"Lo?," ucap Rain sambil membersihkan roknya karena tadi di tabrak oleh lelaki yang sekarang berdiri di hadapannya.
"Sorry, sini gue bantu." Uluran tangan Raka cowok yang menabrak Rain di terima dengan sedikit kasar oleh Rain.
"Kalau jalan tu hati-hati," sindir Raka dengan senyum miringnya.
"Yang seharusnya bilang kayak gitu tu gue bukannya lo," dingin Rain menatap sinis Raka dan berjalan melalui Raka yang sedang berdiri dengan senyum kemenangannya.
"Baru pagi-pagi udah ngelihat si cantik marah-marah, bisa banget nih jantung gak karuan detaknya." Ucap Raka dalam hati.
"Perasaan gue gak pernah ngelihat dia, apa segitu gak pekanya gue ama lingkungan sekitar. Orang nyebelin kayak dia aja gue gak tau.. ishh ngeselin sumpah!," gumam Rain dengan langkah cepat agar tidak bertemu dengan Raka si cowok nyebelin.
Sesampainya di kelas Rain dengan muka datarnya langsung duduk di bangkunya, Nana hanya menggelengkan kepalanya karena sudah terbiasa dengan sifat Rain dingin dan datar kayak tripleks.
"Rain?," panggil Nana.
"Hmm," jawab Rain.
"Singkat amat jawabnya neng, gue punya gosip nih." Seru Nana senang dan memperbaiki posisi duduknya menghadap Rain yang sedang sibuk membaca novel kesayangannya.
"Lo tau gak Rain?," tanya Nana antusias.
"Nggak," singkat Rain yang di hadiahi jitakan oleh Nana di kepalanya.
"Aduhhh," ringis Rain sambil mengusap-usap kepalanya yang sebenarnya tidak terlalu sakit.
"Lo sih jawabnya singkat banget," cemberut Nana yang kesal karena sifat Rain tidak pernah berubah.
"Sorry," jawab Rain lagi dengan singkat.
"Isshh.. males sumpah!," dengan kesal Nana yang tadi mau bercerita tentang gosip anak baru yang akan masuk ke kelasnya pun di urungkan karena kesal dengan sifat Rain yang dingin dan datar, walaupun dia sudah terbiasa, tapi jujur dia ingin melihat Rain yang dulu, yang selalu dengan senyum dan tawanya.
"PAK JAMAL DATANG!," teriak salah satu murid sambil berlari yang di ikuti beberapa murid yang masih di luar dan duduk di bangkunya masing-masing.
"Assalamualaikum anak-anak?," ucap Pak Jamal wali kelas XI Ipa 2 sekaligus guru Fisika mereka.
"Waalaikumsalam Pak," jawab murid XI Ipa 2 serempak.
"Kita punya murid baru," kata Pak Jamal yang di hadiahi bisik-bisik tetangga oleh para muridnya.
"Siapa yah?,"
"Cowok apa cewek?,"
"Jangan-jangan yang di gosip itu benar yah,"
Begitulah beberapa bisikan dari para murid, Pak Jamal yang mendengarnya langsung berdehem agar muridnya bisa tenang sedikit.
"Masuk," ucap Pak Jamal sambil menatap pintu yang disana sudah ada cowok dengan tampannya yang luar biasa, dengan rambut hitam dan mata tajamnya yang pasti membuat semua wanita akan terpanah olehnya. Dengan langkah santainya murid baru tersebut masuk dan berdiri di sebelah Pak Jamal.
"Silahkan perkenalkan diri kamu," suruh Pak Jamal dengan senyum ramahnya agar menjadi kesan yang baik bagi murid baru di kelasnya.
"Ehemm.. perkenalkan nama saya Dewraka Agatha Prasetya, panggil aja Raka." Ucapnya dengan senyum yang sangat manis membuat para wanita di kelas ini meleleh dan para lelaki berdecak kesal karena msemiliki saingan baru yang lebih tampan dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dew And Rain
Teen Fiction"Embun tidak akan pernah menjadi hujan, tapi hujan pasti bisa menjadi embun, karena hujan akan jatuh terus-menerus walaupun embun tidak akan pernah bisa mengejar hujan" Semua bermula dari murid baru yang bernama Raka, membuat dunia Rain menjadi beru...