Prolog

85 5 5
                                    

Dengan sangat teliti ia membaca setumpuk potongan-potongan kertas dan berusaha menyambungkan potongan demi potongan hanya untuk mendapatkan sebuah petunjuk dari kasus yang tengah ia pacahkan.

Sesekali mulutnya terbuka lebar untuk menghembuskan hawa ngantuk yang sedari tadi melandanya.

"Ya! Yoo Ahra!, apa kau sudah menemukan petunjuknya?" karena merasa dipanggil ia segera mendongak, menatap seorang laki-laki yang berpenampilan tak jauh berbeda dengannya. Mata merah dengan lingkaran hitam disekelilingnya, rambut acak-acakan dan bet yang sudah tidak beraturan lagi menggangtung dileher mereka.

Ini sudah biasa mereka alami.

Para keparat itu selalu saja membuat mareka repot. Menambah pekerjaan mereka yang selalu bertambah setiap harinya.

Mereka, para reporter yang harus rela melewatkan jadwal berkeramas,jam makan dan jam tidur hanya untuk mengurusi kasus yang mereka buat.

Tak jarang pula mereka harus rela mengobrak-abrik tong sampah demi mendapatkan secuil informasi dari sekitar tempat kejadian perkara. Bahkan hari ini yang terparah, para koruptor itu sengaja menghancurkan dan memotong-motong kecil berkas yang bisa saja terdapat informasi didalamnya. Dari sekarung potongan kertas yang tadi ia bawa, ia baru berhasil menyusun 2 lembar kertas dengan baik dan benar. Benar-benar sial bukan?

Yoo Ahra adalah seorang reporter berusia 23 tahun yang bekerja khusus mengupas masalah-masalah serius seperti kasus pembunuhan, penganiayaan,peperangan dan kasus korupsi seperti yang sedang dikerjakannya sekarang.

Dia memiliki partner kerja bernama Park Jimin, seorang laki-laki bertubuh mungil namun memiliki suara dan tatapan yang seksi.

Ahra menatap Jimin dengan tatapan teramat lelah. Kemudian menggeleng pelan.
Jimin menghelakan nafas beratnya, lalu mengacak-acak frustasi surai abu-abunya.

Sudah setengah hari mereka berkutat dengan kertas-kertas sialan itu,namun belum juga mendapatkan sedikit informasi apapun mengenai data keuangan negara yang digelapkan oleh salah satu pengusaha sukses asal Korea Selatan, bernama Kim Namjoon.

"Ahhhhh!" teriak Jimin dengan nada yang terdengar sangat frustasi dan putus asa.

Semua orang menatapnya heran. Para reporter lain hanya bisa mencibir mereka dibelakang jika sudah seperti ini. Mereka hanya tidak pernah mengerti bagaimana sulitnya bertugas untuk memecahkan kasus besar yang sudah menjadi tanggung jawab mereka selama 2 tahun terakhir.

"Kau lelah? Istirahat saja, Jim. Biar aku yang menyusunnya." Ucap Ahra lembut seraya menatap prihatin partnernya tersebut.

Ahra sebenarnya bukanlah tipe gadis yang lemah lembut. Hanya saja dia seolah berubah menjadi sosok lain saat berada didekat Jimin.

Ya, Ahra memang menyukai Jimin. Menyukai Busan Boy ini sejak duduk dibangku perkuliahan.

Menurutnya Jimin adalah pria yang manis meskipun cara berbicaranya yang sedikit ketus. Tidak, Jimin hanya berbicara seperti itu hanya kepada Ahra saja. Sedangkan dengan wanita lain dia akan berumah menjadi pria yang manis dengan seribu kata-kata manis dari bibir tebalnya.

Ahra tidak pernah tahu apa yang membuat Jimin seperti itu. Dia selalu berpikir jika Jimin membenci Ahra. Itu saja.

***
Hallo, aku balik lagi bawa karya ke-3 nih.
Gendrenya sedikit berbeda, tapi cast utamanya masih sama. Haha, maklum aku maniak Taehyung soalnya.
Untuk Nope sama Paper Heart masih dilanjut ko.
Keep reading and vomment guys.
Terimakasih^^

- Ssj -
11 Oktober 2016

MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang