Raka kepadanya. Raka yang menyadarinya tersenyum lembut ke Rain dan setelah itu dia melajukan mobilnya keluar dari sekolah, Rain mencoba untuk menutup matanya agar menghilangkan kecanggungan pada dirinya, sedangkan Raka sangat santai membawa mobil, tidak memikirkan efek yang di perbuatnya tadi kepada gadis di sampingnya.

Hanya hening yang tercipta di dalam mobil tersebut, Raka yang fokus mengemudi sedangkan Rain yang sibuk terlelap dalam mimpi, mobil Raka sudah masuk di dalam kompleks perumahan yang dia tinggali dan juga Rain. Raka berhenti di depan rumah yang megah bercat putih, karena tidak ingin membangunkan Rain yang tidurnya sangat tenang, dia pun menggendongnya masuk ke rumah.

Dew And RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang